ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Persatuan Pensiunan RRI Malang Tour Religi Ke Replika Masjid Nabawi ,Masjid Ar- Rahman Blitar

October 12, 2023 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

BLITAR– Persatuan Pensiunan RRI Malang mengadakan tour religi mengunjungi Masjid Ar Rahman di Blitar. Masjid ini dikenal sebagai replika dari Masjid Nabawi yang terletak di kota Madinah, Arab Saudi, Rabu (11/10/2023).

Puluhan anggota persatuan pensiunan RRI Malang turut serta untuk mengikuti kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Mereka berangkat dengan semangat dan antusiasme tinggi.

Penasehat Persatuan Pensiunan RRI Malang (PP RRI Malang), Lahar Rusdiarjo. mengungkapkan tour religi ini merupakan salah satu bentuk kegiatan sosial dan keagamaan yang rutin diadakan PPRRI Malang.  Tujuannya adalah untuk mempererat tali silaturahmi antaranggota serta memperdalam pengetahuan keagamaan.

“Kami berharap dengan mengunjungi Masjid Ar Rahman ini, anggota PP RRI Malang akan mendapatkan manfaat spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, kami juga ingin mengenalkan keindahan dan keagungan masjid ini kepada anggota yang belum sempat mengunjunginya sebelumnya,” ujar Lahar, didampingi penasehatnya Yuli Astuti.

Disebutkan bagi umat muslim, bisa berkunjung dan sembahyang di Masjid Nabawi adalah sebuah impian. Masjid yang punya nilai sejarah di balik kemegahannya yang dihiasi ratusan payung elektrik.

Sayangnya, tak semua memiliki kesempatan untuk datang ke tanah suci. Namun demikian, ‘pengalaman’ untuk melihat keunikan payung elektrik bak di Masjid Nabawi nyatanya bisa didapat dengan mengunjungi salah satu masjid tersohor di dalam negeri, yakni Masjid Ar-Rahman di Blitar.

Berlokasi di Jalan Ciliwung, Kecamatan Kepanjenkidul, Masjid Ar-Rahman telah menjadi salah satu destinasi wisata religi yang populer di Kota Patria.

Masjid Ar Rahman sendiri terkenal dengan arsitektur megahnya yang menghadirkan nuansa keanggunan Masjid Nabawi. Para peserta tour sangat terkesan dengan keindahan dan keagungan masjid ini, serta mendapatkan kesempatan untuk melakukan ibadah dan berdoa di dalamnya.

Selama kunjungan, para peserta juga mendapatkan pengarahan dari Imma Guide Masjid Ar- Rahman mengenai sejarah dan makna penting dari Masjid Ar Rahman. Mereka juga berkesempatan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah.

Potret Replika Masjid Nabawi sangat kuat ketika memasuki pekarangan depan, pengunjung akan disambut dengan eksterior fasad masjid yang sederhana namun elegan. Bagian depan Masjid Ar-Rahman memiliki gerbang yang jika dilihat dari sisi berbeda menyerupai dua gambaran, yakni seperti tangan menengadah atau buku terbentang. Kedua bentuk tersebut nyatanya memiliki makna yang sama, yakni sebagai tempat beribadah untuk meniti ilmu di jalan yang maha kuasa.

Bukan hanya itu, bagian halaman masjidnya dihiasi oleh tiang berpayung dengan ukiran emas untuk menghalau cuaca baik dikala panas maupun hujan. Dari sudut yang sama juga akan terlihat menara masjid khas timur-tengah yang menjulang tinggi dan kubah berwarna hijau bak Raudhah yang sekilas menyamai Masjid Nabawi.

Jumlah payung di Masjid Ar-Rahman memang tidak bisa disamakan dengan yang ada di Masjid Nabawi, namun keberadaan beserta desain bangunannya sendiri sudah cukup membuat Masjid Ar-Rahman terkenal dan banyak disebut sebagai ‘replika’ dari Masjid Nabawi yang ada di tanah suci.

Bukan hanya bagian luarnya saja, interior dalam Masjid Ar-Rahman juga dibuat menyerupai Masjid Nabawi, yakni berupa dinding ubin hitam yang terletak di belakang mimbar imam serta kiswah kain penutup Ka’bah asli didatangkan dari Mekah.

Kiswah Asli

kehadiran Kiswah asli di tengah masjid dan karpet serta parfum dari Turki di Masjid Ar- Rahman memberikan sentuhan eksklusif dan mengesankan bagi jamaah, menciptakan pengalaman mendekati keadaan sebenarnya di Masjid Nabawi asli.

Kiswah yang berasal dari lokasi autentik dan karpet serta parfum Turki menambahkan keanggunan serta kekhidmatan dalam ibadah, memperdalam pengalaman spiritual bagi jamaah, termasuk para pensiunan RRI Malang yang beribadah di Masjid Ar Rahman di Blitar.

Saat menunaikan ibadah umroh maupun haji, salah satu rukun yang wajib dijalankan oleh para jamaah ialah thawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Pada saat inilah kita bisa melihat kain penutup Ka’bah yang berwarna hitam dengan jarak dekat.

Kain penutup Ka’bah sendiri disebut kiswah, yang dalam bahasa Arab berarti selubung. Asal katanya sama seperti kata kisui dalam bahasa Ibrani. Kiswah terbuat dari kain hitam dengan tulisan kaligrafi di sepanjang permukaannya. Tujuan dari pemasangan kiswah ini adalah agar dinding luar Ka’bah terlindung dari kotoran serta tidak cepat rusak.

Kain ini sendiri tidak hanya berjumlah satu buah saja. Tiap tahun, tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijjah atau ketika musim haji tiba, kain kiswah akan diganti dengan yang baru. Tiap tahunnya, kiswah yang lama akan diangkat lalu dipotong-potong ke dalam beberapa bagian kecil untuk kemudian dihadiahkan pada kalangan tertentu. Termasuk H.Harianto Owner masjid Ar- Rahman Blitar ini.

Sebagai pelindung Ka’bah, tentunya kiswah memiliki nilai tinggi serta tidak dibuat secara asal-asalan. Luasnya sendiri mencapai 658 meter persegi dan dibuat dari total 670 kg kain sutera serta 150 kg benang emas.

Proses pembuatannya tidak sekaligus satu bagian melainkan dibagi-bagi ke dalam 47 bagian. Tiap bagiannya masing-masing memiliki panjang 47 meter serta lebar 101 meter. Salah satu bagian, kini dipasang di belakang tempat Imam Masjid Ar- Rahman Blitar.

Konon, satu buah kain kiswah menghabiskan dana pembuatan hingga 17 juta riyal atau kira-kira 43 miliar rupiah, secara keseluruhan.

“Kami tidak tahu berapa harga kiswah yang dipotong dan dipasang di Masjid Ar- Rahman ini,” ungkap imma Guide Masjid.

Nuansa Timur Tengah semakin kental apalagi di bagian tengah langit-langitnya juga terdapat hiasan lampu besar menggantung. Sementara di bagian sisi-sisinya dilengkapi dengan lampu dinding kecil emas bergaya Timur Tengah berukuran sedang.

Nuansa Timur Tengah juga kian terasa, lantaran di dalam masjid terdapat wewangian khas dari arang kayu Salwa yang dibakar di sebuah cawan emas bernama Mabkhara Tarim.

Bak keistimewaan yang dirasakan para jamaah Umrah atau Haji yang kerap berfoto di Masjid Nabawi, selepas beribadah para pengunjung Masjid Ar-Rahman juga banyak yang terlihat mengabadikan momen-momen dengan latar belakang titik-titik tertentu, seperti di kiswah.

‘Ini simulasi sebelum ke Masjid Nabawi sungguhan’ jadi ungkapan yang umum dikatakan para pengunjung. Petugas Masjid Ar-Rahman nyatanya juga memperbolehkan para pengunjung berfoto bahkan tak jarang membantu ketika dimintai memotret mereka, dengan catatan para pengunjung tetap menjaga etika selama berada di tempat ibadah tersebut.

Sedikit menelusuri awal pembangunannya, Masjid Ar-Rahman yang berdiri di atas lahan seluas 2.806 meter persegi ini didirikan oleh seorang pengusaha ternama di Kota Blitar bernama Abah Hariyanto.

Sosok Hariyanto dikatakan terdorong untuk membangun Masjid yang menyerupai Nabawi lantaran terinspirasi dari pengalaman spiritual saat menunaikan ibadah Haji pertama kali.

Sadar tak selalu setiap saat bisa datang ke sana, Hariyanto yang mengaku selalu merindukan keistimewaan beribadah di Masjid Nabawi kemudian membangun Masjid Ar-Rahman.

Terbilang baru diresmikan pada tahun 2019 lalu, kini selain berdiri sebagai tempat utama beribadah umat Muslim, Masjid Ar-Rahman juga menjadi destinasi wisata religi bagi para pelancong.

Penasehat PP RRI Malang Yuli Astuti berharap dengan adanya tour religi ini  dapat menjadi momen berharga bagi anggota Persatuan Pensiunan RRI Malang dalam memperkuat iman dan taqwa mereka, serta memperdalam pengetahuan keagamaan.

Acara ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi persatuan-persatuan lain untuk mengadakan kegiatan serupa demi meningkatkan kehidupan beragama anggotanya. (Buang Supeno)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.