Kepala Dispora Kukar Tegaskan Pentingnya Pembinaan Sepak Bola Sejak Dini

December 4, 2025 by  
Filed under Sepakbola

Kepala Dispora Kukar, Aji Ali Husni

Tenggarong – Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Kartanegara, Aji Ali Husni, menegaskan pentingnya pengembangan bakat anak-anak melalui Sekolah Sepak Bola (SSB) di Kukar.

Aji Ali menyebutkan bahwa SSB menjadi sarana bagi orang tua menyalurkan minat anak-anak, khususnya dalam olahraga sepak bola.

“Kami percaya, pengenalan sepak bola sejak dini sangat penting. Dengan demikian, anak-anak bisa memahami teknik dasar, penguasaan bola, dan aspek teknis lainnya, yang memudahkan mereka saat berkompetisi di usia lebih besar,” kata Aji Ali, Kamis (4/12/2025).

Dengan melihat prestasi yang diraih di tingkat Porprov tahun lalu maupun POPDA saat ini menunjukkan keberhasilan pembinaan sejak awal.

Khusus di wilayah Tenggarong, Aji Ali menyampaikan rencana pengembalian fungsi Lapangan Pelajar yang selama ini digunakan SSB untuk latihan.

“Setelah perpindahan pasar ke Pasar Induk selesai, lapangan akan ditata ulang. Penggunaannya akan diatur agar bisa dipakai malam hari maupun untuk pertandingan yang layak,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap agar fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendukung pengembangan anak-anak muda di sepak bola.

“Kami ingin lapangan ini digunakan dengan baik dan terus mendukung prestasi anak-anak,” tutupnya. (Adv/Dispora Kukar/Rd)

Manajer Timnas U-17 Beberkan Pengalaman Zaman Nurdin dan Erick Thohir

December 3, 2025 by  
Filed under Sepakbola

Zaki Iskandar

JAKARTA – Manajer Timnas U17, Zaki Achmad Iskandar, akhirnya membeberkan pengalaman langka yang jarang diketahui publik, perbandingan langsung antara sistem pembinaan PSSI di era Ketua Umum Nurdin Halid dan era modern di bawah kepemimpinan Erick Thohir. Zaki, yang sudah terlibat dalam beberapa generasi Timnas usia muda sejak 2006, mengaku bahwa pendekatan federasi terhadap pengembangan pemain telah berubah sangat dramatis, baik dari sisi metode, dukungan, hingga efektivitas hasil.

Zaki bercerita, pada masa Nurdin Halid, kebijakan yang diterapkan adalah mengirim satu tim lengkap U23 ke Belanda untuk pembinaan jangka panjang di bawah kendali KNVB menuju Asian Games 2006/Qatar. Tim tinggal selama hampir enam bulan, namun berangkat dalam kondisi minim staf, hanya pelatih, manajer, asistennya, sekretaris, dan kitman.

Sebagian besar aspek latihan ditangani penuh oleh KNVB, termasuk nutrisi, pelatih fisik, hingga pelatih kiper. Meski terkesan modern, program itu justru menghasilkan hambatan besar, culture shock, masalah makanan, perbedaan cuaca ekstrem, hingga homesick. “Tekanannya besar, tapi untung waktu itu belum ada sosial media,” ujar Zaki Iskandar dalam wawancara di podcast discord, Rabu (3/12)

Hasil pertandingan di Asian Games 2006 pun buruk, Timnas yang saat itu dihuni Bobby Satria, dkk kalah telak di dua laga awal kualifikasi Grup B. Kalah, 6-0 dari Irak dan 4-1 dari Suriah hingga Zaki akhirnya membuat laporan resmi ke PSSI bahwa program jangka panjang di Eropa, kurang efektif untuk kondisi pemain Indonesia.

Pengalaman pahit itulah yang membuat Zaki melihat perbedaan besar saat ini, di bawah era Erick Thohir. Menurutnya, PSSI kini tidak lagi memaksakan TC panjang 6–12 bulan di luar negeri. Sebaliknya, federasi membangun ekosistem pelatihan yang lebih manusiawi, terukur, dan diadaptasi dengan kultur Indonesia.

TC dilakukan panjang di dalam negeri, dengan sesekali “road show” ke luar negeri seperti ke Bulgaria dan Dubai. “Metode sekarang jauh lebih cocok. Kami bisa menjaga mental, nutrisi, dan kondisi pemain usia 16–17 tahun yang rawan,” jelas Zaki. Dukungan federasi juga jauh lebih lengkap: dari pelatih spesialis, tenaga medis, ahli gizi, hingga psikolog yang selalu mendampingi para pemain.

Zaki menegaskan, pengalaman dua era ini membuktikan satu hal penting, model pembinaan tidak bisa copy-paste dari luar negeri. Dibutuhkan adaptasi, kesinambungan, dan pemahaman kultur pemain muda. Ia menyebut metode PSSI era Erick Thohir lebih efektif membangun karakter, kekuatan mental, dan kesiapan kompetitif.

“Untuk usia 17–20, TC panjang di dalam negeri sangat ideal. Untuk U20 atau U23, barulah pemain bisa dicicil dikirim ke luar untuk memperkaya pengalaman,” ujarnya.

Dengan sistem baru yang lebih matang dan terukur, Zaki meyakini fondasi sepak bola usia muda Indonesia kini berada pada jalur yang jauh lebih tepat menuju level yang lebih tinggi.

Target Sepakbola SEA Games 2025, Mantan Menpora Berbeda dari Pemerintah

November 28, 2025 by  
Filed under Sepakbola

Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali

JAKARTA – Pernyataan Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, yang menyebut, federasi boleh berbeda dengan pemerintah dalam penentuan target cabang olahraga, khususnya sepakbola di SEA Games 2025, memunculkan tanda tanya besar.

Pengamat olahraga Fritzs Simandjuntak mengatakan sebagai mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) periode 2019-2024, Zainudin Amali tentu sangat memahami SEA Games adalah sebuah ajang multi event yang sepenuhnya berada di bawah kendali pemerintah, bukan federasi.

“Mulai dari pendanaan, pengiriman atlet, hingga penetapan jumlah kontingen, semuanya diatur dan dibiayai oleh pemerintah,” ujar Fritzs di Jakarta, Kamis (27/11).

Berbeda dengan single event yang memang menjadi ranah federasi, SEA Games memerlukan sinkronisasi antarlembaga demi menjaga tata kelola olahraga nasional tetap rapi dan terarah. SEA Games merupakan domain pemerintah, wajar bila pelaksanaan dan simbol penting seperti pelepasan kontingen dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia.

Artinya, posisi pemerintah bukan hanya penyandang dana, tetapi juga pemegang mandat strategis. Maka, ketika muncul pernyataan, federasi boleh berbeda dari pemerintah, secara tidak langsung hal itu menempatkan PSSI dan pemerintah dalam posisi berseberangan.

Lebih membingungkan lagi, ujarnya pernyataan Zainudin muncul ketika target pemerintah (Kemenpora) menetapkan medali perak, sementara PSSI bersikeras mempertahankan medali emas.

Dalam proses evaluasi penentuan target, federasi justru duduk bersama Kemenpora dan Tim Evaluasi yang noebene dibentuk pada era Zainudin Amali saat menjabat Menpora. Tim ini bahkan tetap dilanjutkan Menpora saat ini, Erick Thohir, sebagai wujud kesinambungan tata kelola olahraga.

“Peran tim evaluasi dengan mengkaji partisipasi cabor atau atlet di SEA Games sebelumnya, dan juga pencapaian akhir di turnamen-turnamen, akan menjadi pintu bagi Kemenpora untuk memperketat kriteria pengiriman ke ajang multi event. Hanya atlet atau cabor yang dinilai memiliki potensi meraih medali yang akan diberangkatkan untuk memastikan efisiensi dan fokus pada prestasi,” jelasnya lebih lanjut.

Fritzs melanjutkan, jika memang Tim Evaluasi dianggap tidak relevan atau sudah tidak dipercaya lagi, sikap yang lebih elegan sebenarnya  membicarakannya secara langsung dengan Menpora. Bukan menyampaikan pesan yang berpotensi menimbulkan persepsi adanya friksi antara federasi dan pemerintah.

“Dalam konteks multievent yang menjadi wajah olahraga nasional di level internasional, harmonisasi antara federasi dan pemerintah bukan hanya perlu tetapi wajib,” pungkasnya. (*)

Dandim 0912 Kubar Dukung Atlet Babak Kualifikasi Porprov Kaltim 2025

November 23, 2025 by  
Filed under Sepakbola

SENDAWAR – Persiapan Tim Spartan Kutai Barat (Kubar)pada babak kualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kaltim tahun 2025 di Samarinda, , mendapatkan dukungan dan motivasi dari Komandan Kodim 0912/kbr, Letkol Inf. Doni Fransisco di Ballroom Hotel Nici, Kelurahan Barong Tongkok, Kubar.

Dikatakan Doni Fransisco, ingin menjadi seorang pemain profesional yang baik, harus tekun belajar dan bermain. Selain itu, bimbingan pelatih yang profesional dan berlisensi, tanamkan disiplin pada diri sendiri dan percaya diri. Kunci sukses itu disamping percaya diri, harus tegar menghadapi segala sesuatunya, etitut dan etika harus di kedepankan, hormati kedua orang tuanya.

“Saya hanya berpesan sama anak-anak yang mau berangkat pra porprov ini mengikuti latihan dengan fokus dan semangat.

“Para pelatih sudah dipilih Askab PSSI Kubar,”ujarnya, Minggu (22/11/2025).

Ia menyebut, bukan hanya PSSI saja yang mempunyai tanggung jawab dalam membimbing,  Kodim juga merasa ikut ambil bagian dalam memberikan motivasi kepada anak-anak. Apalagi sama sama mengharumkan nama Kutai Barat di tingkat provinsi.

“Bukan hanya PSSI saja  yang punya tanggung jawab terhadap kalian, kami juga merasa terpanggil dalam membimbing kalian, apalagi membawa nama Kutai Barat di tingkat provinsi sana,”ungkapnya.

Ia berharap, anak anak Spartan Kutai Barat bisa lolos di seleksi pra Porprov Desember mendatang di Samarinda dengan harapan anak anak Kubar bisa mengikuti Porprov di Kabupaten Paser tahun depan.

“Ingat jaga kesehatan, karena kemengan bisa di raih oleh tim yang bekerja keras, sesuai slogan PSSI Kubar, jauhi narkoba, dekati sepakbola,” pesannya. (arf).

Indonesia Dipilih Gelar FIFA Series 2026™️

November 22, 2025 by  
Filed under Sepakbola

JAKARTA – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan tanggapan resmi sekaligus apresiasi besar kepada FIFA setelah Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah FIFA Series 2026™️ yang akan digelar Maret tahun depan.

Penunjukan itu, menurut Erick, sebagai bukti reputasi Indonesia di mata FIFA terus meningkat setelah sukses menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 tahun 2023.

“Saya sudah menerima kabar dari FIFA bahwa lobi kita telah membuahkan hasil. Indonesia resmi diberikan kepercayaan menjadi tuan rumah ajang FIFA Series ™️ tahun depan. Alhamdulillah, kita sekali lagi mendapat mandat menyelenggarakan turnamen resmi FIFA, ” ujar Erick di Jakarta, Jumat (21/11).

Turnamen FIFA Series™️, yang sebelumnya dikenal sebagai FIFA World Series, merupakan ajang dua tahunan berisi pertandingan persahabatan internasional antarnegara dari berbagai konfederasi. Ajang  FIFA Series™️ pertama digelar tahun 2024.

Untuk edisi 2026, Indonesia akan kedatangan negara-negara peserta dari lima konfiderasi di luar Asia yang akan ditentukan kemudian oleh FIFA.

Erick menegaskan kesempatan ini menjadi momentum penting bagi sepak bola Indonesia untuk menambah pengalaman bagi pemain serta pelatih, dan juga menguji strategi permainan Timnas menghadapi lawan-lawan dari luar konfederasi Asia yang selama ini jarang dihadapi Tim Merah Putih.

“Saya mengapresiasi  kepercayaan yang kembali diberikan FIFA kepada Indonesia. Ini menunjukkan, FIFA melihat antusiasme federasi dan juga suporter Indonesia yang serius membangun sepak bola serta mampu menjadi tuan rumah event berskala global. Tentu, keberhasilan ini juga tidak lepas dari dukungan penuh yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto, yang selalu setia mendukung kemajuan sepakbola Indonesia di level internasional. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden,” tegasnya.

Erick juga memastikan pada Kongres AFF yang berlangsung di Bangkok, Thailand, 22-23 November 2025, Presiden FIFA Gianni Infantino akan hadir. Keberadaan Gianni sekaligus melanjutkan pembahasan mengenai turnamen FIFA ASEAN, sebagai agenda be sar yang dapat mengubah peta sepak bola kawasan Asia Tenggara. (*)

Next Page »

  • vb

  • Pengunjung

    898758
    Users Today : 1458
    Users Yesterday : 2949
    This Year : 747134
    Total Users : 898758
    Total views : 9537100
    Who's Online : 49
    Your IP Address : 216.73.216.55
    Server Time : 2025-12-05