Petani Diminta Waspadai Bibit Kelapa Sawit Palsu
SAMARINDA – vivaborneo.com – Petani kelapa sawit di Kalimantan Timur diminta berhati-hati saat akan membeli bibit kelapa sawit dalam bentuk benih berupa biji karena banyak bibit kelapa sawit palsu beredar dan ditawarkan ke rumah-rumah di pedesaan.Demikian dikatakan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengawasan Benih Perkebunan Kaltim, Sukardi terkait indikasi penjualan bibit sawit dalam bentuk biji yang disenyalir banyak yang aspal (asli tapi paslu) karena tidak melalui proses atau memiliki sertifiksasi, di Samarinda, Kamis (12/8).
Menurut Sukardi, penipuan dengan modus memalsukan kemasan, sertifikasi asal bibit, segel dan stempel perusahaan. ”Ini sangat merugikan petani yang menanam karena jika tumbuh dan berbuah, maka buahnya akan jarang, hasil rendeman CPO (crude Palm Oil) yang sedikit, bahkan tidak jarang pohon yang berasal dari bibit tersebut tidak kunjung berbuah walau telah berusia puluhan tahun,” ujarnya.
Berdasarkan pemantauan UPTD Pengawasan Benih Perkebunan Kaltim hingga ke pelosok Kaltim, sampai saat ini sudah terdapat lima jenis bibit sawit palsu beredar, meskipun ada yang bersertifikasi, namun label dan sertifikasi yang tertempel di kecambah sawit tersebut semuanya palsu.
Telah ditemukan ribuan bibit palsu dan tidak boleh diedarkan, antara lain bibit palsu di Kota Samarinda 10.000 benih dan di Balikpapan ditemukan 50.000 benih. Sedangkan yang sudah dilakukan pemusnahan 25.000 bibit sawit palsu di Desa Petung RT 12, Kecamatan Longkali, Kabupaten Paser. Disamping itu, UPTD Pengawasan Benih Perkebunan Kaltim mensinyalir adanya peredaran bibit palsu di Kecamatan Samboja dan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara serta di Kota Bontang.
Kecambah palsu yang beredar tersebut diantaranya dijual dalam kemasan plastik berisi 250 biji yang dijual dengan harga Rp750.000 per bungkus atau Rp3000 per bijinya. Padahal, bibit sawit yang asli dijual perbiji berkisar Rp8000 hingga Rp10.000.
Saat ini, bibit sawit asli yang direkomendasi pemerintah adalah bibit kelapa sawit yang berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Medan, PT London Sumatera (Lonsum) dan Bakti Tani Nusantara (BTN).
”PT Lonsum dan BTN memang ada, tapi produk kelapa sawit yang palsu juga mencantumkan nama perusahaan tersebut pada kemasannya. Hingga saat ini pelaku yang menjual bibit palsu masih berkeliaran ke rumah-rumah penduduk. Jika ada masyarakat yang mengetahui keberadaan bibit palsu ini harus dilaporkan kepada petugas lapangan agar tidak ada korban petani yang salah tanam,” katanya.(vb/yul)
risfa manta on Thu, 15th Sep 2011 10:32 pm
Bagaimana caranya petani di pedesaan bisa membedakan mana bibit yang asli dan yang palsu..
AWG on Fri, 25th Nov 2011 12:01 pm
untuk menghindari hal tersebut pemerintah khusnya disbun memberikan langsung/memfasilitasi para petani untuk mendapatkan bibit asli .jangan cuma omong doang
arsyad.syarwani on Sat, 17th Mar 2012 10:30 pm
sepertinya ungkapan tersebut (kelapa sawit palsu) baru dibuat kali yah mungkin cuma bikin trendnpalsu berarti imitasi,apa bisa tumbuh kalau ditanam??? itu baru bukti yang tepat okey.