ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Pemkab, PT KPC dan Himpuli Bahas Pengembangan Unggas Lokal

May 19, 2019 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

SANGATTA – Sebagai tindak lanjut Memorandum of Understanding (MoU) Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian 2017 lalu, akhirnya Pemkab Kutim dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) serta Perhimpunan Unggas Seluruh Indonesia (HimpulI), menggelar pertemuan membahas progres dari rencana pengembangan unggas lokal di daerah ini. Pertemuan dilaksanakan diruang Arau, Kantor Bupati, Jum’at (17/5/2019).

Sekretaris Kabupaten H Irawansyah, nampak hadir mewakili Bupati yang masih dalam perjalanan menuju Sangatta. Menurut Irawansyah, program breeding farm (pembibitan ternak unggas lokal) di Kutim ini bakal menjadi sebuah program yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. Mengingat harga bibit ternak sekarang cukup mahal, yakni Rp 12.000 per unggas. Maka dari itu, atas nama Pemerintah Kutim, Irawansyah mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak terkait karena telah menggagas program tersebut.

“Kita juga sudah mendengar di Kutim ada peternak-peternak yang unggul dan dijadikan contoh secara nasional, mudah-mudahan ini tetap eksis, ” tuturnya.

Jika dilihat perkembangan ekonomi di Kutim, lanjut Irawansyah, masih cukup bagus. Bahkan untuk area Kaltim, Kutim masih diatas rata-rata. Oleh sebab itulah peluang-peluang bisnis dan usaha yang berkaitan dengan peternakan masih cukup tebuka. Serta kedepan jika kawasan Maloy, sudah beroperasi akan menjadi peluang yang baik. Tepatnya mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) di Kaliorang.

“Di Kutim juga banyak perusahan-perusahaan perkebunan yang nanti diharapkan membeli produk lokal dari Kutim, salah satunya ayam ini untuk konsumsi mereka. Termasuk KPC dan perusahaan-perusahaan yang tergabung didalamnya. Bukan hanya membina tetapi menggunakan produk Kutim,” ucap mantan Kepala Disperindag Kutim ini.

Berkaitan dengan peternakan, sambung Irawan, ada beberapa hal perlu diperhatikan. Pertama produksi, sebab produksi berkaitan erat dengan bibit, diharapkan tersedia di Kutim sendiri. Sehingga ongkos produksi bisa ditekan dan harga jual lebih menguntungkan.

Kemudiaan berkaitan dengan sarana prasarana ternak seperti kandang bisa melalui bantuan perusahaan-perusahaan dan Pemerintah melalui program – program yang berkaitan dengan peternakan ini. (*/hm15).


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.