ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Seni dan Budaya Masih Berkutat Pada Isu Pelestarian

August 13, 2011 by  
Filed under Seni

Share this news

SAMARINDA –vivaborneo.com, Seni dan budaya di Indonesia, tak terkecuali di Kalimantan Timur hingga kini masih berkutat pada isu pelestarian. Seni dan budaya masih  berada dalam proses yang sama yakni tentang nilai dan estetika yang disampaikan secara lebih halus, tetapi pemanfaatan nilai dan estetika  itu secara ekonomi masih belum maksimal.Pandangan tersebut dilontarkan Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Bidang Pranata Sosial, Surya Yoga saat menjadi pembicara pada Dialog Seni Ramadhan yang digagas Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kaltim di Aula Taman Budaya Samarinda, Kamis (11/8) malam.

Pelestarian seni dan budaya menurut Surya Yoga, yang juga Kepala UPTD Taman Budaya Samarinda  pertama itu, memang sangat penting agar tidak terjadi pendangkalan nilai atau bahkan hingga kepunahan seni dan budaya.

Seni dan budaya era masa kini, tidak mungkin juga bertahan pada kondisi statis. Perlu inovasi dan terobosan terkait upaya mengenalkan dan mempromosikan budaya dari sisi keindahan nilai estetikanya maupun dari sisi nilai jual ekonominya.

Sebab itu penting untuk segera revitalisasi kebudayaan yang meliputi upaya-upaya pemanfaatan seni dan budaya, penyerbaluasan seni dan budaya serta pendayagunaan seni dan budaya Kaltim.

Gerakan revitalisasi bangunan kebudayaan tersebut tentu saja tidak mungkin dilakukan oleh hanya para pelaku dan penggiat seni budaya, tetapi juga diperlukan peran pemerintah sebagai pengambil kebijakan.

“Menunggu pemerintah saja, pasti tidak cukup. Sebab kita tahu, anggaran Negara  sangat terbatas, sementara kebutuhan dana pembangunan masih sangat besar. Perlu  dukungan swasta melalui CSR (community social responcibility) yang diperkuat dengan aturan daerah, missal melalui Peraturan Daerah,” jelas Surya Yoga.

Pria yang mengaku sudah melihat langsung kebudayaan di 24 negara di dunia itu, mengingatkan agar penggiat seni budaya di Kaltim tidak alergi untuk memanfaatkan tehnologi informasi dalam unsur seni budaya mereka. Sebab tehnologi informasi juga memiliki peran sangat penting dalam seni pertunjukan maupun terkait produk lain dari karya seni dan budaya.

“Mulai sekarang, seniman Kaltim sudah harus berpikir, seni itu bukan  hanya untuk seni, tetapi seni juga untuk ekonomi. Di beberapa daerah, contoh sukses ini bisa kita teladani,” ungkap Surya Yoga.

Ia memberi saran, agar penggiat seni dan budaya bekerja sama dengan pemerintah perusahaan membuat program rutin tahunan untuk mengenalkan berbagai corak ragam seni budaya lengkap dengan berbagai souvenir khasnya. Even tersebut pada waktunya akan menjadi icon tersendiri bagi keunggulan pariwisata Kaltim. Lokasi yang dipilih, sepatutnya adalah daerah yang strategis dan mudah dijangkau wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, satu contoh Balikpapan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudopar) Kaltim, Achmad Adha yang hadir dalam kesempatan tersebut menyambut baik masukan yang berkembang malam itu. Pemerintah akan memberi perhatian lebih serius khususnya menyangkut pelestarian seni budaya dan optimalisasi seni dan budaya  menuju peningkatan kesejahteraan para penggiat seni di Kaltim.

“Pelestarian budaya penting untuk membangun karakter bangsa dan ketahanan mental generasi muda. Tapi pemanfaatan dan pendayagunaan seni untuk mendorong peningkatan ekonomi adalah sesuatu yang perlu kita perhatikan,” kata Achmad Adha.

Sekretaris Dewan Kesenian Daerah (DKD) Hamdani mengungkapkan, untuk membangun semangat dan tanggung jawab semua stakeholder, DKD sengaja mengundang unsur pemerintah dan jajaran DPRD Kaltim. Dari kalangan DPRD Kaltim nampak Hj Encek Widyani, Hadi Muliadi dan Siti Qomariah.

“Kami ingin membangun tanggungjawab pengembangan seni ini bukan hanya oleh penggiat seni saja, atau Pak Gubernur saja. Legeslatif juga harus memberikan dukungan yang sama,” tegas Hamdani. (vb/sam)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.