ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Catatan Akhir Tahun 2020 : Pandemi Covid-19, Protokol Kesehatan dan Vaksin Covid-19

December 31, 2020 by  
Filed under Berita

Vivaborneo.com – Tidak terasa kita berada dipenghujung Tahun 2020. Tahun yang akan dicatat dan dikenang sebagai sejarah tahun kelam kehidupan manusia di abad ke-21. Tahun dimana seluruh sendi kehidupan terganggu, khususnya sektor kesehatan dan sektor ekonomi dunia luluh lantak dengan banyaknya negara menyatakan diri dilanda resesi akibat pandemi Covid-19.

Wabah virus SARS-CoV-2 atau belakangan diperkenalkan oleh WHO dengan nama Corona Virus Disease 2019 dan disingkat menjadi Covid-19, pertama kali ditemukan di bulan Desember 2019, setelah seorang pedagang pasar di Wuhan-China terpapar virus corona. Satu Tahun berlalu, hingga 30 Desember 2020, sebanyak 82,1 juta orang terjangkit dan merenggut nyawa 1,79 juta jiwa di hampir seluruh negara dunia.

Di Indonesia, Virus Corona pertama kali muncul, setelah pasien 01 dan 02 asal Depok Jawa Barat diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 2 Maret 2020.

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa ada orang Jepang yang datang ke Indonesia kemudian tinggal di Malaysia dan di cek di Malaysia, ternyata positif Corona. Kemudian tim dari Indonesia langsung menelusuri, ternyata orang yang telah terkena virus corona ini telah berhubungan dengan dua orang Indonesia.

“Saya dapat laporan dari pak menteri kesehatan bahwa dua orang ini positif corona,”ungkap Jokowi.

Kemudian Pemerintah pada tanggal 13 Maret 2020 membentuk Satuan Tugas (Satgas) penangan Covid-19 yang diketuai oleh Doni Monardo yang juga sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah dan Satgas pun berjuang sekuat tenaga menghadapi pandemi covid-19 dengan berbagai kebijakan yang extraordinary hingga berburu vaksin.

Data Kemenkes RI menyebutkan per tanggal 30 Desember 2020, akumulasi kasus terkonfirmasi positif covid-19 ada 735.124 kasus dengan 603.741 sembuh dan 21.944 meninggal dunia. Dengan demikian, terjadi penambahan kasus positif sebanyak 8.002 orang yang merupakan angka penularan harian tertinggi di tahun 2020.

Adapun wilayah terdampak yakni 34 Propinsi dan 510 Kabupaten/Kota. Ada pun 10 besar Propinsi penyumbang penambahan terkonfirmasi terbanyak yakni DKI Jakarta menjadi propinsi penambahan terkonfirmasi terbanyak, disusul Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, DI Yogyakarta, Banten, Riau dan Kalimantan Tengah.

Di Propinsi Kalimantan Timur, kasus positif covid-19 pertama kali diumumkan Gubernur Kaltim, Isran Noor pada tanggal 18 Maret 2020, Ia mengatakan pasien tersebut dirawat di RSUD AW Syahranie, Samarinda.

“Ada tiga pasien terduga COVID-19 di Samarinda, satu positif. Yang dua masih menunggu hasil litbang,” ujar Isran sembari mengatakan pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan mengikuti sebuah seminar di Bogor dan berkegiatan di Jakarta.

Data Satgas Covid-19 propinsi Kalimantan Timur update 30 Desember 2020 menyebutkan akumulasi kasus terkonfirmasi positif covid-19 ada 26.711 kasus dengan penambahan kasus positif harian sebanyak 319 orang,   dengan kesembuhan 22.449 orang dan 738 orang meninggal dunia.

Akibat merebaknya virus yang mematikan ini, pemerintah memutuskan menutup sekolah. Para siswa diminta belajar dari rumah dengan skema online atau daring. Salat Jumat dan sholat tarawih Ramadhan di masjid ditiadakan, perjalanan umroh dan haji tahun 2020 pun ikut ditiadakan, demi menekan angka penularan yang kian tak terkendali.

Seluruh mall diminta tutup. Restoran dibatasi. Pekerja bekerja dari rumah (work from home). Pintu keluar masuk di sejumlah daerah dibatasi. Akibatnya, terjadi PHK dimana-mana. Kerugian besar tak terelakan lagi. Banyak perusahaan dan UMKM yang bangkrut.

Berdasarkan data Kamar Dagang dan Industri (Kadin), setidaknya 5,4 juta pekerja harus terkena PHK dan 600 ribu pekerja dirumahkan lantaran pandemi.

Pemerintah memilih metode ‘gas dan rem’ dalam penanganan pandemi. Kesehatan dan ekonomi berjalan beriringan. Diinplementasikan dengan dibentuknya Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), sebuah komite yang dibentuk oleh pemerintah dalam pemulihan ekonomi dan penanggulangan penyakit dan Pandemi COVID-19 di Indonesia, diketuai Menko Perekonomian Erlangga Hartanto dan Erick Tohir sebagai ketua pelaksana.

Kampanye Protokol Kesehatan Covid-19 ; menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M) juga terus dikumandangkan. Bantuan sosial (Bansos) untuk masyarakat miskin dan terdampak pandemi disalurkan, Bantuan subsidi listrik. Bantuan stimulan modal usaha bagai pelaku UMKM di kucurkan. Sejumlah keringanan pajak juga dilakukan.

Hingga 23 Desember 2020, laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, menyebutkan progres realisasi menyalurkan dana Penangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sebesar Rp 502,71 Triliun.

Dalam upaya menyelesaikan pandemi, ilmuwan di dunia kini berlomba, berpacu dengan waktu untuk membuat vaksin Covid-19 yang aman dan efektif secepatnya. Ada juga yang berhasil dan memberikan secercah harapan penyelesaian pandemi ini, seperti Pfizer Jerman – Amerika Serikat yang diklaim efektif lebih dari 90 persen melawan Covid-19.

Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor 12.758 Tahun 2020 pada 28 Desember 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Dalam keputusan tersebut ditetapkan ada tujuh jenis vaksin yang akan digunakan dalam program vaksinasi mendatang. Ketujuh jenis vaksin tersebut ialah vaksin yang diproduksi PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc. and BioNTech, dan Sinovac Life Sciences Co., Ltd

Indonesia sendiri telah bersiap melakukan vaksinasi pada awal 2021. Vaksin Sinovac asal China sebanyak 1,2 juta dosis vaksin pada 6 Desember 2020 lalu telah tiba di tanah air dan menurut Menlu RI – Retno Marsudi, direncanakan akan tiba kembali tanggal 31 Desember 2020 sebanyak 1,8 juta dosis vaksin.

Pendaftaran untuk vaksinasi Covid-19 pun dibuka oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda. Melalui Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Ismid Kosasih, menyampaikan bahwa Pemkot Samarinda telah membuka pendaftaran awal untuk vaksinasi Covid-19. Bekerja sama dengan Diskominfo, pendaftaran saat ini sudah bisa dilakukan secara online di laman website http://corona.samarindakota.go.id.

Dikatakan, pembukaan pendaftaran ini merupakan arahan dari pemerintah pusat. “Arahan dari pusat silakan mendata dulu, cuma kita belum tahu berapa vaksin yang didapat. Paling tidak yang pendaftaran awal ini nanti jadi bank data dulu,” ujar Ismid, (25/12).

Meski begitu, Ismid mengaku belum menerima juknis rinci dari pemerintah pusat terkait kriteria penerima vaksinasi. Namun, pada pendaftaran awal ini dikatakannya, semua orang bisa mendaftar di laman website yang telah disediakan Pemkot Samarinda.

Vaksin merupakan instrumen penting untuk mengendalikan pandemi, Bahkan untuk meyakinkan masyarakat akan keamanan dan keefektifan vaksin, presiden Jokowi bersedia nantinya menjadi orang pertama di Indonesia yang di vaksin. Presiden Jokowi pun memastikan bahwa vaksin ini gratis untuk seluruh rakyat Indonesia. vaksinasi juga harus dilakukan bersamaan dengan tetap melaksanakan protokol Kesehatan 3M secara konsisten. (Hel)