ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Jumlah Desa Mandiri di Kutai Barat Terus Bertambah

November 7, 2024 by  
Filed under Kutai Barat

Share this news

SENDAWAR –  Jumlah desa mandiri di Kutai Barat ini terus bertambah. Pada tahun 2023 tercatat ada 47 desa mandiri dan bertambah menjadi 59 desa di tahun 2024 ini.

“Sementara yang sangat tertinggal itu sudah tidak ada lagi,” kata kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) kabupaten Kutai Barat, Erik Fictory di Sendawar, Selasa (4/11/2024).

Dijelaskan, Kabupaten Kutai Barat terdapat 190 kampung di 16 kecamatan. Sementara ada 4 desa yang berstatus desa tertinggal  yakni kampung Lemper, Deraya, Gerunggung dan Tanjung Soke di kecamatan Bongan. Sedangkan 86 desa lainnya sudah kategori desa maju.

Berdasarkan penilaian Indeks Desa Membangun (IDM), status desa maju sebanyak 86 kampung. Sementara desa berkembang sebanyak 41 kampung. Peningkatan status desa ini terjadi karena berbagai intervensi program pemerintah.

Bupati Kubar FX.Yapan mengaku salah satu upaya adalah peningkatan alokasi dana kampung (ADK) dari pemerintah daerah serta Dana Desa dari pemerintah pusat yang terus meningkat.

“Selama 8 tahun ini, ADK kita sudah tingkatkan dari yang dulu hanya 50 juta sekarang rata-rata antara 500 juta sampai 2 miliar. Itu yang dari APBD, belum lagi dana desa, sehingga pembangunan di kampung-kampung itu bisa cepat,” ungkap Yapan.

Peningkatan ADK ini terlihat dari berbagai infrastruktur yang telah dibangun selama beberapa tahun terakhir. Diantaranya jalan desa sepanjang 775 meter, jembatan 19 unit, pasar desa 27 unit dan Badan Usaha Milik Desa sebanyak 276.

Selain itu ada dermaga 48 buah, embung 7 unit, irigasi 21 unit dan sarana olahraga sebanyak 103 unit untuk menunjang aktivitas ekonomi masyarakat.

Kemudian untuk meningkatkaan kualitas masyarakat desa, pemerintah juga membangun 151 sarana air bersih, 68 unit MCK, 26 unit Polindes, 48 meter drainase, 278 PAUD, 103 Posyandu serta 75 sumur dan 29 penahan tanah.

Diketahui Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan alat penting dalam menilai kemajuan suatu desa. IDM terdiri dari tiga komponen utama, yakni Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL). Berdasarkan IDM, desa-desa diklasifikasikan ke dalam lima status kemajuan dan kemandirian desa yang berbeda.

Pertama Desa Mandiri adalah gambaran dari kesuksesan pembangunan desa. Desa ini memiliki kemampuan luar biasa dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Desa Mandiri mampu mempertahankan ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi secara berkelanjutan.

Kedua Desa Maju adalah desa yang memiliki potensi besar dalam hal sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi. Meskipun belum mencapai level Desa Mandiri, mereka mampu mengelola potensi ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ketiga Desa Berkembang adalah desa dengan potensi yang belum sepenuhnya dioptimalkan. Meskipun memiliki sumber daya yang cukup, desa ini masih dalam perjalanan menuju kemajuan.

Selanjutnya Desa Tertinggal menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi mereka. Mereka memiliki potensi tetapi kesulitan dalam mengelolanya, sehingga kesejahteraan masyarakatnya terbatas.

Terakhir Desa Sangat Tertinggal adalah desa yang sangat rentan terhadap bencana alam, goncangan ekonomi, dan konflik sosial. Mereka mengalami kesulitan besar dalam mengelola sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi, sehingga kemiskinan merajalela. Desa Sangat Tertinggal memiliki IDM kurang atau sama dengan 0,4907. (adv/diskominfo/kbr)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.