ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Sistem Aplikasi Pengadilan Agama Samarinda Dikeluhkan

September 19, 2024 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

SAMARINDA – Sistem Aplikasi di Pengadilan Agama Kelas 1A Samarinda, jalan Juanda, dinilai masih sering mengalami kendala. Terbukti kerap terjadi laporan ganda namun tidak terbaca sistem.

Keluhan datang dari (YA) 32 tahun, dirinya  melapor ke Pengadilan Agama untuk menggugat mantan istrinya (cerai ghoib). Sejak awal Maret 2024 proses tetap berjalan seperti biasa sampai ketuk palu majelis hakim di bulan September 2024. Ketika ia ingin mengambil akta cerai, ada kejanggalan pada nomor perkara dan alamat yang berbeda.

Setelah ditelusuri, ternyata mantan istrinya juga melakukan gugatan ke pengadilan agama di bulan April 2024 dengan menggunakan kuasa hukum. Anehnya (YA) tetap menjalankan sidang sampai bulan September, sedangkan gugatan mantan istri sudah disetujui majelis hakim dan akta cerai sudah keluar tanggal 6 juni 2024.

Ia juga menyebut alamat di akta cerai tidak sesuai dengan alamat tinggalnya.   Ya menilai ada tindak pidana oleh penguasa hukum mantan istrinya karena memanipulasi data agar pekara di pengadilan cepat ketuk palu. Selain itu dirinya juga tidak mengenali dua orang saksi yang ditunjuk mantan istrinya yang sejatinya mengetahui duduk permasalahan pekara.

Salah satu pengacara di daerah ini kepada media ini mengaku kerap kali melakukan hal serupa di Pengadilan Agama karena mempunyai banyak “orang dalam” sehingga urusan di dalam agak sedikit mulus.

Sementara Kuasa hukum penggugat yang dihubungi media ini tidak mengangkat telepon dan tidak membalas pesan singkat whatsapp untuk melakukan konfirmasi.

Saat dikonfirmasi, pihak Pengadilan Agama mengelak jika ada permainan di persidangan,

“Kami menjalankan sidang sesuai berkas dan hukum yang ada,” ujar Rizal Panitera Pengadilan Agama.

Dirinya juga membenarkan adanya sistem yang tidak langsung terbaca jika ada data ganda yang masuk. Ia juga mengakui ada kelalaian terhadap sistem aplikasinya.

“Kami mohon maaf, memang sistem ini kesalahan dari kami, seharusnya ada update sistem mengenai ini,” kata Rizal.

Menurutnya kejadian seperti ini tidak akan terjadi jika sistem operasional pengadilan agama baik. Ia berharap ada perbaikan sistem pengadilan agama agar kejadian serupa tidak terulang kembali. (yud)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.