ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Pakan Cukup Rahasia Penggemukan Kepiting

May 2, 2018 by  
Filed under Nusantara

Share this news

VIVABORNEO.COM, Ada anggapan yang berkembang di masyarakat, jika membeli kepiting hendaknya saat bulan dalam keadaan purnama, atau setidaknya hampir purnama. Kenapa? Karena mitos yang berkembang, disaat-saat itulah daging kepiting sedang banyak-banyaknya.

Sehingga banyak masyarakat yang menghindari membeli kepiting ketika bulan mati atau bupan dalam posisi setengah purnama. Mereka percaya, kepiting yang dibeli saat bulan tidak penuh ini isi atau dagingnya banyak kosong.

Ternyata anggapan ini hanya mitos, karena mungkin saja kepiting yang mereka beli tidak mendapat kamanan yang cukup di alam. Bisa saja karena memang sumber pakan minim, atau karena kepiting ini kalah bersaning dengan kepiting lainnya dalam mencari makanan.

Ini dibuktikan ketika Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Delta Mahakam melalui demplot silvofishery-nya di Desa Sepatin, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur studi banding ke  desa binaan Universitas Mataram, Nusa Tenggara Timur, 18-19 April 2018.

Dalam studi lapangan penggemukan kepiting yang  berlokasi di di Desa Paremas Kecamatan  Jerowaru dan Desa dan Bagek Kembar di Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Sebelumnya silvofishery ini telah sukses membudidayakan  udang dan bandeng yang telah dilakukan penebaran benih pada akhir Maret lalu. Namun kini mereka juga tertarik untuk melakukan penggemukan kepiting dengan alasan lebih cepat produksi ketimbang memelihara kepiting sejak bibit atau anakan.

Sebagai tambahan wawasan budidaya, pada 18-19 April yang lalu,  KPH  Delta Mahakam bersama  tujuh orang anggota  Kelompok Tani Hutan (KTH) Mitra Hijau, KTH Lembu Lestari dan dari perwakilan  Desa Tani Baru. Mereka, yang merupakan desa binaan Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram.

Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov. Lombok, Ir. Madani Mukaram, dan dilanjutkan pemberian materi oleh DR. Sitti Hilyana peneliti dari  Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram.

“Untuk penggemukan kepiting selain manajemen air, manajemen zonasi tambak atau demplot dan manajemen perlakuan terhadap tambak, yang paling penting diperhatikan adalah manajemen pakan,” jelas Siti.

Kepiting sangat menuntut pemberian makan yang intens dan tepat waktu, jika tidak kepiting akan stres dan dagingnya mengerut. Jika stress, kepiting juga bisa  ngambek dan mogok makan.

JAdi mitos kepiting akan berdaging penuh pada saat bulan purnama ternyata hanya mitos yang berkembang di masyarakat. Ternyata, daging kepiting akan berisi bernas jika pakannya teratur dan tersedia cukup.(vb/ya)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.