ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Festival Erau Adat Kutai Dimulai

July 26, 2009 by  
Filed under Artikel

Share this news

Festival Erau Adat Tempong Tawar Kutai Kartanegara hari ini (26/7) resmi dimulai. Acara ditandai dengan prosesi adat Mendidirikan Tiang ayu yang berlangsung di Keraton Kutai Kartanegara atau yang lebih dikenal masyarakat dengan Museum Mulawarman Tenggarong.

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menyalakan brong tanda dimulainya Festival Adat Tempong Tawar Kutai Kartanegara  (foto : Wied)

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menyalakan brong tanda dimulainya Festival Adat Tempong Tawar Kutai Kartanegara (foto : Wied)

Dalam upacara adat yang dilaksanakan di hadapan Sultan Kutai H Adji Mohammad Salehoeddin II itu, beberapa anggota Kerabat Kesultanan bersama tokoh masyarakat serta Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak dan Pj Bupati Kukar H Sjachruddin menegakkan sebuah Ayu yang disebut Sangkoh Piatu.

Sangkoh Piatu sendiri merupakan senjata Raja pertama Kutai Kartanegara Aji Batara Agung Dewa Sakti yang pada batangnya dikaitkan Tali Juwita dan kain Cinde, janur kuning, daun sirih dan buah pinang yang dibungkus kain kuning.

Menurut Menteri Sekretaris Keraton Kesultanan Kutai yang juga Sekretaris Kabupaten Kukar HAR Gondo Prawiro / Haryanto Bachroel , Tiang Ayu atau Pinang Ayu atau disebut juga Rebak Ayu merupakan lambang kerahayuan. “Dengan dilaksanakannya Mendirikan Ayu ini, maka upacara adat Erau resmi dimulai,” jelasnya.

Usai upacara Mendirikan Ayu, Gubernur Kaltim, Pj Bupati Kukar, Kerabat Kesultanan Kutai, Staf Ahli Menbudpar RI Bidang Ekonomi & Iptek Titin Sukarya serta para undangan menuju Stadion Kudungga Tenggarong Seberang dengan menggunakan kapal KM Naga dan KM Kumala.

“Erau bukan hanya menjadi agenda Kabupaten saja, tetapi telah ditetapkan menjadi agenda Nasional, serta bertujuan mendukung program tahun kunjungan Kaltim (Visit East Borneo 2009),” ujar Sjachruddin dihadapan ribuan masyarakat yang memadati tribun timur stadion Kudungga yang berkapasitas 11 ribu penonton tersebut.

Pada kesempatan itu Sjachruddin mengajak kepada masyarakat Kukar untuk menunjukkan kepada pendatang atau wisatawan bahwa masyarakat Kutai beradab, penuh sopan santun, ramah, serta mampu menciptakan kesan positif.

Sementara itu, Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak dalam sambutannya mengatakan Pemprov Kaltim menyambut baik gelaran Erau tersebut, karena memiliki makna positif dan sanagat penting bagi masyarakat Kaltim. Kartena Erau merupakan ungkapan rasa syukur kepada pencipta dan sebagai upaya pelestarian adat dan seni budaya masyarakat Kutai.

Dikatakannya bahwa erau kali ini diikuti 7 kabupaten kota eks swapraja Kutai yang memiliki budaya pokok yaitu budaya Kutai. Walaupun dari segi wilayah pemerintahan berbeda, tetapi tetap satu dalam budaya Kutai yang harus dilestarikan.

Awang mengatakan, masyarakat Kaltim yang berjumlah sekitar 3 juta jiwa terdiri dari berbagai macam etnis, namun kedudukannya sama rata dan mampu hidup berdampingan dengan baik. Ia berharap masyarakat Kaltim selalu menjaga dan memupuk solidaritas tersebut, maka Erau kali ini bisa mempererat tali silaturahmi. “Karena dalam kegiatan Erau tidak hanya menampilkan seni budaya Kutai saja tetapi juga menampilkan seni dari berbagai etnis yang ada di Kaltim,” katanya.

Tarian pada upacara pembukakan Festival Erau (foto: Wied)

Tarian pada upacara pembukakan Festival Erau (foto: Wied)

Awang mengajak masyarakat bahu-membahu dalam pembangunan, serta mengajak untuk menata potensi wisata serta infrastruktur di Kaltim agar bisa menjadi tujuan wisata yang sangat baik. Karena jika sektor pariwisata meningkat bisa menyumbang devisa, dan menaikkan perekonomian rakyat.

Sementara Staf Ahli Menbudpar RI Bidang Ekonomi & Iptek, Titin Sukarya merasa kagum dengan Festival Erau di Kukar. Ia merasa sangat terkesan dengan acara yang disuguhkan, apalagi dengan melintasi Sungai Mahakam dengan menggunakan kapal. (vb-02/hm03)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.