ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

“Maangkat Batang Tarandam”, Raja Banjar Dimunculkan Kembali

December 15, 2010 by  
Filed under Profil

Share this news

Ir Pangeran Haji Khairul Saleh pada hari Ahad, 12 Desember 2010 lalu bertempat di Gedung Mahligai Sultan Adam Martapura Kalimantan Selatan dinobatkan oleh Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan Banjar sebagai Raja Muda Kesultanan Banjar.Sebelumnya selama tiga hari berturut-turut dilakukan acara ritual adat dan pertunjukan kesenian rakyat yang mendapat sambutan meriah masyarakat setempat, termasuk perwakilan dari 23 kerajaan se-Nusantara, Ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) Paku Buwono XIII Tejo Wulan, Sekretaris Jenderal FSKN Kanjeng Pangeran Haryo Kusumadiningrat dan Staf Ahli Pranata Sosial Kementerian Kebuayaan dan Pariwisata, Surya Yoga yang diundang menghadiri penobatan tersebut.

Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin mengatakan, penobatan Raja Banjar ini ibarat maangkat batang tarandam, artinya memunculkan kembali seorang raja setelah sekian lama tenggelam tak terangkat ke permukaan atau diketahui oleh masyarakat luas. Raja Banjar selama ini memang nyaris tidak terdengar kecuali hanya melalui keturunannya saja seperti yang bergeral Gusti, Antung dan Andin yang beranak-pinak dan tersebar di seluruh wilayah Kalimantan, wilayah Nusantara bahkan mancanegara.

Berbeda dengan raja-raja di Kaltim, hingga kini masih eksis meskipun tanpa kekuasaan di pemerintahan seperti raja dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di Tenggarong, raja dari Kesultanan Bulungan, raja Kesultanan Gunung Tabur dan raja Kesultanan Sambaliung di Kabupaten Berau. Pada penobatan Raja Muda Banjar, keempat perwakilan kesultanan asal Kaltim ini juga turut hadir.

Kesultanan Banjar sekian lama tak terangkat ke permukaan bisa jadi pula karena kesultanan ini perang melawan kolonial pada 1857 sehingga kerajaannya dibumi-hanguskan oleh Belanda. Sejarah mencatat, di bawah komando Pangeran Hidayatullah II cucu Sultan Adam Al-Washikubillah (1825 – 1857) Perang Banjar dikobarkan. Upaya perlawan terhadap penjajah ini terus berlanjut turun-temurun hingga Indonesia mencapai kemerdekaan.

Dengan demikian Raja Muda Banjar Khairul Saleh dapat dikatakan sebagai restorasi Kesultanan Banjar sejak sultan terakhir Pangeran Muhammad Seman (1862-1905). Raja Muda Banjar Khairul Saleh yang sekarang juga sebagai Bupati Banjar merupakan sultan ke-38 jika merujuk kepada Raden Putera Raga Buana gelar Pangeran Suriansyah ( 1520 – 1546 ). Khairul Saleh adalah anak dari Gusti Jumri bin Gusti Umar bin Pangeran Haji Abubakar bin Pangeran Singosari bin Soeltan Soelaiman bin Sultan Tahmidillah/Tahmidullah II. Istrinya bernama Dra Hj Raudatul Jannah, M.Si dan dikaruniai dua anak, yaitu Gusti Dhia Hidayat dan Gusti Dhia Karima.

Raja Muda Haji Khairul Saleh yang sebelumnya bergelar Haji Gusti Khairul Saleh lahir di Tabalong Kalsel pada tanggal 5 Januari 1964, jadi usianya saat ini lebih dari 46  tahun. Sebelum ini dia juga dikenal aktif di pemerintahan, namun juga masuk dalam panggung politik menyusul terpilihnya sebagai Bupati Banjar periode I tahun 2005 yang berpasangan dengan Hatim Salman. Kemudian dia kembali terpilih kembali sebagai Bupati Banjar berpasangan dengan Fauzan Saleh untuk masa jabatan 20102015.

Terpilihnya Pangeran Haji Khairul Saleh sebagai Raja Muda Banjar merupakan keputusan Musyawarah Tinggi Adat Kesultanan Banjar (para pemangku adat yang berasal dari 13 kabupaten/kota di Kalsel). (vb/01/hadri-hms).


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.