HWK Samarinda tanam 6000 pohon

SAMARINDA–vivaborneo.com, Dukungan masyarakat terhadap kampanye Kaltim Green terus mengalir. Mereka yang sadar tentang pentingnya penghijauan demi masa depan bumi yang lebih baik, memilih segera mengimplementasikanya dalam bentuk gerakan menanam pohon.

“Ide Kaltim Green yang diserukan gubernur adalah gagasan yang sangat baik dan harus kita dukung. Penghijauan sangat penting, bukan hanya untuk kita, tetapi masa depan generasi-generasi setelah kita,” kata Ketua Himpunan Wanita Karya (HWK) Samarinda, Hj. Nur Fadhia usai melakukan penanaman 1000 pohon terembesi di Kecamatan Palaran, Samarinda, Jumat (24/12).

Niat baik Gubernur Awang Faroek dalam kampanye Kaltim Green patut didukung dengan komitmen kuat sesuai kemampuan masyarakat dan elemen-elemen lainnya. Sekuat apapun upaya pemerintah, jika masyarakat tak memberikan dukungan yang seimbang, maka pencapaian Kaltim Hijau pasti akan lebih sulit diwujudkan.

Nur Fadhia memuji langkah pimpinan baru kota Samarinda dalam mendukung Kaltim Green dengan meneruskanya menjadi kampanye Samarinda Green atau Samarinda Hijau. Sebagai warga Samarinda, ia juga berharap agar ibukota provinsi ini kelak akan menjadi icon dari upaya perjuangan untuk menghijaukan kembali Kalimantan Timur.

Upaya yang perlu terus dilanjutkan menurut Nur Fadhia adalah mensosialisasikan gerakan penghijauan agar muncul kesadaran masyarakat tentang pentingnya bumi yang lebih segar dan nyaman. Termasuk membangun kesadaran bahwa mitigasi dan perubahan iklim global hanya akan mampu diredam dengan keseimbangan alam yang lebih baik. Upaya ini sekaligus akan mendukung komitmen nasional untuk mengurangi emisi karbon hingga 26% pada 2020 mendatang.

”Kampanye ini perlu terus dilakukan hingga ke titik dimana masyarakat bermukim. Kesadaran harus benar-benar menyentuh masyarakat,” ujarnya.

Khusus di ibukota provinsi ini, HWK Samarinda merencanakan penanaman sebanyak 6000 pohon yang akan dibagi 1000 pohon tiap kecamatan.

Selain menyerukan dukungan kampanye Kaltim Green, HWK Samarinda juga mengajak masyarakat untuk mendukung program hijau ini, bukan saja dalam bentuk menanam pohon, tetapi juga dengan membuang sampah secara benar dan membersihkan aliran-aliran air di sekitar tempat tinggal mereka.

”Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, kami pikir juga bagian dari bentuk dukungan untuk Kaltim Green dan Kaltim lebih berseri,” beber Nur Fadhia.

Sementara itu, tentang maraknya operasional tambang di sekitar kota yang dituding banyak menimbulkan kerusakan lingkungan dan menyebabkan kian meningkatnya potensi banjir di Samarinda, Nur Fadhia meminta agar perusahaan-perusahaan batubara mempertimbangkan secara cermat faktor kerusakan lingkungan dan resiko-resiko bencana.

”Mereka harus mau membuka mata dan tidak sekadar memburu keuntungan bagi diri mereka dan kelompok-kelompok mereka,” tegas Nur Fadhia. (vb/sul)