Dinkes Kaltim Gelar Sosialisasi Inisiasi dan Pengobatan untuk Petugas Puskesmas

May 16, 2025 by  
Filed under Kesehatan

Share this news

SAMARINDA – TBC atau tuberkulosis saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Setiap tahunnya, diperkirakan ada lebih dari 800 ribu kasus baru TBC. Oleh karena itu  Pemerintah Pusat maupun Provinsi dan kabupaten/kota  terus meningkatkan upaya pencegahan deteksi dini, dan pengobatan TBC.

Karena itulah Dinas Kesehatan Kaltim menggelar sosialisasi dan workshop  inisiasi pengobatan Tubercullosis Resisten Obat (TBC RO), di Ibis Hotel Samarinda, Rabu (14/5/2025).

Sosialisasi ini digelar selama dua hari, untuk Dinas Kesehatan dan kepala puskesmas, dan hari kedua untuk tim TB RO. Kali ini yang diundang tiga daerah di Kaltim yakni Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kertanegara (Kukar).

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr Jaya Mualimin mengatakan, TB menjadi masalah kita bersama. Ia berharap semua yang mengikuti workshop ini bisa menyerap pengetahuan dan menerapkan inisiasi dari TB RO ini di wilayah puskesmasnya.

Estimasi penderita TB di Kaltim sekitar 21 ribu yang terdeteksi. Tapi yang sudah dilakukan screening sekitar 12 ribuan. Tentu ini masih jauh dari target yang seharusnya  sudah dilakukan kepada  19 ribuan orang penderita TB.

“Dari 188 puskesmas di Kaltim, yang baru menginisiasi 5 puskesmas setiap kabupaten/kota. Semoga yang hadir bisa mereplikasi kegiatan yang bisa dilakukan ini. Saya harapkan kasus penemuan TB secara aktif, mendeteksi secara aktif. Karenaa pasien tidak mungkin datang, kecuali sudah parah, karena itu dibutuhkan keaktifan untuk  mencari kasus-kasus baru agar tidak sampai menjalar ke yang lain. Makanya diimbau ketika ada puskesmas yang dekat dengan panti-panti atau rumah tahanan (Rutan) sebaiknya  discreening. Jika ini dilakukan maka kita akan menemuka banyak penderita dan paparan penularan akan bisa dilakukan,” jelas dr Jaya.

Dijelaskannya, harus  ada upaya maksimal dari seluruh lintas sektor, baik itu dari Dinas Kesehatan, Fasyankes PMDT, dibantu juga dari kelompok penyintas TBC (OPT) Wadah Etam , semua bersama bersatu dalam upaya pemastian pasien TBC RO berobat sampai sembuh.  Ini  nantinya dapat meningkatan capaian program TBC khususnya penemuan kasus TBC dengan melibatkan fasyankes pemerintah maupun swasta.

“TBC atau tuberkulosis saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Setiap tahunnya, diperkirakan ada lebih dari 800.000 kasus baru TBC. Oleh karena itu, kita harus terus meningkatkan upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan TBC. Kita harus terus meningkatkan kesadaran masyarakat, serta memastikan akses layanan kesehatan yang berkualitas bagi semua orang. Maka dari itu upaya percepatan dan ekspansi layanan TBC RO perlu dilaksanakan secepatnya,” pungkasnya. (adv/lin).


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.