ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Pemprov Kaltim tingkatkan produksi kepiting melalui pelatihan

November 12, 2022 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

Helvin Syahruddin

SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berupaya meningkatan produksi kepiting bakau di Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, melalui pelatihan budi daya dengan pola teknologi tepat guna, karena pasar ekspor kepiting masih terbuka.

“Kecamatan Anggana merupakan kawasan penghasil kepiting bakau dan sudah merambah pasar ekspor,” ujar Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim Helvin Syahruddin di Samarinda, Jumat (11/11/2022).

Meski Anggana mampu mengekspor kepiting hingga ke Singapura, Hong Kong, Jepang, dan Australia, namun pelaku pembudaya masih belum mampu memenuhi tingginya permintaan pasar dari empat negara tersebut.

Diantara kendalanya adalah kualitas, ukuran minimal 12 cm, dan terkadang kuantitasnya gak mencukupi karena pola budi daya yang belum masif, sehingga pelatihan budi daya kepiting ini bertujuan untuk memenuhi syarat pasar ekpsor tersebut.

Kecamatan Anggana pada 2021 mengekspor kepiting bakau sebanyak 1.800 ton ke berbagai negara, sehingga hal ini menjadi peluang besar bagi warga setempat untuk terus mengembangkan, seiring masih tingginya permintaan pasar.

Ekspor kepiting bakau dari Anggana ke sejumlah negara tujuan tersebut sempat anjlok pada 2020 akibat badai COVID-19, apalagi kala itu juga sempat ada isu bahwa virus COVID-19 bisa menular melalui ikan dan kepiting yang dikirim antarnegara, sehingga makin lengkap pelemahan ekspor komoditas kepiting.

Di tahun 2020, ekspor kepiting bakau dari Anggana hanya 195 ton, namun tahun 2021 naik menjadi 1.800 ton, pembudidaya bersama nelayan dan eksportir kepiting bangkit dari keterpurukan, sedangkan ekspor kepiting pada Januari-Agustus 2022 baru tercatat 895 ton.

Melalui pelatihan budi daya kepiting bakau yang dikemas Workshop TTG selama tujuh hari mulai 7-13 November ini, maka masyarakat bisa lebih meningkatkan produktivitas kepiting, karena tidak hanya budi daya di tambak dan mengambil dari alam atau dari hutan bakau, tapi budi daya dengan cara modern.

“Budi daya secara modern ini adalah sistem hidroponik, yakni sistem budi daya kepiting yang bisa dilakukan di ruang terbatas sekalipun, baik di ruang terbuka maupun ruang tertutup. Melalui sistem ini, maka kualitas dan ukuran bisa diatur dan dilakukan secara berkelanjutan,” ucap Helvin. (*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.