ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Masih Ada Daerah Zona Merah Stunting di Jawa Timur

January 26, 2023 by  
Filed under Kesehatan

Share this news

Ketua TP PKK Jawa Timur Arumi Bachin

BATU– Ketua TP PKK Jawa Timur Arumi Bachin menegaskan data problem stunting di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2021 mencapai 23,5%. Di antara data tersebut, Kota Mojokerto tercatat menjadi daerah dengan problem stunting terendah, yakni di angka 6,9%. Sementara Kota Batu memiliki prevalensi Stunting 14 %.  Hal itu diungkapkan kepada awak media, usai melantik Ketua TP PKK Kota Batu, Kamis (26/1/2023 ).

Disebutkan, di Jawa Timur ada 4 kabupaten yang masuk zona merah stunting. yakni yang memiliki angka prevalensi stunting di atas 30%. Tingginya angka prevalensi stunting setiap daerah mempunyai permasalahan yang berbeda-beda. Wilayah kota biasanya memiliki prevelensi yang rendah.

Diakui, Bangkalan dan Pamekasan awalnya memiliki angka tinggi, kini mulai ada penurunan, berkat penemuan baru dengan bekerja bersama-sama setiap OPD yang ada dengan menyatukan program dan kadernya PKK turun bersama membina masyarakat.

“Bangkalan 38,9%, Pamekasan 38,7%, Bondowoso 37,0%, dan Lumajang 30,1%. Kalau saya lihat variabel yang ada, rata-rata (disebabkan oleh) lingkungannya,” kata Arumi.

Arumi berharap hasil dicapai kedua daerah ini mampu dicontoh daerah lainnya untuk bersama-sama mengatasi stunting secara gotong royong antara OPD dan kader PKK turun ke masyarakat . Salah satu faktor tingginya angka stunting di sejumlah daerah di Jatim itu karena jamban yang tidak layak. Kemudian kurangnya air bersih di daerah juga menjadi salah satu faktor.

Menurutnya, mengubah habbit tidak mudah, ada kebiasan sebagai contoh ayah atau ibunya peternak sapi,sementara sapinya harus diperah mulai dari pagi sedangkan diwaktu bersamaan waktunya anak sarapan untuk pergi ke sekolah. Jadi banyak anak yang justru di daerah yang banyak susunya, angka stuntingnya tinggi, karena pada pagi hari mereka lebih dari 50 % tidak sarapan.

“Tapi setiap daerah berbeda kasusnya ,“ papar Arumi.

Menurut Arumi, sebaran tingginya angka stunting diwarnai dipengaruhi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Namun, beberapa daerah juga berhasil menekan angka stunting dengan berbagai inovasinya. Kabupaten Ngawi,  Kota Batu, Trenggalek, inovasinya bagus dan (mampu) mengatasi masalah. Artinya inovasi dan terobosan itu penting.

Saat ini, total angka stunting di Jawa Timur sebanyak 23%. Sedangkan angka stunting nasional sebesar 24,4%. Jawa Timur menargetkan, pada 2024 mendatang angka stunting secara nasional turun setidaknya sampai di angka 13,50%.

Menurut data BKKBN RI di Jawa Timur daerah zona merah Stunting tersebar di 18 Kota – Kabupaten, sedangkan zona kuning stunting dengan prevalensi 20%-30%  ada 5 kota dan Kabupatenn yakni  Kabupaten Sumenep, Kota Surabaya, Kabupaten Malang, Kota Malang, serta Nganjuk. Sementara zona Hijau Stunting ada 15 Kabupaten dan Kota yang mempunyai angka prevalensi stunting 10%-20% di Jatim. Yaitu Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Probolinggo, Trenggalek, dan Kota Batu.

Arumi menyebutkan dampak terburuk dari Stunting, 20 tahun dari sekarang yang masih usia pertumbuhan akan menjadi beban negara. Karena anak-anak yang stunting bukan karena pendeknya tetapi kualitas hidupnya sangat rendah artinya gampang terkena penyakit, pertumbuhan kurang maksimal, satu sisi pertumbuhan cognitif karena pada pertumbuhan tidak ada nutrisi yang mencukupi sehingga pembentukan otak dan logika berpikir sangat dibawah rata-rata. (bs).


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.