ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Empat Cagub Tumbang

December 10, 2024 by  
Filed under Opini

Share this news

Catatan Rizal Effendi

ADA empat teman seangkatan saya sewaktu jadi wali kota tumbang di Pilgub Serentak 2024. Mereka adalah Airin Rachmi Diany (mantan wali kota Tangsel), Ridwan Kamil (mantan wali kota Bandung), Mohammad Ramdan “Danny” Pomanto (mantan wali kota Makassar) dan Rusdy Mastura (mantan wali kota Palu).

Ridwan dan Rusdy sudah sempat menjadi gubernur satu periode. Ridwan menjadi gubernur Jabar (2018-2023). Sedang Rusdy menjadi gubernur Sulteng 2021-2024.

Kalau bertempur di Jabar hampir pasti Ridwan menang. Tapi partainya Golkar menggeser dia ke DKI, karena ada Dedi Mulyadi yang menjadi Cagub Jabar dari Partai Gerindra. Berpasangan dengan Suswono (PKS), mereka kalah unggul dengan Pramono Anum dan H Rano Karno alias Si Doel.

Tim hukum Ridwan-Suswono melakukan gugatan. Menurut saya, jika gugatannya nanti kalah di MK, Kang Emil masih tetap berpeluang berkarier di pemerintahan. Dia bisa jadi jadi calon menteri pengganti jika ada reshuffle kabinet atau menjadi kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menggantikan Basuki Hadimuljono.

“Bismillah, tetap semangat. Banyak panggung kebermanfaatan yang bisa kita lakukan,” katanya ketika saya WA kemarin.

Sedang Rusdy Mastura-Sulaiman Agusto di luar dugaan pada Pilgub Sulteng 2024 berada di posisi terakhir dari 3 peserta. Pemenangnya adalah Anwar Hafid-Reny Lamadjido. Mereka juga mengalahkan Paslon kuat Ahmad Ali-Abdul. Padahal Ahmad Ali adalah wakil ketua umum DPP NasDem yang didukung banyak partai.

Anwar-Reny didukung Partai Demokrat, PKS dan PBB. Anwar pernah menjadi bupati Morowali dan anggota DPR RI. Sedang Reny, putri mantan gubernur Sulteng Abdul Azis Lamadjido dan pernah menjadi wakil wali kota Palu.

Satu-satunya teman saya yang sukses bertahan jadi gubernur adalah Mahyeldi Ansharullah, yang terpilih kembali jadi gubernur Sumatera Barat (Sumbar). Sebelumnya dia menjadi gubernur masa bakti 2021-2024. Dan wali kota Padang dua periode (2013-2018 dan 2018-2023) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Teman seangkatan saya di Kaltim adalah Neni Moerniaeni. Dia wali kota Bontang 2016-2021. Lalu kalah di Pilwali berikutnya. Pada Pilwali Serentak 2024, dia yang berpasangan dengan Agus Haris memenangi kontestasi kembali.

Mantan wali kota Bogor Bima Arya Sugiarto dua periode (2014-2019 dan 2019-2024) punya nasib beda. Gagal maju ke Pilgub Jabar, justru dipilih Presiden Prabowo menjadi Wakil Menteri Dalam Negeri. Dia memang petinggi Partai Amanat Nasional (PAN), yang mendapat tempat banyak di Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

Ketika Bima Arya terpilih menjadi ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), saya yang memimpin sidang. Pemilihan di waktu wabah Covid itu berlangsung cepat dan lancar. Tanpa pemungutan suara alias aklamasi.  Dia menggantikan Airin, yang berakhir masa jabatannya bersama saya.

Teman saya yang lain mantan wali kota Jambi Dr H Syarif Fasha juga urung ke Pilgub Jambi. Tapi dia terpilih menjadi anggota DPR RI 2024-2029 dari Partai NasDem. Sama partainya dengan saya. Dan sama-sama pernah menjadi wakil ketua APEKSI.

Pengalaman kalah di Pilgub juga pernah saya rasakan. Dalam Pilgub Kaltim 2018 saya berpasangan dengan mantan wali kota Bontang Dr Sofyan Hasdam, suami Neni. Saya mendadak diminta menggantikan Nusyirwan Ismail, mantan wawali Samarinda yang meninggal dunia. Pemenang Pilgub waktu itu adalah pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi.

Ada yang tanya kenapa saya tidak nyalon lagi? Saya tak bisa jawab. “Kita lihat perkembangan ke depan saja,” kata saya begitu.

SANGAT MENGEJUTKAN

Kekalahan Airin dan Danny Pomanto cukup mengejutkan. Karena dua-duanya populer dan punya elektabilitas yang tinggi. Ada yang bilang ada situasi “anomali” yang membuat mereka tumbang terutama dialami Airin.

Airin Rachmi Diany

Proses pencalonan Airin memang sempat terseok-seok. Meski dia salah satu elite DPP Golkar, tapi partainya sempat tidak memberikan rekomendasi. Karena di Banten ada calon dari Partai Gerindra dan KIM Plus, yaitu pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah.

Airin tetap nekat mencalonkan diri. Dia mendapat dukungan dari PDIP sekaligus menggandeng kader PDIP, Ade Sumardi. Akhirnya Golkar ikut memberikan dukungan. Sampai survei terakhir angka elektibilitas Airin tetap tinggi mencapai 70 persen. Tapi hasil Pilgub di luar dugaan dia kalah.

Menantu Ratu Atut ini bersikap kesatria. Dia mengucapkan selamat kepada pemenangnya. “Makasih, Pak Wali,” katanya ketika saya kirimi semangat lewat WA. “Pak Wali sekarang di mana, kita reunian yuk,” katanya mengajak saya.

Danny Pomanto bersama Azhar Arsyad maju Pilgub Sulsel diusung PDIP, PKB dan PPP. Dia sebelumnya berada di Partai NasDem lalu pindah ke kandang banteng. Dia dikalahkan petahana Andi Sudirman Sulaiman, yang berpasangan dengan mantan Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi, yang juga istri Ketua DPW NasDem Rusdi Masse. NasDem lagi berjaya di Sulsel mengalahkan Golkar dan partai lainnya.

Ada yang bilang kekalahan beberapa cagub tadi ada kaitannya karena membawa bendera banteng moncong putih. Sebab ada kekuatan yang ingin menghabisi merah pada saat ini.  Itu yang terjadi pada Airin, Rusdy Mastura, Danny Pomanto termasuk di Kaltim.

PDIP juga kalah di kandangnya, Jawa Tengah. Juga tumbang di Manado, Sumut dan Jatim. Kecuali di DKI Jakarta, yang di luar dugaan mampu mengikis “kekuasaan” PKS. Calon PDIP I Wayan Koster tetap bertahan di Pilgub Bali. PDIP juga menang di Kalbar dan beberapa daerah lainnya.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, di tengah berbagai gempuran dan tekanan, PDIP menang di 12 provinsi dan 247 kabupaten/kota. “Kami menang karena memiliki posisi yang jelas di tengah anomali demokrasi dan ketidakadilan yang terjadi secara masif,” katanya lantang.(*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.