ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Yayasan Yong Jing Samarinda, Miliki PMK Andalan

January 22, 2012 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

Musibah kebakaran hingga kini masih menjadi momok yang menakutkan bagi warga Samarinda. Banyaknya banyaknya bangunan yang terbuat dari kayu serta lokasi yang sulit dimasuki mobil pemadam kerap membuat api semakin cepat meluas. Kesulitan petugas pemadam akan bertambah jika musibah terjadi dalam gang yang sempit atau di atas perbukitan yang sulit dijangkau mobil pemadam.

Anggota PMK Yong Jing Samarinda

Satuan Pemadam Kebakaran di Samarinda sebenarnya cukup banyak. Selain pemerintah daerah, beberapa yayasan dan perusahaan juga memiliki satuan pemadam kebakaran. Salah satunya adalah Yayasan Yong Jing Samarinda yang bermarkas di Jalan Cut Meutia Samarinda. Pasukan Mencegah Kebakaran (PMK) yang berdiri sejak 26 Pebruari 2006 ini sangat diandalkan memadamkan api karena keahlian yang dimiliki anggota serta unit pemadam yang tidak dimiliki PMK lain.

“Awalnya masyarakat sekitar hanya meminta kepada Yayasan Yong Jing memberikan bantuan alat pemadam portable. Tetapi oleh Yos Sutomo yang menjadi Ketua Yayasan Yong Jing memberikan 2 unit fire truk,” kata Ketua Pasukan Mencegah Kebakaran (PMK) Yong Jing, Peter Sulistio yang didampingi wakilnya  Rusli Chandra (Amao).

Bantuan yang diberikan Yos Sutomo ternyata tidak hanya membantu masyarakat sekitar yayasan. PMK Yong Jing dengan jumlah anggota sebanyak 25 orang yang berumur 25 – 50 tahun ini selalu berpartisipasi memadamkan musibah kebakaran yang terjadi di Kota Samarinda.

Bersama PMK lain di Kota samarinda, PMK Yong Jing selalu bahu membahu memadamkan api dengan 2 unit fire truk, 1 unit pick up fire pump dan  1 unit motor fire pump beroda 3 yang diberi nama “belalang tempur”.

“Belalang tempur merupakan unit pemadam yang sangat kami andalkan. Ini hanya satu-satunya di Samarinda dan dapat menjangkau lokasi di gang sempit hingga di perbukitan,”  Amao.

Unit ini merupakan hasil rakitan dan kreasi anggota PMK Yong Jing yang mengubah sepeda motor Honda produksi tahun 80-an yang mampu membawa fire pump serta selang pemadam kebakaran. Saat unit PMK lain tidak dapat menjangkau lokasi, “belalang tempur” menjadi satu-satunya andalan mengatasi api yang mengamuk.

Keberadaan anggota PMK Yong Jing menurut Peter Sulistio merupakan sukarela tanpa paksaan. Mendapat luka terkena paku atau pecahan kaca merupakan sebagian resiko yang dialami petugas PMK Yong Jing.

“Mereka bergabung karena mempunyai jiwa sosial dan semangat kebersamaan dalam membantu sesama. ” kata Peter Sulistio.

Karenanya, petugas PMK Yong Jing tidak hanya membantu saat terjadi musibah kebakaran saja. Saat menjelang bulan puasa, PMK Yong Jing turut serta membantu membersihkan halaman mesjid di Samarinda. Beberapa tempat ibadah lain juga sering memnta bantuan PMK ini. PMK Yong Jing juga sering diminta menyemprotkan air kepada penonton konser musik di Samarinda.

“Kami sebagai PMK swasta lebih mudah memberikan bantuan karena tidak dipersulit dengan urusan birokrasi,” kata Peter.

Peter menjelaskan, anggota PMK Yong Jin yang bekerja di berbagai perusahaan di Samarinda tidak pernah mengalami kesulitan meninggalkan pekerjaan saat terjadi musibah kebakaran. Pimpinan tempat mereka bekerja memberikan toleransi sehingga saat terjadi musibah anggota PMK dapat segera meninggalkan pekerjaan.

PMK Yong Jing saat ini juga telah mendapat kepercayaan dari Rumah Sakit Islam Samarinda untuk penanganan kebakaran di rumah sakit.

“Kami telah memperoleh sertifikat penanganan musibah kebakaran di Rumah Sakit setelah mengikuti pelatihan Medical First Responder (MFR) Rescue dan Simulasi Penanganan Bencana Kebakaran yang diselenggarakan Brigade Siaga Bencana Kawasan Timur Indonesia I Makassar,” kata Amao.


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.