10 Tahun Hotel Platinum

October 3, 2025 by  
Filed under Opini

Catatan Rizal Effendi

HOTEL PLATINUM, Kamis (2/10) kemarin merayakan ultahnya ke-10. Acaranya dirayakan di Infinity Sky Lounge, Hotel Platinum Balikpapan, Jl Soekarno Hatta Km 5 No 28, Batu Ampar, Balikpapan Utara.

Saya dan sahabat saya Pak Zainal boleh dibilang orang pertama yang datang. Saya ingin membalas kebaikan Hotel Platinum. Waktu saya ultah, 27 Agustus lalu, teman-teman Platinum yang datang pertama mengucapkan selamat dan membawa bingkisan kue ultah.

Pak Soegianto dan Pak Joko bersama Ketua APINDO Kaltim Abriantinus, Ketua IWAPI Kaltim Ernawaty Fauziah, Ketua IWAPI Balikpapan Juli Shinta dan Zaenal Abidin.

Di lantai lobby saya langsung disambut Direktur Operasional Platinum, Pak Soegianto. Dia bersama Pak Charles, sang owner dinilai orang yang bertangan dingin. Siapa mengira dalam usia satu dekade, sudah ada 5 hotel Platinum. Dari Balikpapan, mereka merambah ke Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, dan Bali. “Insyaallah ada tambah satu lagi di Seminyak Bali,” katanya.

Sampai di tempat acara, saya langsung disuguhi teh tarik ala Platinum. “Saya tahu Pak Rizal suka teh tarik,” kata Pak Soegianto, yang juga ketua PHRI Balikpapan. Lalu di meja saya juga bergabung Ketua APINDO Kaltim Dr Abriantinus, Ustaz Jaelani yang selalu diminta membacakan doa buat Platinum.

Selain itu ada Kacab Mandiri Jl A Yani, Puguh Wardoyo, Kacab Mandiri Jl MT Haryono Ibu Fani dan Pak Adit dari Prioritas Mandiri. Sebagai kado hut, Mandiri menyerahkan 500 e-money kepada Platinum untuk e-parking atau e-toll. Bank Mandiri sendiri pada 2 Oktober juga merayakan ultah yang ke-27.

Pak Puguh ternyata sama dengan saya pendukung klub sepakbola Inggris Manchester United (MU). Dia merasa surprised me lihat saya memakai kemeja putih berlogo MU. Saya bilang saya sengaja pakai kemeja MU untuk menyemangati klub berjuluk “Setan Merah” ini agar segera bangkit, setelah kalah berkali-kali dalam kompetisi Premier League yang tengah berlangsung.

Kacab Mandiri Puguh Wardoyo menyerahkan 500 e-money Mandiri kepada GM Platinum Joko Budi Jaya.

Merayakan ultah ke-10, tim manajemen Platinum bersama seluruh staf mengenakan jaket varsity ala pemain basket.  Di punggungnya tertulis angka 10. Saya jadi teringat pemain basket dunia dari negeri Donald Trump yang menggunakan no punggung 10. Yaitu Kobe Bryant dan pemain eksentrik Denis Rodman.

Saya sempat didaulat teman-teman dari Biting Coustic yang ditugasi menghibur undangan. Mereka sengaja memainkan lagu Cinta Terbaik yang populer dibawakan penyanyi Casandra. Itu memang lagu favorit saya ketika masih wali kota. Jadinya saya harus menyanyi ketika Ipar dan Fia menyodorkan  mikrofon kepada saya.

Yang membuat saya kaget, salah satu saudara Pak Charles yaitu Pak Rudi, yang juga direktur utama Platinum Group ternyata juga jago nyanyi. Salah satu lagu yang dibawakannya lagu berjudul “Mangu” yang viral dibawakan penyanyi Ari Lesmana dari Fourtwenty. Saya sempat menunggu jangan-jangan Pak Rudi buka baju seperti saat Ari menyanyi. He.

Dalam kesempatan itu, Platinum menyerahkan bingkisan kepada 10 karyawannya yang mengabdi selama 10 tahun. Juga penghargaan kepada mitra yang ikut memajukan Platinum, di antaranya media Balikpapan Pos, BPKAD Kaltim, PT Putra Perkasa Abadi, KPM Balikpapan dan Wisata Balikpapan.

JADI RUMAH NYAMAN

Merayakan  hut ke-10, Platinum mengusung tema “Xtraordinary Decade, Xtra Dedication, dan Xtra Journey.” Itu tema menarik. “Menggambarkan semangat kami untuk selalu menghadirkan yang terbaik, bukan hanya untuk tamu dan pemilik, tetapi juga buat karyawan, masyarakat, pemerintah serta seluruh stakeholder,” kata GM Platinum Balikpapan, Joko Budi Jaya.

Joko mengaku beruntung ikut bergabung dengan Platinum, hotel lokal dari Balikpapan yang mampu merambah sampai ke kota-kota besar seperti Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, dan Bali. “Kita juga sudah mempersiapkan diri menyongsong Ibu Kota Nusantara (IKN) yang resmi akan menjadi ibu kota politik tahun 2028,” katanya.

Saat ini Hotel Platinum yang naik kelas menjadi hotel berbintang 5 sudah terlibat dalam pelayanan tamu-tamu IKN. Bahkan Presiden Jokowi, Presiden Prabowo Subianto dan Wapres KH Ma’ruf Amin sudah pernah menginap di Platinum. Termasuk sejumlah menteri, Panglima TNI dan Kapolri, para kepala daerah dan tamu-tamu IKN lainnya.

Menurut Soegianto, dari 5 hotel yang sudah beroperasi, selama 10 tahun Platinum sudah melayani 375 ribu tamu dengan jumlah kamar lebih seribu. “Sejak awal cita-cita kami memiliki seribu kamar. Alhamdulillah target itu tercapai pada usia 10 tahun,” tambahnya.

Dia juga menggambarkan bahwa perjalanan Platinum tidak semuanya mulus. Banyak tantangan yang mereka hadapi. Di antaranya di saat pandemi Covid-19 dan kebijakan efisiensi anggaran di tahun sekarang, yang sangat memukul okupansi hotel. “Tapi kami mampu bertahan, terus melakukan terobosan dan inovasi, sehingga tetap berkembang,” jelasnya.

Fasilitas Platinum Balikpapan saat ini terus disempurnakan. Setelah hadirnya Infinity Sky Lounge, menyusul dalam penyelesaian pembangunan The Grand Ballroom dengan tiga ruangan megah, yang dapat menampung 1.500 orang. “Kami ingin Hotel Platinum menjadi rumah nyaman bagi semua tamu yang datang,” kata Pak Soegianto.

Ketika awal Oktober 2015 Hotel Platinum Balikpapan diresmikan, saya masih menjabat wakil wali kota. Wali Kota saat itu adalah Pak Imdaad Hamid. Dia akrab dengan Pak Charles, yang juga aktif dalam kegiatan sosial di antaranya menjadi pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan ketua Paguyuban Guangzhou.

Saat perayaan kemarin, Pak Charles lagi di luar daerah. Tapi saudara dia hadir semua. Selain Pak Rudi, juga ada Pak David dan Pak Tony. Semuanya tampil bersahaja dan penuh kesederhanaan, menunjukkan sikap mereka sebagai pekerja keras dan penuh optimisme.

Semua mitra dan tamu mengaku salut dan bangga atas kemajuan yang dicapai Platinum selama 10 tahun. Saya lihat juga hadir Kacab Bank BRI dan BCA, Ketua IWAPI Kaltim Ernawaty Gafar, Ketua IWAPI Balikpapan Yuli Shinta Novianti, mantan ketua APINDO Slamet Brotosiswoyo dan sejumlah mitra lainnya. “Mereka tangan dingin, jadi sukses mengelola Platinum,” kata Abriantinus memuji.

Cucu saya Defa dan Dafin kirim ucapan selamat hut kepada Platinum. Soalnya mereka sering dapat fasilitas menginap di Platinum. Bahkan pernah mendapat fasilitas kamar Platinum Suite (PS) yang pernah ditempati Presiden Jokowi. “Luasnya kaya rumah mewah, semoga Platinum maju terus,” kata mereka bersemangat.(*)

Erau dan Sultan Kutai

September 29, 2025 by  
Filed under Opini

Catatan Rizal Effendi

PESTA budaya Erau di Kota Tenggarong berakhir Minggu (30/9) kemarin. Itu puncak acara. Ditandai dengan acara turun naga ke Sungai Mahakam dan belimbur. Ramai sekali. Ada ribuan orang terlibat. Karena itu tontonan menarik terutama belimbur, tradisi saling siram air sebagai lambang penyucian diri.

Erau adalah pesta budaya Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang berlangsung di Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Tahun ini acaranya berlangsung seminggu mulai tanggal  21 September. Penutupannya, 28 September persis  HUT ke-243 Kota Tenggarong.

Disaksikan Menpar Widiyanti Putri Wardhana, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud dan Bupati Kutai Aulia Rahman, Sultan Kutai memukul gol menandai dimulainya pesta budaya Erau 2025.

Acara pembukaannya dihadiri Menteri Pariwisata (Menpar)  Widiyanti Putri Wardhana, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud, Wagub Seno Aji, Bupati Kukar Aulia Rahman Basri dan wakilnya, Rendi Solihin. Sultan Kutai Aji Muhammad Arifin tampak ceria. Ia memukul gong dilanjutkan prosesi adat pendirian Tiang Ayu dan penyulutan api brong tanda dimulainya perayaan budaya terbesar di Kaltim tersebut.

Suasana kota Tenggarong selama seminggu diwarnai peristiwa budaya yang sangat menarik. Ada lomba seni budaya dan olahraga tradisional, bazar UMKM, Beseprah, bepelas sampai ziarah ke makam kesultanan. Puncaknya pada hari ketujuh ditandai ritual turun naga dan belimbur.

Turun naga atau “ngulur naga” adalah prosesi mengarak replika sepasang naga dari Keraton (sekarang Museum Mulawarman) lalu dilarung ke Sungai Mahakam, di depan museum. Naga itu kemudian dibawa ke Kutai Lama di Anggana, tempat asli kerajaan Kutai Kartanegara. Naga ini mensyiratkan sejarah dan asal usul raja pertama Kutai.

Konon, permaisuri dan raja pertama Kutai, Putri Karang Melenu dan Aji Batara Agung terlahir dari kejadian misterius. Yaitu dibawa oleh naga dari Sungai Mahakam. Itu sebabnya replika naga yang diarak warga sepasang dan diberi nama  Naga Bini dan Naga Laki.

Beberapa saat setelah ngulur naga, maka acara yang ditunggu-tunggu masyarakat berlangsung.  Yaitu belimbur. Ditandai dengan aksi Sultan yang memercikkan air tuli (air suci dari Kutai Lama) ke tubuhnya sendiri dan orang-orang terdekat dengan menggunakan mayang pinang.

Selanjutnya masyarakat boleh saling siram melambangkan rasa syukur dan penyucian diri. Air yang digunakan harus air bersih sesuai dengan titah Sultan. Semua orang yang terkena tidak boleh marah. Semua berbasah ria dan penuh dengan keceriaan seakan mendapat berkah besar.

Supaya acara berlimbur meriah, BPBD Kukar menurunkan sejumlah mobil pemadam. Lalu menyemprotkan air kepada kerumunan warga dan turis. Warga sendiri ada yang menggunakan ember dan gayung, atau membuat air dalam kemasan plastik.

KEMBALIKAN KERATON

Saya tidak sempat hadir pada acara pembukaan dan penutupan. Tapi Sabtu saya sempat singgah ke Tenggarong. Setelah menyantap martabak kareh Haji Baen di Loa Kulu, saya menuju Museum Mulawarman. Di sana berlangsung acara beluluh. Hampir tiap hari Sultan Aji Arifin melaksanakan ritual ini bersama kerabat kesultanan.

Saya didaulat ikut acara beluluh Sultan Aji Muhammad Arifin

Beluluh adalah ritual penyucian diri yang dilakukan Sultan untuk menghilangkan semua pengaruh negatif atau enerji jahat, baik yang tampak maupun tidak sebagai pembersihan diri dalam melaksanakan berbagai ritual Erau.

Sultan duduk di balai bambu yang dihiasi dengan berbagai anyaman janur. Lalu seorang tokoh spiritual adat Kutai yang disebut belian memimpin acara dengan membaca mantra dan melaksanakan tepong tawar. Kemudian Sultan bersama tamu kehormatan menarik anyaman janur dan melemparkan ke belakang.

Saya tak mengira ikut didaulat melakukan ritual tersebut. Ada kerabat kesultanan melihat saya hadir. Padahal tadinya saya hanya ingin menyaksikan seperti warga lainnya. Tidak itu saja, saya juga diajak bersama Sultan minum teh bersama selesai beluluh.

Aji Muhammad Arifin adalah Sultan Kutai ke-21 yang naik tahta menggantikan ayahnya, Aji Muhammad Salehuddin II yang meninggal dunia 5 Agustus 2018. Prosesi adat penabalan atau suksesi Sultan Kutai berlangsung di Keraton pada 15 Desember 2018.

Yang menarik, Sultan yang sudah berusia 74 tahun itu lahir tidak di kampung halaman. Tapi di kota Wassenaar, Provinsi Zuid-Holand Belanda ketika orangtuanya pasangan Salehuddin II dan Permaisuri Aji Ratu Aida berada di sana.

“Pak wali ini teman satu angkatan saya kuliah di Universitas Mulawarman,” kata Sultan memberitahu kerabat kesultanan. Di tahun 70-an kami memang pernah bersama. Kampus Unmul bukan di Gunung Kelua, tapi masih di kampus lama di Jl Pulau Flores, yang sekarang dimanfaatkan sebagai Balai Bahasa.

Pada kesempatan itu saya banyak memberi masukan kepada Sultan. Menurut saya, dengan semangat Erau 2025 dan menyambut Erau di tahun 2026 perlu dilakukan Gerakan Pemasalan Kebudayaan Kutai (GPKK) yang lebih masif terutama di wilayah Kaltim.

GPKK diperlukan untuk menjaga agar kebudayaan Kutai tetap terawat dan berkembang mengingat Kutai terutama kerajaan atau kesultanannya  punya arti penting dalam sejarah kerajaan dan kebudayaan di Tanah Air. Hampir sebagian besar wilayah Kaltim dulunya adalah wilayah Kesultanan Kutai.

Menpar Widiyanti juga menegaskan, Kesultanan Kutai sebagai saksi sejarah yang kaya akan budaya Nusantara. “Melalui Festival Erau kita tidak hanya merayakan budaya, tetapi juga merawat identitas dan kebanggaan bersama. Mari kita terus jaga warisan leluhur agar tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya Nusantara,” tandasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Gubernur Rudy Mas’ud. “Erau adalah ruang berkumpulnya budaya adat yang menyimpan sejarah Kesultanan Kutai, karena itu harus dijaga dan dirawat,” ucapnya.

Ada beberapa kegiatan dan aksi yang bisa kita laksanakan dalam GPKK. Di antaranya mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar Museum Mulawarman dikembalikan ke daerah. Biar dikelola Pemkab Kutai dan Kesultanan Kutai dan dikembalikan fungsinya sebagai Keraton Kutai.

Selain didukung dana APBN dan APBD, sudah saatnya Kesultanan Kutai juga diberikan hak pengelolaan tambang seperti halnya Pemerintah memberikan kesempatan kepada ormas keagamaan dan lembaga masyarakat lainnya. Sangat ironis, hampir semua lokasi tambang ada di wilayah Kutai, tapi Kesultanan Kutai secara resmi tak punya wilayah tambang yang bisa dikelola.

Perlu gerakan yang masif membudayakan Bahasa Kutai sebagai program mulok atau muatan lokal di sekolah-sekolah dasar dan menengah. Lakukan kerjasama dengan Unmul dan Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) menjadi laboratorium Bahasa Kutai dan mencetak guru-guru yang pandai mengajarkan Bahasa Kutai. Bahasa Kutai adalah rumpun Bahasa Melayu, yang kaya dan menarik dari segi perbendaharaan bahasa, logat dan keindahan ucapan.

Dalam menyambut tamu-tamu penting seyogianya seni budaya Kutai lebih ditonjolkan tanpa mengesampingkan yang lain. Kutai kaya dengan seni budaya tari, arsitektur, pakaian dan kuliner serta cinderamata. Acara tepung tawar untuk tamu kehormatan sebaiknya menggunakan adat Kutai. Makanan khas Kutai juga tak kalah enak. Seperti nasi bakepor, gence ruan, rabo ruan, sate payau, telor ikan biawan,  sambal raja dan baung masak durian.

IKN perlu memberi apresiasi khusus terhadap budaya dan Kesultanan Kutai. Sebagian wilayah IKN adalah wilayah Kutai. Ketika Upacara 17-an pertama kali digelar di IKN, 17 Agustus 2024, Presiden Jokowi mengenakan busana Kesultanan Kutai. Sayang ada kesalahan teknis, sampai Sultan Kutai tak terima undangan. Nama jalan, gedung dan ornamen di IKN, selayaknya ada yang beraroma Kutai. Nama “Etam” sudah sangat popular di Kaltim. Ada Lamin Etam, Bumi Etam, bubuhan etam dan lainnya. Etam adalah Bahasa Kutai yang berarti “kita.”

Sultan Arifin sempat menyinggung rumah singgah Sultan di beberapa kota di Kaltim termasuk di Balikpapan. Dia menyinggung Wali Kota Rahmad Mas’ud pernah menjanjikan. Saya setuju di Kota Samarinda, Balikpapan dan Bontang ada rumah singgah Sultan. Atau Rumah Budaya Kutai, selain  berfungsi sebagai rumah singgah Sultan juga menjadi media informasi dan promosi kebudayaan Kutai. Saya usulkan yang di Balikpapan kalau bisa mengajukan permohonan ke Pertamina untuk mendapatkan rumah Pertamina di kawasan atas Lapangan Merdeka. View dan lingkungannya sangat bagus.

Tidak ada salahnya setiap pelaksaan Erau, Sultan menganugerahkan gelar kepada pejabat dan tokoh yang punya kepedulian ikut membangun daerah dan kebudayaan Kutai. Biar rasa memiliki, menjaga dan merawat Kesultanan Kutai semakin kuat.

Tiga belas tahun silam, tahun 2012, saya sebagai wali kota sempat mendapat gelar Raden Nata Praja Anum dari Sultan Salehuddin II. Perasaan “etam” bangga dan bertekad ikut memajukan kebudayaan Kutai. Makanya saya suka sekali makan nasi bakepor dan gence ruan. Nyaman “beneh” rasanya sambil menyaksikan Tari Topeng Kemindu dan Tari Ganjur, yang sangat unik dari Kesultanan Kutai.(*)

Kapolri Mendahului Atau ‘Melawan’ Presiden?

September 23, 2025 by  
Filed under Opini

Oleh : Prof Henri Subiakto

-Guru Besar FISIP Universitas Airlangga, dan Dewan Pakar Serikat Media Siber Indonesia

Presiden Prabowo sedang menyiapkan agenda reformasi Polri sebagai respon tuntutan publik pasca-demo besar pada Agustus 2025.

Pada 17 September 2025, Prabowo menunjuk Komjen Pol (Purn) Ahmad Dofiri, mantan Wakapolri yang dikenal tegas, termasuk pernah menangani kasus Ferdy Sambo dan sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Kamtibmas serta Reformasi Kepolisian, sebelum dilantik, telah dinaikkan pangkatnya secara istimewa menjadi Jenderal Polisi Kehormatan (bintang empat).

Prof Henri Subiakto

Penunjukan itu disertai rencana pembentukan Komite Reformasi Kepolisian di level presiden, yang melibatkan tokoh luar seperti mantan Menko Polhukam Mahfud MD, untuk evaluasi menyeluruh.

Sementara Kapolri Listyo Sigit merespons cepat dengan membentuk Tim Transformasi Reformasi Polri secara internal pada hari yang sama melalui Surat Perintahnya. Tim ini beranggotakan 52 perwira, diketuai Komjen Chryshnanda Dwilaksana dengan Listyo Sigit sebagai pelindung dan Wakapolri sebagai penasihat.

Peristiwa ini mencerminkan dinamika politik yang kompleks di pemerintahan Prabowo, upaya reformasi Polri jadi uji coba keseimbangan kekuasaan antara presiden, Polri,  genk Solo dan tuntutan publik.

Penunjukan Dofiri, figur kredibel dari internal Polri yang dihormati karena integritasnya (lulusan Adhi Makayasa Akpol 1989), jadi sinyal kuat, Prabowo ingin mengendalikan agenda reformasi secara langsung dari Istana.

Secara politik, akan memperkuat citra Prabowo sebagai pemimpin tegas yang ingin “membersihkan” institusi Polisi dari warisan  presiden Jokowi (di mana Listyo diangkat karena kedekatannya sejak dari Solo).

Kenaikan pangkat Jenderal Dofiri juga bisa dibaca sebagai sikap politik yg memilih loyalis di luar loyalis Listyo, mengingat Dofiri lebih senior dan dikenal tegas dan bukan gerbong yang dibina Listyo Sigit.

Dengan adanya Pembentukan tim internal Polisi tepat sehari setelah penunjukan Dofiri menimbulkan interpretasi ganda. Di satu sisi dilihat sebagai langkah proaktif Polri “sudah ingin berbenah sendiri” dan terbuka terhadap masukan dari luar, namun juga bisa berarti pembentukan tim internal sebagai upaya defensif kelompok Listyo untuk mempertahankan struktur Polri sekarang.

Ini upaya para pimpinan Polri dibawah Jenderal Listyo Sigit untuk mencegah agar reformasi dari presiden nantinya tidak “mengganggu” struktur hirarki para petinggi Polri yang sudah cukup lama disiapkan dan dibina Listyo Sigit.

Ini juga menguji hubungan antara Presiden Prabowo dengan Kapolri Listyo Sigit yg tampak kooperatif dengan menyatakan siap ikut kebijakan presiden, namun di sisi lain ia membentuk tim internal yang cukup besar yang bisa dimaknai  sebagai upaya perlindungan posisi Kapolri dan struktur polisi dari kemungkinan rekomendasi radikal dari tim bentukan presiden.

Karena jika ada rekomendasi perubahan struktural yang radikal, seperti yang diminta Gerakan Nurani Bangsa, tentu berpotensi memicu gesekan dalam Polri yang sudah terbangun kuat.

Tim internal bisa bermakna “pembelaan” pada Polri sekarang, di tengah tuntutan reformasi yang kian kencang dari mana mana.

Reformasi institusi polisi datang pasca-pemilu 2024 yang menyisakan kesan kuatnya peran polisi dalam politik. Serta datang dari stigma polisi yg represif dalam penanganan demo, dan aktivitas kebebasan berpendapat.

Presiden Prabowo akan dinilai sukses jika berhasil melakukan reformasi hingga mengembalikan kepercayaan pada institusi polisi. Namun jika Presiden tidak mampu berbuat banyak dan Kapolri tetap Jenderal Listyosigit atau sosok yang disiapkannya, maka pemerintah Prabowo akan dianggap “tidak solid” dan  tidak tegas, lebih banyak omon omon.

Artinya perkembangan dari peristiwa ini penting sebagai tanda  soliditas kekuasaan Presiden dan relasinya dengan institusi Polisi. Prabowo ingin mereformasi polisi lewat kebijakannya, agar memperkuat dukungan dan legitimasinya sebagai presiden hingga 2029. Tapi keinginan politik itu nampaknya ada yang tidak suka. Disitulah kemudian Listyo Sigit dan kekuatan di belakangnya memunculkan peran bottom-up seolah tidak kalah tanggap.

Makna politik terbesarnya adalah pengujian apakah Polri bisa direformasi tanpa konflik internal, atau justru jadi arena perebutan pengaruh antara kekuatan kelompok jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jokowi di satu sisi, “menghadapi” Presiden Prabowo bersama kekuatan yang menginginkan reformasi Polisi secara menyeluruh di sisi yang lain.

Kita pantau apa yang akan dilakukan Presiden dan perkembangan kedua tim dalam 2-3 minggu ke depan. Apa ada sinergi di antaranya, atau mereka jalan sendiri sendiri karena memiliki  tujuan dan inisiator yang berbeda.

IKN Semangat Lagi, Ada Perpres Prabowo

September 21, 2025 by  
Filed under Opini

Catatan Rizal Effendi

HARI SABTU (20/9) saya datang lagi ke Ibu Kota Nusantara (IKN), di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU). Saya bermalam di Hotel Qubika. Ada dua tujuan saya. Pertama, mengikuti FUN RUN PMI 2025 dalam rangka HUT ke-80 PMI, Minggu (21/9) pagi. Kedua, ini yang lebih penting lagi yaitu melihat suasana IKN setelah turunnya Peraturan Presiden (Perpres) No 79 Tahun 2025 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Tahun 2025.

Ketua Otorita IKN Pak Bas didampingi Ketua PMI Kaltim Sayid Irwan melepas peserta Fun Run PMI 20205 di depan Istana Garuda.

Sebenarnya saya tak punya kemampuan lari. Setiap minggu hanya jalan kaki 3 km di Grand City Balikpapan. Tapi rekan Zainal Abidin yang mengajak saya. “Yang penting kita berpartisipasi,” katanya. Ya sudah, karena itu tema saya agak melenceng. “Bukan lari sehat, tapi lari dari kenyataan.”

Saya berhasil menempuh jarak 5 km mengelilingi  Istana Garuda dan kompleks perkantoran IKN meski hanya jalan kaki saja. Di garis finish saya dikalungi medali bersama Bung Endro S Effendi, mantan Ketua PWI Kaltim yang sekarang aktif di Travel Umrah Sultanah. Diabadikan seperti layaknya sang juara.


Stand Sultanah di IKN bersama sang manajer, Endro S Effendi

Sebagai branch manager Sultanah Samarinda, Endro memang lagi memasarkan perjalanan umrah kepada pelari. Bahkan dia memberikan voucher bernilai Rp500 ribu kepada semua pelari. “Kalau ada pelari mau umrah lewat Sultanah, biayanya kita diskon Rp500 ribu,” jelasnya.

Fun Run 5K itu digelar PMI Kaltim bekerjasama dengan Otorita IKN bertajuk “Aksi Sehat Bersama PMI.” Karena itu di sela-sela acara pokok, ada kegiatan donor darah, pemeriksaan kesehatan gratis, panggung hiburan, pameran seni hingga area kuliner. “Pokoknya kita buat penuh semangat,” kata Mira, ketua panitia penyelenggara.

Menurut Deputi Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN, Alimuddin, pihaknya memang sangat mendukung kegiatan tersebut, yang mencerminkan komitmen membangun ekosistem kota yang sehat, inklusif dan kolaboratif.

“Kegiatan ini sejalan dengan visi besar Nusantara sebagai Kota Dunia untuk Semua, kota yang memajukan nilai kemanusiaan, keberagaman dan kebersamaan,” tambahnya.

Tepat pukul 06.00 pagi, Ketua Otorita IKN Basuki Hadimuljono yang akrab dipanggil Pak Bas didampingi Ketua PMI Kaltim Dr Sayid Irwan, M.Hum melepas pelari dengan penuh semangat. Berkali-kali dia meneriakkan kata “Merdeka!”. Dia didampingi sang istri, Ibu Kartika Nurani.

Ribuan pelari mengaku senang bisa run di IKN. “Wah, senang sekali, surprised,” kata Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kaltim Hj Ernawaty Gafar, SE bersama teman-temannya.

Rombongan pelari terbanyak datang dari Kukar. Ada 400-an orang diboyong ke IKN. Termasuk sejumlah anggota Palang Merah Remaja (PMR).

UMUMKAN PERPRES

Sebelum melepas ribuan pelari, Pak Bas menyampaikan kepada semua peserta bahwa hari Jumat (19/9) lalu Presiden Prabowo Subianto sudah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) No 79 yang menetapkan  IKN menjadi Ibu Kota Politik Indonesia pada tahun 2028. Perpes tersebut diundangkan pada 30 Juni 2025 lalu.

“Jadi tidak perlu ragu lagi karena IKN tetap jalan dan pasti menjadi ibu kota negara,” katanya dengan wajar cerah. Ucapannya disambut tepuk tangan yang meriah dari semua peserta.

Dari rilis yang diberitakan berbagai media, Perpres 79 menjelaskan beberapa hal penting yang menjadi syarat IKN sebelum menjadi ibu kota politik pada tahun 2028.

Pertama, terbangunnya Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dan sekitarnya. Luas KIPP itu adalah mencapai 800-850 hektare.

Kedua, persentase pembangunan gedung/perkantoran di IKN mencapai 20 persen; dan persentase pembangunan hunian/rumah tangga yang layak, terjangkau, dan berkelanjutan di IKN mencapai 50 persen.

Ketiga, cakupan ketersediaan sarana dan prasarana dasar di Kawasan IKN mencapai 50 persen; sementara indeks aksesibilitas dan konektivitas Kawasan IKN menjadi 0,74.

Keempat, pembangunan hunian/rumah tangga layak, terjangkau, dan berkelanjutan di IKN, pembangunan sarana prasarana pendukung IKN, serta pembangunan aksesibilitas dan konektivitas IKN.

Kelima, perpindahan pemerintahan di IKN dapat terselenggara jika jumlah pemindahan dan/atau penugasan ASN ke IKN mencapai 1.700-4.100 orang dan cakupan layanan kota cerdas Kawasan IKN yang mencapai 25 persen.

Keenam, pemindahan dan penyelenggaraan pemerintahan di IKN dilakukan di antaranya pemindahan ASN/Hankam ke IKN serta penyelenggaraan sistem pemerintahan cerdas IKN.

Terbitnya Perpres 79 sangat menarik perhatian, karena disiarkan beberapa hari setelah Komisi II DPR RI menolak usulan tambahan anggaran IKN sebesar Rp14,92 triliun. Karena itu ada yang mempertanyakan jika Presiden Prabowo setuju IKN menjadi ibu kota politik pada tahun 2028, “Kok tambahan anggarannya tidak disetujui?.”

Saya temui seusai melepas peserta lari, wajah Pak Bas benar-benar ceria. “Tak ada masalah soal penolakan itu, karena semua pekerjaan dan kegiatan IKN tetap jalan. Insyaallah kita siap pada jadwal waktu yang ditetapkan Presiden tahun 2028,” katanya tersenyum.

Dari penjelasan Pak Bas di DPR, tambahan anggaran sebesar Rp14,92 triliun di antaranya Rp4,73 triliun untuk bangunan gedung dan kawasan lembaga DPR, DPD, MPR, Sidang Paripurna, MA dan Plaza Keadilan, MK dan KY serta masjid, jalan kawasan kompleks yudikatif, legislatif, KIPP 1A dan manajemn konstruksi induk dengan skema MYC Tahun 2025-2027.

Selanjutnya ada pembangunan baru sebesar Rp9,59 triliun meliputi rumah tapak dan hunia vertical (legislatif, yudikatif, ASN dan umum) dengan skema MYC Tahun 2026-2028 serta peningkatan jalan kawasan KIPP dan WP. Ditambah pembangunan system penyedian SPAM dan jaringannya, serta prasarana bidang SDA dan irigasi, infrastruktur pendukungan aksesibilitas dan utilitas kawasan yudikatif.

Lalu ada usulan pengelolaan sebesar Rp600 miliar untuk pengoperasian dan pemeliharaan Kantor Presiden dan Istana Negara, Kantor Kemneko 1, 2, 3 dan 4, pengelolaan air minum, jalan dan MUT, kawasan dan ruang terbuka hijau di KIPP, embung, sanitasi dan persampahan.

Selain soal penolakan tambah anggaran, ada juga kabar lain yang mengesankan IKN sudah ditinggalkan. Yaitu berita di beberapa media sosial yang menyebutkan Kementerian PU berhenti membangun IKN sejak tahun depan.

Pak Bas tertawa disinggung soal itu. “Tadinya saya mau klarifikasi, tapi momennya lagi tidak pas. Tidak begitu ceritanya, yang pasti IKN tetap jalan dan siap 2028,” jelasnya dengan senyum.(*)

Tangisnya Ibu Sri Mulyani

September 19, 2025 by  
Filed under Opini

Catatan Rizal Effendi

IBU SRI MULYANI INDRAWATI (SMI) menangis. Kepalanya jatuh di dada sang suami, Tonny Sumartono. Suasana itu terjadi di tangga Kantor Kementerian Keuangan Jakarta, di detik-detik dia meninggalkan kantor tersebut setelah 14 tahun “berumah” di sana.

Ngga jadi Menkeu lagi, yang ngulak sambal di dapur

Sri Mulyani sejak Senin (8/9) lalu tak lagi menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) dalam Kabinet Merah Putih. Presiden Prabowo melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai penggantinya. Lalu serah terima jabatan dilakukan sehari kemudian di Kantor Menkeu, Jl Dr Wahidin Raya No 1, Jakarta Pusat.

Purbaya orang Bogor. Usianya 61 tahun. Meraih gelar sarjana teknik elektro di ITB. Lalu master (MSc) dan doktor ilmu ekonomi dari Universitas Purdue, Indiana, Amerika Serikat. Jabatan terakhirnya Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) 2020-2025.

Selepas serah terima, Sri Mulyani yang akrab dipanggil Bu Ani dilepas oleh ribuan anak buahnya, staf Kemenkeu. Mereka kompak menyanyikan Bahasa Kalbu, lagu Andi Rianto yang dinyanyikan manis oleh Raisa. Liriknya terasa dalam. Air mata wanita perkasa itu luruh. Beberapa kali dia mengusapnya dengan sapu tangan. Suaminya merangkul membesarkan jiwanya.

“Ibu Sri Mulyani tidak sekedar seorang Menteri Keuangan, tapi dia adalah sosok teladan bagi kami. Teladan integritas. Selamat jalan ibu, kami sayang ibu,” begitu narasi yang diucapkan oleh karyawannya.

Wanita kelahiran Bandar Lampung 63 tahun silam itu, menjadi Menkeu terlama dalam sejarah pemerintahan di Indonesia. Bayangkan tahun 2005 dia sudah memangku jabatan tersebut di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Lalu lanjut 10 tahun di era Presiden Jokowi. Nyambung lagi di era Presiden Prabowo Subianto sejak 20 Oktober 2024.

Di sela itu, dia sempat menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia (2010-2016). Ia juga pernah menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bapennas (2004-2005) dari Kabinet Indonesia Bersatu SBY. Pernah juga menjadi Plt Menko Perekonomian (2008-2009).

Ribuan staf Kemenkeu melepas Sri Mulyani penuh kesedihan

Sebelum berada di pemerintahan, SMI  yang alumnus Universitas Indonesia (UI) dan University of Illionis Urbana Champaign  ini, pernah menjadi pengamat ekonomi dan Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi UI.

Atas berbagai prestasinya, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia pada tahun 2006 oleh Emerging Markets di sela Sidang tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura, Wanita Paling Berpengaruh ke-23 di Dunia versi majalah Forbes dan Wanita Paling Berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia Oktober 2007.

RUMAHNYA IKUT DIGRUDUK

Baru 11 bulan membantu Presiden Prabowo, Sri mulai mendapat sorotan publik. Ini gara-gara dia ingin menaikkan pajak dan memajaki berbagai kegiatan rakyat untuk mendongkrak kantong keuangan negara yang didera kenaikan defisit. Apalagi target pajak sendiri juga tidak terlalu tercapai.

Dua ucapan Sri terakhir juga ramai digunjingkan. Pertama soal dia terkesan menyamakan pajak dengan zakat. Kedua, soal narasi guru yang dianggap menjadi beban negara. Kontan dia ramai di-bully netizen dan mendapat berbagai sorotan.

Dalam aksi demo besar yang berlangsung akhir Agustus lalu, rumah Sri termasuk yang digruduk dan dijarah massa. Sri kecewa berat, karena kabarnya sudah minta bantuan tapi ternyata tidak direspon maksimal. Karena itu dia memutuskan meminta pengunduran diri atau resign.

“Banyak yang hilang dalam penjarahan itu. Salah satu yang yang berharga adalah rasa aman, kepastian hukum, perikemanusiaan yang adil dan beradab,” katanya berkomentar. Pasti dengan wajah masgul.

Istana tidak berkomentar jelas apakah Sri mundur atau dicopot?. “Bukan mundur, bukan dicopot. Pak Presiden selaku kepala negara dan kepala pemerintahan punya hak prerogatif. Maka kemudian atas evaluasi, beliau memutuskan ada perubahan formasi,” kilah Mensesneg Prasetyo Hadi.

Isu Sri mau mundur sudah lama tercium. Tapi kabarnya dia ditahan dengan alasan untuk menjaga kepercayaan pasar. Itu sebabnya dia tetap mau bergabung di era Presiden Prabowo meski dulu dia agak berseberangan.

Sri pernah mundur ketika menjadi Menkeu era SBY. Dia disorot karena keterkaitannya dalam Skandal Bank Century. Isunya tenggelam ketika dia diangkat jadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Belakangan dia ditarik kembali oleh Presiden Jokowi untuk kembali mengisi pos Menkeu.

Ada yang menganalisis tangisnya Sri Mulyani menyimpan banyak makna. Ada yang tersirat tapi ada juga yang perlu ilmu tafsir.

Pertama, wajar kalau SMI sedih. Maklum sudah belasan tahun berada di sana. Kita lihat sendiri ribuan stafnya melepas dengan sedih dan bangga. Sedih karena ditinggalkan ibunya yang hebat dan perkasa. Bangga karena Ibu Ani dinilai kuat memegang amanah sebagai pejabat yang menjaga integritas dan punya kualitas tinggi. Karena itu dia diakui dunia. Staf Kemenkeu benar-benar merasa kehilangan. Hampir tak pernah ada Menteri yang dilepas stafnya begitu dramatik kecuali SMI.

Kedua, bisa jadi Bu Ani sedih karena dia was-was kantong kas negara bakal jebol sepeninggalnya. Selama ini dia berhati-hati menjaga pintu keuangan negara. Tapi dia tahu kebutuhan belanja Pemerintahan Prabowo besar. Takutnya batas defisit APBN sebesar 3 persen terlampui. Mau menaikkan pajak atau mencari objek pajak baru ditentang masyarakat. Bu Ani sudah memperkirakan penerimaan pajak 2025 bakal tak mencapai target. Jangan-jangan utang ke luar negeri yang bakal lebih besar lagi sembari program efisiensi terus digalakkan.

Ketiga, bisa jadi Bu Ani sedih karena  kiblat kebijakan ekonomi Indonesia bergeser. Bu Ani dianggap “orangnya” IMF dan Bank Dunia. Jadinya alirannya ke dunia barat. Sementara Prabowo bergeser ke poros Brics+, di mana di situ ada China dan Rusia. Karena itu Prabowo mengangkat Purbaya menggantikan Sri Mulyani. Orangnya lebih berani beraksi dan agresif. Ada yang bilang mazhabnya SMI dengan Purbaya memang sangat beda. Soal perbedaan mazhab ini juga diungkapkan Presiden ke-7 Jokowi. “Ya mazhabnya berbeda karena perbedaan generasi,” katanya Jokowi ketika ditanya wartawan.

Keempat, bisa jadi Bu Sri menyadari bahwa orang mulai bosan. Soalnya dia sudah terlalu lama duduk di kursi Menkeu mulai era SBY, Jokowi sampai Prabowo. Sementara perekonomian kita lagi tidak baik-baik saja. Jadi orang merasa perlu suasana baru atau orang baru. Terlepas apakah penggantinya lebih baik dari SMI masih kita tunggu pembuktiannya. Tapi Purbaya memang tampil beda. Ceplas-ceplos. Malah dia ngakunya memang koboi. Dia optimistis bisa mengangkat kembali perekonomian Indonesia. Salah satu gebrakannya menggelontorkan dana Pemerintah sebesar Rp200 triliun ke Bank Himbara, bank-bank milik negara. Biar dana itu disalurkan kepada pengusaha dan masyarakat. Jadi pasar bergairah lagi. Investasi jalan, lapangan kerja terbuka dan daya beli masyarakat naik lagi.   Apakah di lapangan hasilnya seperti itu? Ya kita tunggu biar Indonesia tidak gelap lagi.(*)

« Previous PageNext Page »

  • vb

  • Pengunjung

    900826
    Users Today : 146
    Users Yesterday : 3380
    This Year : 749202
    Total Users : 900826
    Total views : 9571818
    Who's Online : 24
    Your IP Address : 216.73.216.55
    Server Time : 2025-12-06