ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Peran Kader PPTI Perangi TBC

March 1, 2013 by  
Filed under Kesehatan

Share this news

SAMARINDA—vivaborneo.com, Revitalisasi Perhimpunan Pemberantasan Tuberculosis Indonesia (PPTI) Samarinda, dengan gerakan sosialisasi di kecamatan-kecamatan sejak 21 Februari lalu, sejalan dengan fakta di lapangan, yang saat ini angka putus berobat terjadi peningkatan dan angka kesembuhan menurun.

“Dengan revitalisasi ini, kita akan menggenjot lagi peran kader PPTI, baik di kecamatan maupun kelurahan. Tak hanya sampai di sosialisasi ini, tahapan selanjutnya kita akan melakukan pelatihan dan pembentukan kader PPTI lagi. Dimana saat ini kader PPTI mencapai 168 orang,” ungkap ketua PPTI Samarinda Hj Puji Setyowati di sela-sela sosialisasi baru-baru ini.

Puji yang didampingi wakil Sekretaris PPTI Sunardi mengatakan, besarnya peranan kader PPTI dalam menyembuhkan penderita tuberculosis (TB). “Kader PPTI akan menjaring penderita, kemudian mendampingi minum obat dan melakukan pengawasan kepatuhan berobat. Kenapa harus didampingi, langkah ini penting, karena saat minum obat, penderita merasa tidak nyaman, makanya harus didampingi untuk diberi penjelasan,” tandasnya.

Hal ini lanjutnya untuk mencegah terjadinya putus berobat yang programnya selama 6 bulan. “Kalau putus berobat, penderita tidak bisa berobat di Puskesmas karena bisa kebal, sehingga harus berobat di dokter praktek atau swasta. Kalau di swasta biayanya mencapai Rp 800-Rp 900 ribu per bulan  sampai tuntas 6 bulan,” terangnya.

Di puskesmas sendiri, sebutnya pasien tidak dipungut biaya karena ditanggung Pemkot melalui program Jamkesda. “Makanya jangan sampai terjadi putus berobat, sehingga penyembuhan terhadap penderita TB juga menurun,” imbuhnya.

Hingga kemaren, kegiatan ini sudah berlangsung di 6 kecamatan, dan akan terus berlanjut hingga di 10 kecamatan.(vb/smd2)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.