ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kedatangan 8 Negara CIOFF Tak Gunakan APBD

July 1, 2013 by  
Filed under Kutai Kartanegara

Share this news

TENGGARONG – vivaborneo.com, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari mengatakan bahwa kedatangan tim kesenian dari 8 negara anggota International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts (CIOFF), tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Tampak beberapa kesenian dari delapan negara anggota CIOFF berparade diawal acara pembukaan Erau.

“Saya terharu, mereka (8 negara CIOFF.red) datang dengan biaya sendiri, kecuali akomodasi di Tenggarong,” ungkapnya.

Rita juga mengucapkan selamat datang kepada seluruh kontingen pada gelaran Erau Pelas Benua dan Internasional Folklore and Art Festival.

Menurutnya Erau sebagai wadah untuk menjalankan misi perdamaian dan pertukaran budaya, sebagai  sarana yang efektif untuk memperkenalkan dan mempromosikan ragam budaya Kesultanan Kutai dan objek wisata di Kukar kepada daerah dan negara lain.

Rita juga berkomitmen, pada Erau tahun depan Ia berencana agar Kukar lebih banyak didatangi pengunjung dari luar Negari.

Untuk itu dirinya berharap kepada Kementrain Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk bahu-membahu mempromosikan Erau. Serta kepada Pemprov Kaltim, Rita menginginkan agar infastruktur jalan menuju Kukar agar lebih diperhatikan.

Sementara Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak dalam sambutannya mengatakan Erau bermakna penting tak hanya bagi Kukar namun juga bagi Kaltim.

Menurutnya Erau tak saja dimaksudkan sebagai rasa syukur,  tapi juga sebagai wadah pelestarian adat dan pengembangan pariwisata.

Hadirnya 8 negara CIOFF terbut menurutnya keingin Pemkab Kukar agar Erau “go internasional”.

“Kita tak bisa tutup diri, kita harus terbuka terlebih di era globalisai tak ada sekat atau batasan,  kita hrs cintai bangsa sendiri tapi tak tolak budaya asing spanjang itu positif,” katanya.

Justru dengan sikap terbuka, menurut Awang akan memotifasi meningkatkan wawasan kebangsaan dan nasionalisme, sehingga tak perlu
khawatir budaya asing ganggu tatanan budaya.

“Sehingga dalam konteks ini lah Erau penting untuk kebersamaan yang harmonis dan kedamaian,” demikian katanya. (vb/hayru)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.