ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Agus Widodo, Buktikan UMKM Bertahan Lewat Usaha Tahu Tempe

November 24, 2022 by  
Filed under Paser

Share this news

TANA PASER-Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu upaya penanggulangan ekonomi yang paling ampuh. Agus Widodo, 39 tahun  telah membuktikan pengaruh UMKM terhadap kehidupan sehari-hari. Menjadi pengusaha tahu-tempe yang berlokasi di gang bersama Desa Tanah Periuk Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser.

Dalam kesehariannya, rutinitas kegiatan yang terjadi dalam usaha tahu dan tempe ini diawali dengan persiapan bahan baku, pengolahan, pengemasan, dan pendistribusian. Untuk proses pembuatan tempe biasa dilakukan pada pukul 7.00 – 16.00 WITA  yang diawali dengan perendaman kedelai selama 1 malam. Kedelai hasil perendaman direbus dan digilin kasar untuk memecah biji kedelai utuh. Selanjutnya, dilakukan pencucian pada kedelai. Kedelai yang sudah bersih akan diberi ragi dan dikemas sesuai dengan ukuran. Terakhir, akan dilakukan proses fermentasi selama 2-3 hari.

Proses pembuatan tahu biasanya dilakukan dini hari setelah ibadah shalat subuh hingga pukul 16.00 WITA. Pembuatan diawali dengan perendaman kedelai selama 3 jam. Kedelai yang telah direndam akan digiling hingga halus untuk kemudian direbus. Kedelai hasil perebusan akan disaring dan difermentasi dengan penambahan larutan asam. Hal ini bertujuan untuk menggumpalkan bahan tahu dan memisahkannya dengan air. Tahu hasil fermentasi selanjutnya akan dicetak dan dipotong sesuai ukuran. Terakhir, akan dilakukan penggorengan untuk jenis tahu goreng.

“Proses pembuatan berbeda beda walaupun memiliki bahan baku yang sama contohnya  proses pembuatan tempe bisa memakan waktu 2 hingga 3 hari baru bisa di pasarkan, sedangkan tahu butuh beberapa jam saja dan memakai larutan asam,”ucapnya Rabu(23/11/2022).

Pada dasarnya, bahan baku kedelai cukup menjadi permasalahan serius dalam usaha tahu dan tempe. Hal ini dikarenakan semakin hari semakin melonjaknya harga kedelai yang tidak disesuaikan dengan persediaan yang ada. Akan tetapi, jika ditinjau dari tingkat kebutuhan pasar tahu dan tempe masih menjadi primadona

“Kami sangat berharap harga kedelai bisa turun karna melonjaknya harga kedelai di pasaran, tetapi harga penjualan tetap sama, sedangkan tingkat kebutuhan tahu tempe di pasar masih tergolong ramai,” ucap pria yang biasa dipanggil pakde.

Dalam sehari ia mampu menghabiskan 180-200 kg kacang kedelai yang akan diolah menjadi tahu  tempe. Selain dijual di pasar Senaken para tetangga juga sering langsung membeli di rumah.

Dalam melakukan usaha tidak bisa dipungkiri akan ada kendala dan tantangan yang harus dihadapi. Menjalani usaha tahu dan tempe mandiri selama 12 tahun cukup banyak trial and error yang telah dihadapi Agus Widodo. Kendala antara lain persediaan bahan baku yang kurang terjangkau, proses produksi yang kurang sesuai dengan yang diharapkan, pemasaran yang tidak lancar, tenaga kerja yang kurang memadai, adanya persaingan dengan sesama produsen tahu dan tempe, dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak menyurutkan semangat dalam menekuni usahanya.

“Selama saya menjalankan usaha tahu tempe sudah sering merasakan pasang surut, tetapi alhamdullilah untuk hasil bersih masih bisa di tabung sedikit-sedikit dan sangat terasa sekali  dikarnakan harga bahan baku melonjak naik tetapi harga penjualan masih tetap,”ucapnya.

Harapan dan keinginan akan keberlanjutan usahanya masih terus dikejar oleh beliau, diantanya berkeinginan untuk memperbaharui sistem produksi menjadi lebih modern, persediaan bahan baku yang terjangkau dan melimpah serta pendistribusian produk secara meluas dan terus menerus, dan yang terakhir mengajak warga sekitar untuk ikut serta dalam usahanya. Selain itu, pakde memiliki harapan untuk dapat diberikan kelancaran dalam usahanya dan meminta generasi muda untuk dapat mengembangkan usaha yang sama dengan teknologi dan sistem yang lebih canggih.

“Saya berharap semoga usaha tahu tempe makin berkembang, bahan baku juga mudah di dapat serta harga yang tidak terlalu tinggi, supaya bisa menambah pekerja dari lingkungan sekitar  pabrik,”pungkasnya. (yun/adv)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.