ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Masuki Puasa, Inflasi Kaltim Bulan Maret Lebih Tinggi dari Tahun Lalu

April 4, 2022 by  
Filed under Ekonomi & Bisnis

Vivaborneo.com, Samarinda — Pergerakan Indek Harga Konsumen (IHK) atau yang lebih dikenal dengan istilah inflasi, di Kalimantan Timur pada bulan Maret 2022 terjadi  inflasi sebesar 0,70 persen (mtm) setelah pada bulan Februari 2022 Deflasi sebesar -0,34 persen.

Dengan inflasi 0,70 persen tersebut,  membuat inflasi Kaltim pada bulan ini tercatat sebesar 2,86 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan bulan tahun sebelumnya sebesar 2,35 persen (yoy) dan capaian inflasi nasional yang berada pada 2,64 persen (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Ricky P Gozali menjelaskan berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi pada bulan Maret 2022 utamanya bersumber dari peningkatan harga pada kelompok makanan,  minuman dan tembakau, yang pada bulan sebelumnya yang mengalami deflasi.

“Permintaan masyarakat terhadap komoditas pangan mulai mengalami peningkatan seiring dengan kasus Covid-19 di Kaltim yang semakin melandai. kelompok makanan, minuman dan tembakau, tercatat mengalami inflasi sebesar 1,49% setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi -1,26 persen (mtm),” ujarnya melalui rilis bulanan tingkat inflasi Bank Indonesia yang diterima redaksi pada Jumat (1/4/2022).

Dijelaskan Ricky,  komoditas minyak goreng,  cabe rawit dan ikan layang,  merupakan komoditas bahan pangan penyumbang inflasi cukup besar bulan ini. Kenaikan inflasi beberapa komoditas tersebut, dikarenakan oleh permintaan masyarakat yang cukup tinggi menjelang bulan Ramadhan.

“Apalagi kan kasus Covid-19 mulai melandai, masyarakat sudah dapat beraktifitas keluar rumah  sehingga aktivitas perekonomian turut kembali meningkat,” jelasnya.

Kelompok transportasi dan kelompok perawatan pribadi serta jasa lainnya turut mengalami peningkatan harga. Kelompok transportasi tercatat mengalami inflasi sebesar 0,35 persen setelah pada sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,17 persen.

Dijelaskan, peningkatan kelompok transportasi disebabkan oleh peningkatan pada tarif angkutan udara seiring dengan pelonggaran syarat penerbangan oleh pemerintah,  sehingga mendorong peningkatan permintaan masyarakat terhadap transportasi udara.

“Selain itu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mengalami inflasi sebesar 1,16 persen, karena didorong oleh inflasi pada komunitas perhiasan sebesar 4, 19 persen dengan andil inflasi 0,05 persen,” jelas Ricky.

Ke depan,  berbagai program dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltim seperti inspeksi mendadak pangan dan operasi pasar akan secara berkala dilakukan untuk memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga barang khususnya komoditas pangan bagi seluruh masyarakat.

‘Tim TPID wilayah Kaltim terus berusaha menekan inflasi dan pergerakan harga barang melalui langkah-langkah konkrit. Masyarakat diimbau untuk menghindari panic buying dan menerapkan prinsip berbelanja bijak untuk mendukung kondusifitas selama menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri 1440 Hijriyah tahun 2022 ini,” harapnya.(vb/yul)