ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kecamatan Anggana Ekspor Kepiting Bakau

November 9, 2022 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

ANGGANA – Peluang warga Kecamatan Anggana Kalimantan Timur mengembangkan eksport kepiting bakau sangat besar. Terbukti pada tahun 2021 lalu, daerah ini berhasil  mengekspor kepiting bakau sebanyak 1.800 ton ke berbagai negara. Negara yang menjadi tujuan ekspor kepiting bakau dari Anggana antara lain Singapura, Hongkong, Jepang, dan sedikit ke Australia.

Di tahun 2020 lalu, lanjut ia, ekspor kepiting bakau dari Anggana hanya 195 ton, namun tahun 2021 naik menjadi 1.800 ton, pembididaya bersama nelayan dan eksportir kepiting bangkit dari keterpurukan meski saat itu badai COVID-19 belum benar-benar reda, sedangkan ekspor pada Januari-Agustus 2022 masih 895 ton,” ujar Dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Mulawarman Samarinda Ismail Fahmy Almadi saat menjadi narasumber pelatihan budi daya kepiting di Anggana, Selasa (8/11/2022).

Ekspor kepiting bakau dari Anggana ke sejumlah negara tujuan tersebut anjlok pada 2020 akibat badai COVID-19. Saat itu juga sempat ada isu virus COVID-19 bisa menular melalui ikan atau kepiting yang dikirim antarnegara, sehingga makin lengkap pelemahan ekspor komoditas kepiting.

Ia menjelaskan, besarnya produksi kepiting di Anggana tidak lepas dari tingkat kekayaan kesuburan Delta Mahakam, yakni kawasan itu kaya akan humus atau top soil yang berkumpul di delta.

Tingkat kesuburan ini merupakan peran penting dari aliran Sungai Mahakam yang memiliki panjang 980 km, mengalir mulai dari Kabupaten Mahakam Ulu yang berbatasan dengan Malaysia bagian Timur hingga muara laut yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dari kesuburan yang tinggi tersebut, lanjutnya, kemudian di Delta Mahakam ditumbuhi aneka jenis bakau, sementara kepiting bakau paling suka tinggal di bakau, karena bakau selain menjadi tempat tinggal kepiting juga banyak makanan di sana.

Sedangkan pelatihan budi daya kepiting bakau yang digelar selama tujuh hari pada 7-13 November yang ia dipercaya menjadi salah seorang narasumber, merupakan inovasi teknologi tepat guna (TTG), sehingga kepiting bakau tidak hanya dibudidayakan di empang bakau, tapi juga di dalam ruang maupun di lahan terbatas sekalipun.

Melalui Workshop TTG Budi Daya Kepiting yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim ini, katanya, maka masyarakat bisa lebih meningkatkan produktivitas kepiting.

Peningkatan produksi terjadi karena dengan lahan yang jauh lebih kecil, namun jumlah kepiting yang diternak bisa lebih banyak, bahkan ukuran juga bisa diatur karena budi daya ini menggunakan sistem hidroponik. (*/adv)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.