ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Ely Hartati Rasyid Sesalkan Penggunaan Alat Rapid Antigen Bekas

May 1, 2021 by  
Filed under DPRD Kaltim

Share this news

SAMARINDA – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Ely Hartati Rasyid menyesalkan tindakan yang dilakukan para pelaku penggunaan alat rapid test antigen bekas di Bandara Kualanamu beberapa waktu lalu. Tindakan ini dapat menyebabkan penularan COVID-19.

“Dalam situasi begini ada orang yang mengambil keuntungan. Padahal rapid tes kalau sampai Rp 250 ribu itu untungnya luar biasa. Kenapa harus menggunakan yang bekas?”, ucapnya pada media ini, Jumat kemarin (30/4/2021).

Ely Hartati Rasyid

Legislatif wanita dari Fraksi PDI-P ini meminta aparat kepolisian dapat segera mengungkap jaringan para pelaku, termasuk mengembangkan kasus itu. Karena timbul kekhawatiran di masyarakat, penggunaan alat rapid test antigen bekas juga digunakan di daerah lain. Dia juga meminta polisi dapat bersikap tegas menerapkan sanksi hukum kepada para pelaku.

Ely Hartati Rasyid juga menyayangkan kejadian ini. Berdasarkan informasi yang beredar, alat rapid test antigen bekas tersebut didaur ulang di labolatorium Kimia Farma.

Anggota DPRD Kaltim Dapil Kukar ini menyebut, instansi terkait harus melakukan pengecekan di lapangan terkait penggunaan alat rapid test antigen tersebut, khususnya di klinik-klinik yang menyediakan layanan rapid test antigen. Selain itu, dia juga meminta dibuatkan aturan yang tegas bagi siapa saja yang sengaja alat kesehatan bekas yang dapat membahayakan kesehatan dan nyawa orang lain. Termasuk meminta kepada pihak rumah sakit, klinik agar tidak membuang sampah bekas limbah media di sembarang tempat.

“Harus sidak, pengecekan lapangan. Apakah mereka sesuai prosedur atau tidak. Misal, dari jumlah penumpang yang memakai Klinik A, B, C bisa ketahuan dan bisa di cek lagi penbeliannya. Itu harus seimbang, kalau mereka mengeluarkan surat sampai 200, berarti ada 200 spesimen Reagen yang harus dibuang. Ini harus dicek detail, dibuat berita acara pemusnahan. Alat kesehatan bukan dimusnahkan di tempat biasa , harus tempat sampah medis. Harus ada aturan tegas,” bebernya.

Terkait dengan pengungkapan penggunaan alat rapid test antigen bekas di Kualanamu, Ely Hartati Rasyid menduga apa yang mereka lakukan sedang “apes”.

“Mungkin Kualanamu itu apes, mungkin ada di daerah lain. Sebenarnya di stasiun kereta, antigen Rp 85 ribu. GeNose di bandara Rp 50 ribu, kalau di kereta Rp 30 ribu. Sebenarnya harga bisa kompetitif, tidak merugikan konsumen kalau birokrasi pendek seperti kereta api. Kalau penumpang dari kalangan bawah, harganya bisa ramah. Harus ada keseimbangan harga, mengingat kebutuhan masyarakat di masa pandemi sangat luar biasa,” pungkasnya. (*/adv)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.