ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Sekolah Lapang Pengendali Hama Terpadu Cetak Petani Andal

March 12, 2013 by  
Filed under Nusantara

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim melalui Unit Pelaksana Teknis Teknis daerah (UPTD) Proteksi Hama Tanaman terus mencetak petani yang memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang penangan hama dan produksi padi melalui Sekolah Lapang Pengendali Hama Terpadu (SLPHT) setiap tahunnya.

Hal tersebut dikatakan Kepala UPTD Proteksi Hama Tanaman, Ir. Alimuddin usai panen padi ubinan milik SLPHT di Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan, Samarinda, Senin (11/3).

Menurut Alimuddin, saat ini terdapat 180 unit SLPHT yang terbentuk sejak tahun 1997, dengan jumlah alumni SLPHT sebanyak 4.500 orang dan  tersebar di seluruh kabupaten/kota di Kaltim,  terutama berapa pada sentra-sentra pertanian padi.

“SLPHT adalah sekolah lapang yang mendidik petani setempat untuk diberi pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pemahaman dan keterampilan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan hama terpadu dalam bududaya tanaman padi,” jelasnya.

Prinsip-prinsip yang diperhatikan oleh petani adalah budidaya tanaman sehat, pelestarian musuh alami dengan memperhatikan keseimbangan alam, pemilihan benih sehat dan mewujudkan petani sebagai ahli bagi diri dan kelompoknya sendiri.

Petani SLPHT juga diajarkan untuk mengolah bahan-bahan tanaman disekitar menjadi pupuk dan obat-obatan alami untuk menciptakan pertanian yang sehat tanpa pupuk kimia dan racun serangga.

Pertisida nabati yang dapat diolah menjadi musuh alami serangga pengganggu diantaranya, sereh, sambiloto, tambora, jengkol, kunyit, bawang, kemangi, dan lain-lain.

Petani alumni SLPHT di setiap kecamatan kelak akan menjadi cikal bakal sebagai regu pengendali hama, petani pengamat hama secara swakarsa, dan kelompok pos pengelola agen hayati, yang keberadaannya dilegalisir melalui surat keputusan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kaltim.

Secara nasional, intensitas serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tahun 2012 berhasil ditekan hingga 3,7 persen dan di Kaltim intensitasnya dapat ditekan sebesar 4,7 persen dari target nasional sebesar 5 persen.

“Pada tahun 2013, kehilangan produksi (losing product) nasional ditargetkan tidak lebih dari tiga persen.  Ini dilakukan dalam rangkan pengawalan pencapaian produksi 10 juta ton beras nasional pada tahun 2014,” ujarnya.(vb/yul)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.