ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Awang Datang dan Tarmizi pun Pergi

December 19, 2008 by  
Filed under Politik dan Pemerintahan

Share this news

Ketika pelantikan gubernur terpilih Kaltim 2008-2013, Awang Farouk Ishak dan Farid Wadjidy dilaksanakan di gedung DPRD Kaltim (Rabu/17/12), otomatis Kaltim telah memiliki sorang pemimpin baru yang dihasilkan oleh pemilihan langsung (pilkada) oleh rakyatnya.

Diantara kegembiraan, kemeriahan dan suka cita masyarakat Kaltim menyambut sang gubernur, ada sepenggal kesedihan yang tersisa. Perginya seorang pemimpin yang berstatus penjabat gubernur yang memimpin Kaltim dengan aman, tenang, dan sukses mengemban tugas yang dibebankan oleh pusat, yaitu melaksanakan amanah pilkada.

Kesedihan dan rasa emosional, begitu terasa ketika Penjabat Gubernur Tarmizi Abdul Karim, bertatap muka langsung dengan anggota DPRD dan insan pers yang sering meliput dan memberitakan kegiatan-kegiatan tugasnya. Air matanya menetes, ketika akan mengakhiri pertemuan. “Saya telah diingatkan oleh istri bahwa jangan terlalu emosional. Ternyata saya gagal,” ucapnya seraya mencoba tersenyum dan mengusap air mata dengan sapu tangan coklatnya.

Bagaimana tidak emosional, bagaimana tidak sedih, jika seorang pemimpin sekelas Tarmizi pergi meninggalkan Kaltim yang telah dipimpinnya selama lima bulan. Begitu juga dengan para “anak buah” Tarmizi dilingkungan kantor gubernur Kaltim dan sebagian kecil masyarakat yang mengenal Tarmizi. Siapapun dapat mosional, dapat menangis.

Dihadapan para wartawan, untuk yang terakhir kalinya Tarmizi bertemu secara langsung, menitipkan pesan untuk masyarakat Kaltim untuk selalu menjaga rasa persatuan dan persaudaraan antar suku. Karena menurutnya, masyarakat Kaltim sangat heterogen, sangat beragam. Semua suku bangsa di Indonesia ada di Kaltim. Jika masyarakat yang beragam ini tidak dapat dikelola dengan baik, bukan potensi yang didapat, namun perpecahan.

Tarmizi mengingatkan bahwa jumlah penduduk yang sedikit di Kaltim sangat menguntungkan, namun peningkatan kualitas penduduk inilah yang harus digenjot. Jadi kedepan, Kaltim harus memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk menghadapi tantangan masa depan.

Dalam setiap kunjungannya ke kabupaten dan kota di Kaltim, Tarmizi selalu kagum akan kekayaan hutan Kaltim. Maka ia mengingatkan setiap bupati dan walikota untuk selalu menjaga kekayaan hutan. Menurutnya kekeayaan hutan yang merupakan “paru-paru” dunia akan sangat berharga bagi Indonesia dan Kaltim pada khususnya. “Nanti, dunia akan membayar setiap meter persegi “karpet hijau”  yang kita miliki,” ujarnya mengibaratkan hutan yang hijau terhampar seperti karpet permadani. (vb/01)

 

 

 

 


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.