ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Acara Bepelas Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura (Bagian Pertama)

July 20, 2009 by  
Filed under Artikel

Share this news

Diantara rangkaian acara Erau 2009, prosesi yang wajib dilaksanakan oleh kerabat Kesultanan untuk suksesnya acara ini adalah berupa tarian-tarian yang mengagugkan kekuasaan Tuhan yang Maha Esa, demi keselamatan dan kemakmuran rakyatnya. Diantara prosesi yang wajib dilaksanakan adalah;

tari belian

tari belian

Dewa Balian memuja Ayu, berarti: Dewa berjoget mengelilingi Tiang Ayu dengan 4 macam joget, untuk menjaga pohon Tiang Ayu dari perbuatan roh-roh jahat yang mengganggu acara Bepelas Sultan.

Menyisik Lembu Suana : dengan meletakkan uang logam atau uang kertas diatas karang Lembu Suana yang ditambak dari beras dengan 37 macam warna yang terhampar dan dibentuk wujud Lembu Suana diatas tikar rotan, meletakkan uang tersebut terserah kepada yang bersangkutan apakah pada sisiknya, matanya, ekornya, tajinya dan lain-lain yang kesemuanya itu mengandung makna tertentu menurut niat bagi orang yang meletakkan uang tersebut.Didalam menyisik Lembu Suana yang hadir diharuskan memakai busana warna hitam menurut adatnya.

Dewa Memanah : Dewa memanah dengan berjoget mengelilingi Tiang Ayu dengan tujuan untuk membersihkan atau mengamankan sekeliling lingkungan baik dibumi maupun diangkasa / khayangan. Panahnya digunakan seandainya didalam gumpalan awan tebal kemungkinan bersembunyi anasir-anasir yang akan mengganggu jalannya Upacara Bepelas yang akan dilaksanakan. Setelah tidak ada lagi anasir-anasir yang dapat mengganggu acara bepelas tersebut, maka Dewa pun menyudahi jogetnya. Dewa duduk dihadapan Tiang Ayu dan menyatakan dengan bememang (mantera) bahwa keadaan sudah bersih samasekali dari gangguan-gangguan jahat.

Dewa menurunkan Sangiang Sri Gambuh Pangeran Sri Ganjur : Tarian ini bermaksud untuk meminta restu kepada Sangiang. Beganjur : Tarian ini ditarikan 4 (empat) orang masing-masing memakai hiasan kepala/ topi yang disebut bolang dan sebuah gada, senjata untuk berperang yang dihiasi bulu-bulu manok/ayam dan menari mengitari Rebak Ayu yang maksudnya meronda menjaga keamanan.

Dewa memulangkan Ganjur : yang melambangkan bahwa keadaan aman.

Dewa dan Balian mulai membacakan mantera (Bememang): memberitahukan di Rebak Ayu kepada para kemulun, Sangiang dan lainnya bahwa bepelas akan segera dimulai.Dewa, Belian, Menyuling Damar Jujagat serta Aji-Aji Perempuan Mengitari Aji Sultan.

Di Dondang (Ratu Disembah) akan Erau Bepelas : sebagian dari para Dewa dan Belian menuju kedalam Keraton untuk mengaturi Aji Di Dondang Ratu di sembah untuk melaksanakan Bepelas dengan diiringi Penyuling Aji-Aji Bini dan Sultan untuk bepelas, maka Sri Sultan diiringi Aji-Aji Bini, Dewa dan Belian Pangkon pembawa Damar Jujagat dengan diiringi irama suling oleh penyuling menuju ketempat dilaksanakannnya Upacara Bepelas.

Bepelas : Maksud dari upacara Bepelas Sultan ini adalah untuk memuja Sukma dari Raga Sultan dari Ujung Kaki sampai Ke Ujung Rambut memberi kuasa dan kekuatan sehingga mampu mengemban tanggungjawab sebagai raja untuk memelihara dan menegakkan adat. Dewa, Belian Menyuling mengantarkan Aji Sultan Tama kedalam ; Sementara itu Dewa, Belian lainnya melaksanakan pemelasannya benda-benda kerajaaan dan benda-benda Tuha (Tua/Kuno).


Share this news

Respon Pembaca

Satu Komentar untuk "Acara Bepelas Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura (Bagian Pertama)"

  1. Mahardian on Tue, 21st Jul 2009 4:54 pm 

    Mari kita sukseskan Pesta Adat Etam di Tenggarong, Selamat dan Maju terus pembangunan Budaya Kaltim khususnya Erau Tenggarong di tahun 2009 ini, wassalam. I hope you’ll be succes thats even from-myself.

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.