Balikpapan Menjadi Peringkat Pertama Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Kaltim

May 21, 2025 by  
Filed under Kesehatan

Share this news

SAMARINDA – Kota Balikpapan tercatat sebagai wilayah dengan jumlah kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) tertinggi di Kalimantan Timur (Kaltim), dengan total 361 kasus hingga April 2025. Angka ini melampaui Samarinda (225 kasus), Kutai Barat (164 kasus), dan Kutai Timur (152 kasus).

Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin

Data tersebut dirilis Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim berdasarkan pemantauan kasus GHPR sepanjang tahun berjalan. Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin menyebut tingginya kasus di Balikpapan perlu menjadi perhatian serius pemerintah daerah setempat.

“Tingginya angka di Balikpapan ini perlu menjadi perhatian khusus untuk meningkatkan edukasi dan langkah-langkah pencegahan,” ujar Jaya saat ditemui di Samarinda, Rabu (21/5/2025).

Secara keseluruhan, Kaltim mencatat 1.334 kasus GHPR hingga April 2025, termasuk 391 kasus gigitan baru. Anjing tercatat sebagai hewan penular terbanyak dengan 705 kasus, disusul kucing (588 kasus), dan monyet atau kera (28 kasus).

Dinkes Kaltim telah memberikan Vaksin Anti Rabies (VAR) kepada 1.205 orang yang mengalami gigitan, serta Serum Anti Rabies (SAR) kepada tujuh orang dalam kondisi berisiko tinggi. Hingga kini, belum ada laporan kematian akibat rabies di wilayah ini.

“Virus rabies bersifat 100 persen fatal, tetapi juga 100 persen bisa dicegah. Respons cepat melalui VAR sangat krusial,” tegas Jaya.

Ia mengimbau masyarakat yang memiliki hewan peliharaan untuk rutin melakukan vaksinasi rabies dan segera melakukan penanganan awal jika terjadi gigitan—yakni dengan membilas luka menggunakan sabun dan disinfektan.

Untuk pencegahan rabies pada hewan, Dinkes bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim dalam pemberian vaksinasi gratis, termasuk bagi hewan liar. Kapasitas pusat rabies di berbagai puskesmas dan rumah sakit juga terus diperkuat. (yud)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.