ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Seni Tari Miau Baru Sudah Tampil Hingga Mancanegara

March 9, 2018 by  
Filed under Wisata

Share this news

SANGATTA Demi pelestarian budaya sekaligus mengembangkan seni tari tradisional, masyarakat penggiat seni di Desa Miau Baru sejak 2007 membentuk Sanggar Tari. Sanggar Tari ini, menjadi wadah bagi generasi muda yang ingin mengembangkan diri di bidang seni tari. Sanggar tari yang ada di Desa Miau Baru diantaranya Sanggar Tari Lekan Maran, Sanggar Tari Tingeng Madeng, Sanggar Tari Uyeng Lahai dan Sanggar Tari Umaq Lekan.

Koordinator Sanggar Tari Desa Miau Baru, Kajan Lahang mengungkapkan, dengan adanya sanggar tari tersebut, banyak anak-anak muda di desa mulai dari SD-SMA, antusias mengembangkan potensi diri melalui seni tari. Yakni dengan mengikuti latihan di sanggar tari masing-masing.

“Setiap hari Minggu jam 3-5 sore, mereka (anak-anak dan remaja) menampilkan berbagai kreasi tarian di Balai Desa (Lamin Adat) Desa Miau Baru,” kata Kajan.

Tarian mereka juga disaksikan oleh pengunjung-pengunjung dari luar. Kajan yang memang dikenal sangat mencintai seni tradiisional sukunya ini menyebut, tari-tarian yang banyak ditampilkan oleh para generasi muda di Miau adalah tarian Datun Julud, yang telah dimodivikasi dengan berbagai kreasi.

Kepiawan penari Desa Miau Baru tentunya tak diragukan lagi. Terbukti, para penari asli pedalaman Kabupaten Kutim tersebut sudah sering malang melintang tampil pada pertunjukan tari sampai ke tingkat nasional maupun mancanegara.Kajan menambahkan, untuk mendukung pementasan seni tari, sanggar tari kerap menggunakan peralatan musik tradisional untuk mengiringi tari-tarian. Dibuat sendiri oleh para pemain musik, berbahan kayu dan dikolaborasikan dengan alat-alat musik yang sudah moderen seperti bass.

Lebih jauh, Kajan menceritakan, Budaya yang terus dilestarikan di Desa Miau Baru, yakni tari asli yang dimiliki Suku Dayak Kayan di Desa Miau Baru. Diantaranya adalah Tarian Hudoq Aruq dan Ufah. Hudoq Aruq dipercaya oleh warga Dayak ini dahulunya dipercaya bisa mengusir hama pada kebun. Tradisi Ufah sendiri yaitu suatu ritual yang biasa diikuti anak-anak lelaki masih berusia kurang lebih satu tahun. Mereka dibacakan mantra. Sehingga kelak bisa menjadipemimpin dimasa yang akan datang.

Bupati Kutim H Ismunandar melihat hal tersebut sebagai potensi budaya daerah yang perlu didukung dan terus dikembangkan. Sehingga bisa mempernalkan dan mengharumkan nama Kutim di tingkat Nasional hingga Mancanegara. Ismu dalam setiap kunjungan kerjanya ke Kongbeng sering menyempatkan diri untuk mengunjungi Desa Miau Baru untuk sekedar menyaksikan kegiatan sanggar tari. Paling terakhir sehari sebelum peresmian penggunaan kantor koperasi di Kongbeng, Bupati menyerahkan sejumlah dana bantuan untuk mendukung pengembangan seni tari di Miau Baru.

“Seni tari tradisional di Miau Baru merupakan warisan leluhur yang tidak boleh dilupakan. Untuk itu saya sangat mengapresiasi kegiatan sanggar tari di Miau Baru, karena dilaksanakan untuk melestarikan budaya tradisional nenek moyang terdahulu,” kata Ismu sesaat sebelum menyerahkan bantuan. (***/5)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.