Walaupun di Guyur Hujan, Jamaah Sholat Ied di Musholla Raudhatul Jannah Membludak

May 3, 2022 by  
Filed under Daerah

Share this news

SAMARINDA – Pelaksanaan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1443 H di mushola Raudhatul Jannah Kelurahan Air Putih Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda berlangsung dengan hikmat dan dalam kondisi cuaca hujan, namun tidak menyurutkan semangat warga menunaikan ibadah sholat idul fitri.

Suasana kegembiraan dalam perayaan kemenangan Idul Fitri 1443 H, setelah dua tahun dilanda pandemic Covid-19, sebagian warga Kelurahan Air Putih Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda, Senin 2 Mei 2022 pagi memenuhi beberapa tempat ibadah, diantaranya musholla Raudhatul Jannah hingga jamaah meluber hingga ke Jalan raya.

Hidayatullah, sekretaris Dewan Kemakmuran Musholla Raudhatul Jannah mengatakan pihaknya telah menyiapkan membludaknya antusias masyarakat yang ingin melaksanakan sholat Ied di Musholla raudhatul jannah antara lain dengan menyediakan beberapa terpal besar yang siap di hampar bila jamaah membludak.

“Sejak malam setelah pembagian zakat fitrah ke mustahik (penerima zakat-red) kita menyiapkan tempat untuk pelaksanaan sholat Ied di pagi harinya. Kita sudah antisipasi, karena pada malam itu cuaca akan menunjukkan hujan di pagi hari,” jelas Hidayatullah.

Sebelum pelaksanaan sholat Id, Sekretaris Dewan Kemakmuran Musholla menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan selama dalam bulan ramadhan 1443 H termasuk melaporkan penerimaan zakat.

“Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Musholla Raudhatul Jannah kelurahan Air Putih menerima zakat fitrah dan mal dengan jumlah beras sebanyak 1.463 kg, Zakat Fitrah berupa uang sebanyak Rp 26.700.000, Zakat Mal Rp61.300.000, Infak Rp 2.590.000, Sedekah Rp1.060.000, sehingga total penerima berupa uang sebanyak Rp 91.650.000. Dari jumlah tersebut dibagikan kepada mustahik sebanyak 250 paket dengan masing-masing paket berisi beras 6 kg dan uang sebesar Rp300.000,” kata Hidayatullah.

Pelaksanaan Sholat Idul Fitri dengan imam sekaligus khotib Ustadz Ardiansyah, S.Pi mengambil tema Akal dan Nafsu, dengan penuh hikmat diikuti jemaah yang hadir.

Dipaparkan ustadz Ardiansyah, kegembiraan telah dirasakan tatkala lantunan takbir, tahlil, dan tahmid dikumandangkan, pertanda rangkaian ibadah Ramadhan telah usai. Namun, kesedihan pun tidak terlaksana karena berpisah dengan bulan suci Ramadhan.

“Pada malam terakhir bulan Ramadhan langit, bumi, dan malaikat menangis berduka cita bagi umat nabi Muhammad. Bertanya salah seorang sahabat : Musibah apa ya Rasulullah? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab perginya bulan Ramadhan, karena dalam bulan itu semua do’a terkabul, semua shodaqoh diterima, semua amal kebajikan berlipat ganda pahalanya, dan azab terhindarkan,” papar Ustadz Ardiansyah yang juga penghulu ini.

Betapa agungnya bulan ramadhan itu, kehadirannya tidak hanya mendatangkan keberkahan, juga untuk menghapus dosa dan kesalahan kita serta membimbing kita dalam upaya menghindarkan diri dari siksaan neraka. Dan kini dia telah pergi.

Pepatah arab berbunyi: “Jika engkau pernah merasakan nikmatnya bersatu, niscaya engkau akan merasakan pahitnya berpisah.” Ucapnya, sambil berharap semoga ini bukan Ramadhan yang terakhir bagi kita. Ya, Allah ! izinkan kami bertemu lagi dengan bulan yang agung ini dan menikmati lezatnya beribadah di dalamnya dengan Rahmat Mu ya, Allah.

Dijelaskan dalam khotbahnya, Ya Rasulullah, siapakah yang paling utama diantara manusia? Rasulullah SAW bersabda yang berakal, segala sesuatu itu ada alatnya dan alatnya seorang mu’min adalah akalnya. Dan bagi setiap kaum ada pemimpinnya dan pemimpin seorang mu’min adalah akalnya. Dan setiap kaum mempunyai tujuan dan tujuan hamba Allah adalah akal.

Tentang nafsu telah dinyatakan dalam alquran Q.S.Yusuf:53, “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Keberadaan akal dan nafsu pada manusia menjadikan manusia makhluk yang paling sempurna dari makhluk-makhluk lainnya. Malaikat memiliki akal tetapi tidak mempunyai nafsu. Hewan memiliki nafsu tetapi tidak mempunyai akał. Jika akałnya mengałahkan nafsunya maka dia akan lebih baik dari malaikat. Dan jika nafsunya mengalahkan akalnya maka kedudukannya lebih rendah dari hewan.

Berdasarkan riwayat tersebut patutlah untuk disadari dan diwaspadai bahwa nafsu yang ada pada diri setiap manusia adalah sosok makhluk yang sombong yang enggan mengakui tuhan yang telah mernciptakan dirinya. Dalam pembinaannya, nafsu tidak takut dengan siksaan neraka, karena dia telah merasakan siksaan neraka selama 200 tahun.

Nafsu merupakan kendaraan bagi syaitan untuk menjerumuskan manusia dalam mengingkari Allah, menentang aturan-aturan Allah. Bagi mukmin sejati hendaknya bermujahadah (bersungguh-sungguh) dan terus-menerus dalam memerangi gejolak nafsu yang senantiasa mendorong manusia untuk berbuat yang tercela. Imam Qusyairi dalam Risalah Qusyairiyah telah menyatakan pengendalian gejolak nafsu itu dilakukan dengan cara melemahkannya dengan lapar dan dahaga, melumpuhkannya dengan sedikit tidur, dan membebaninya dengan amaliah-amaliah sehingga nafsu itu tidak berdaya. (mun)

 


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.