ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

LPTQ Kaltim Lakukan Persiapan STQ Nasional Tahun 2025

October 21, 2024 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

Jogjakarta – Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kaltim bergerak cepat melakukan persiapan menghadapi agenda nasional, yaitu Kegiatan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist (STQH) Tingkat Nasional di Kota Kendari, Tahun 2025.

Komitmen ini diwujudkan dalam bentuk silaturahmi sekaligus penjajagan kemungkinan untuk mengirimkan calon peserta STQ Tingkat Nasional, untuk mengikuti pemusatan pelatihan, khususnya untuk cabang Kaligrafi ke Jogjakarta (18/10/2024).

Rombongan LPTQ Kaltim, dipimpin Ketua LPTQ, Sri Wahyuni, yang juga sekaligus sebagai Sekda Kaltim melakukan silaturahmi ke Padepokan Kaligrafi di Jogjakarta.

“Silaturahmi atau kunjungan ini merupakan langkah awal untuk penjajagan pengiriman peserta dari Kaltim yang akan mengikuti STQH Tingkat Nasional Tahun 2025 yang akan datang, di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara,” ujar  Sri Wahyuni ketika menyampaikan maksud kedatangan Rombongan LPTQ Kaltim.

Sri Wahyuni yang baru memegang tampuk pimpinan LPTQ Kaltim sekitar satu tahun, diakui oleh Pj. Gubernur Kaltim, Akmal Malik memiliki kinerja yang patut dibanggakan, karena berhasil menyelenggarakan event besar, yaitu Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional Bulan September yang lalu. Bukan hanya sukses penyelanggaraan, tetapi juga sukses meraih prestasi yang membanggakan sebagai Juara Umum.

Pernyataan tersebut, kata Jauhar Efendi, yang juga ikut rombongan silaturahmi ke Jogja disampaikan Pj. Gubernur Kaltim pada saat acara syukuran dan penyerahan hadiah para peserta MTQ Tingkat Nasional dari Kaltim, beberapa waktu yang lalu, di  Samarinda.

Sementara itu, Ustadz Robert, sebagai Pimpinan Pondok Pesantren / Padepokan Kaligrafi, yang juga sebagai salah satu pelatih bidang kaligrafi Kafilah Kaltim pada MTQ  Tingkat Nasional ke 30, mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari LPTQ Kaltim ke padepokan kami.

Dikatakan, firasat Kaltim meraih juara sudah diprediksi sejak jauh hari, ketika masih dilakukan pemusatan latihan. Ia menunjukkan bukti dengan hasil coretan di kanfas, tulisan “iqra” yang muncul di balik Gunung Uhud. Lukisan tersebut, dibuat saat kegiatan Traning Center di Hotel Senyiur, Samarinda.

Hadir mendampingi Ketua LPTQ Kaltim, Ketua I, Abdul Khaliq, Ketua II, Dasmiah dan para pengurus LPTQ yang lain, serta Staf Sekretariat LPTQ.

Sambil memanfaatkan waktu, para Pengurus LPTQ Kaltim juga berkesempatan melakukan studi tiru tentang Pengelolaan Masjid Syeh Ziyad di Solo. Rombongan diterima Direktur Pengelola Masjid, Munajat, di Ruang Tamu Masjid.

 

Munajat, yang pernah menjadi Staf Kepresidenan, dengan antusias menjelaskan menjelaskan sejarah berdirinya Masjid Raya Sheikh Zayed. Masjid ini dibangun sepenuhnya dari dana hibah dari Negara Uni Emirat sebesar 360 milyar rupiah. Waktu pengerjaan sekitar 2 tahun. Masjid ini merupakan replika Sheikh Zayed Grand Mosque yang berada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, sehingga desainnya dirancang mirip aslinya, hanya saja jauh lebih kecil.

Dijelaskan, total bangunan masjid seluas 8.000 meter persegi ini berdiri di atas tanah seluas 2,9 hektar. Tanah tersebut dahulunya milik PT. Pertamina, berlokasi di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta.

Usai menerima rombongan LPTQ Kaltim, Direktur Pengelola Masjid mengajak para Pengurus LPTQ  Kaltim  untuk bersama-sama mengelilingi dan meninjau keunikan Masjid, termasuk melihat mushaf Al-Qur’an terbesar di Indonesia.

Kepala Biro Kesra Setda Prov. Kaltim, Dasmiah, yang menyertai kunjungan Ketua LPTQ Kaltim, didampingi Kabag Agama, Ardiansyah mengatakan, banyak pengalaman yang bisa diterapkan pada masjid-masjid besar di Kaltim, terutama terkait kebersihan masjid dan kesigapan para petugas/pengelola masjid. (MJE)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.