ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kaltim Expo Pamerkan Temuan Arkeologis Ribuan Tahun

September 21, 2024 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

SAMARINDA – Kaltim Expo 2024 yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur di Atrium Big Mall, Samarinda, menampilkan berbagai peninggalan arkeologis yang menarik perhatian pengunjung.

Salah satu pameran yang mencuri perhatian adalah koleksi dari Disdikbud Kutai Timur, yang memamerkan artefak berusia ribuan tahun yang ditemukan para penjelajah asing di wilayah Sangatta.

Duta Budaya Kutim 2024, Nurul Khairiyah menjelaskan,  beberapa peninggalan ditemukan para penjelajah asing yang tertarik meneliti kekayaan arkeologis di Kutim, khususnya di Sangatta.

“Temuan-temuan ini berusia antara 15.000 hingga 150.000 tahun,” ujar Nurul saat Menjaga Expo Sabtu (21/9/2024).

Nurul juga menambahkan, peninggalan ini menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya, mengingat Kutim hingga saat ini belum memiliki museum, artefak tersebut disimpan di Galeri Kesenian Kutim. Ada beberapa Artefak yang di pamerkan di Expo ini,

“Kami bawa ke sini seperti tempayan, kendi, periuk dan mangkuk,” pungkasnya.

Artefak-artefak tersebut dipamerkan dalam rangka memperkenalkan sejarah panjang peradaban manusia kepada publik. Dahulu, tempayan berfungsi sebagai indikator keberadaan situs pemukiman manusia pada masa lalu. Di banyak situs penguburan, tempayan sering digunakan untuk menyimpan jenazah serta bekal kubur seperti manik-manik dan perhiasan dari tulang, kerang, atau emas.

Kendi yang dipamerkan ditemukan bersama kerangka anak-anak di sebuah situs yang berusia sekitar 31.000 tahun. Penemuan di situs Keboboh ini menunjukkan bahwa masyarakat Sangkulirang sudah memiliki pemahaman tentang pengobatan tradisional jauh sebelum ilmu medis modern berkembang.

Mangkuk yang ditemukan di Gua Unak, kawasan Gunung Gergaji Sangkulirang, merupakan artefak yang kaya akan warna dan motif. Peneliti tertarik meneliti mangkuk ini untuk mengungkap distribusi benda tersebut serta penggunaannya dalam kehidupan masyarakat masa lalu.

Sedangkan, Periuk berasal dari Situs Liang Jhon, yang diperkirakan berumur sekitar 12.000 tahun. Artefak ini berasosiasi dengan aktivitas manusia, seperti struktur perapian dan penguburan. Dibuat dengan teknik pijit (pinching), periuk ini merupakan wadah sederhana yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. (yud)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.