ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Wali Kota Samarinda Tak Ingin Potensi Sungai Mahakam Tidur

June 10, 2021 by  
Filed under Samarinda

Share this news

SAMARINDA – Wali Kota Samarinda Andi Harun mengatakan sedang menyusun masterplan pengembangan wisata Sungai Mahakam. Karena Samarinda dibelah oleh Sungai Mahakam, maka pengembangan Sungai Mahakamnya dalam konsep Riverside City.

“Sungai Mahakam dengan segala potensinya tidak boleh kita biarkan tidur dan harus dimanfaatkan secara ekonomi dalam konteks Riverside City,” katanya pada acara menyapa warga ota Samarinda yang berlangsung secara virtual dengan disiarkan secara live di Tepian TV dan interaktif RRI Samarinda, Kamis (10/6/2021)

Andi Harun bersama Wakil Wali Kota (Wawali) Rusmadi pada dialog interaktif garapan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Samarinda ini berlangsung di tengah Sungai Mahakam menggunakan kapal wisata Pesut Etam

Dialog interaktif sembari menyusuri Sungai Mahakam ini menghadirkan narasumber berkompeten seperti pengamat ekonomi lingkungan Bernaulus Saragih, Balai Wilayah Sungai (BWS) Eko Wahyudi, peneliti studi ruang publik Universitas Tujuh Belas Agustus (Samarinda) Wardhana, dan Komite Tetap Bidang Organisasi Kadin Samarinda Wibowo Mappatunru. Kegiatan dialog dipandu host Riamitasari. Dalam dialog itu, Wali Kota memaparkan tentang konsep Mahakam Riverside City dan potensi Sungai Mahakam dalam pengembangan ekonomi di Kota Samarinda.

Ia menjelaskan keinginannya untuk menjadikan Sungai Mahakam, khususnya di kawasan tepian sungai sebagai wadah bagi ekonomi kreatif di Kota Samarinda yang menjadi ikon dan daya tarik bagi masyarakat baik dari luar maupun warga Samarinda sendiri.

Menurutnya, ini dilakukan secara terpadu, di antaranya melaksanakan reinkarnasi kawasan ekonomi kreatif Citra Niaga.

“Kami sudah bertemu dengan arsitek Citra Niaga. Saat ini tim sudah bekerja,” tuturnya.

Ia menyampaikan rencana pengembangan ekonomi dan wisata Sungai Mahakam tersebut, berupa rencana membuat pintu masuk Kota Samarinda dari arah Sungai Mahakam, serta membuat pelabuhan wisata yang terkoneksi dengan kawasan ekonomi kreatif dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Samarinda. Ia akan menggabungkan rencana pembangunan sektor pariwisata dengan ekonomi kreatif di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Dengan pendekatan strategis ini, kita berharap bisa mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Bulan puasa lalu, saya sudah bertemu dengan Menteri Pariwisata Pak Sandiaga Uno. Kita lagi memperjuangkan agar bisa memasukkan agenda dalam rancangan proyek strategis nasional,” beber Andi Harun.

Kemudian tentunya lanjut Andi Harun, perlu dukungan perluasan informasi produk Samarinda dengan memanfaatkan pula aplikasi digital marketing. “Dulu kita punya aplikasi Behambinan, sekarang namanya Bebaya Mart. Ini bisa kita manfaatkan,” tandasnya.

Pengembangan konsep Mahakam Riverside City ini sebut Andi Harun, tetap berjalan namun tidak otomatis membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda kehilangan fokus dalam pekerjaan utama seperti penanganan banjir serta penataan tata kota berupa penataan parkir, penataan pasar, penataan kebersihan dan pelayanan air bersih. Termasuk dalam konteks menyelesaikan masalah penerangan Kota Samarinda.

“Untuk saat ini baru penyusunan masterplan. Pembangunannya bisa saja di periode yang akan datang dan bisa saja bukan kami lagi Wali Kota dan Wakilnya,” tutur Andi Harun.

Tak hanya membahas pengembangan wisata Sungai Mahakam, tetapi juga membahas tentang program 100 hari kerja Wali Kota Samarinda.

Wawali Rusmadi menambahkan, warga Samarinda patut bersyukur karena diberikan kekayaan berupa Sungai Mahakam yang tidak dimiliki daerah lain. Menurut dia, penataan Sungai Mahakam ke depan perlu didesain agar tetap berfungsi optimal baik dari segi linkungan maupun secara ekonomi. Karena kata dia, sejak dahulu aktivitas ekonomi di Kaltim memang tidak bisa terlepas dari sungai.

“Kemudian bicara masalah sungai, pasti tidak terlepas dari bantaran. Intinya jangan sampai lepas dari fungsi lingkungan dalam hal ini RTH (Ruang Terbuka Hijau, Red) yang perlu dijaga. Sehingga bisa membuat warga nyaman ketika ingin menikmati ruang publik di Tepian Mahakam. Tidak bikin sumpek,” ungkapnya. (*/DW)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.