Kaltim Waspadai Krisis Pangan Global 2010
SAMARINDA-Krisis pangan global yang diramalkan terjadi pada 2010 dan akan berpengaruh terhadap kondisi dan ketahanan pangan Kaltim. Perlu langkah antisipasi pemerintah untuk meminimalisir akibat krisis tersebut.“Meningkatnya jumlah penduduk dunia secara tajam, sedangkan produksi pangan selama sepuluh tahun terakhir tidak menunjukkan peningkatan berarti, sedangkan cadangan pangan tinggal 15 persen dari kebutuhan yang menurun drastis sejak 2000 yang masih di atas 31 persen.
“Kondisi ini pasti berpengaruh ke Kaltim, sehingga perlu upaya antisisapsi sejak dini untuk membangun kawasan pangan di daerah ini” kata Kepala Bidang Ketersediaan, Distribusi dan Kerawanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kaltim, H Mukhransyah.
Dikatakan, produksi beras nasional 2010 diprediksi masih di bawah peningkatan jumlah penduduk. Sebagai perbandingan produksi beras 2009 naik 0,68 persen dari 2008, sedangkan peningkatan jumlah penduduk 2009 peningkatan 1,29 persen dari tahun sebelumnya. Bahkan lebih mengkhawatirkan lagi ternyata cadangan beras nasional tinggal lima persen.
Ada beberapa kondisi daerah Kaltim yang harus diperhatikan semua pihak terlebih oleh pemerintah pada 2010, di antaranya kebutuhan ketersediaan pangan meningkat untuk memenuhi kebutuhan warga yang menetap sekitar 3,2 juta jiwa ditambah para pendatang yang tinggal sementara untuk urusan dagang dan pekerjaan diperkirakan 500 ribu orang pertahun.
Jumlah petani yang berusaha pada bidang komoditi pangan di bawah angka peningkatan penduduk dan pendatang, sehingga produksi pangan di bawah angka kebutuhan pangan Kaltim, walaupun sudah mencapai angka swasembada berdasarkan kebutuhan konsumsi warga tetap.
“Bahkan diperkirakan produksi padi 2010 terjadi surplus sekitar 20 ribu ton, maka Kaltim masih harus mendatangkan sekitar 40 ribu ton ditambah cadangan pangan untuk tiga bulan sekitar 95 ribu ton,” ujarnya.
Untuk menyikapi kondisi tersebut Pemprov bersama-sama pemangku kepentingan serta masyarakat perlu mengambil langkah yang bersifat jangka pendek agar krisis pangan tidak berdampak besar di Kaltim. Melalui instruksi Gubernur Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan, maka perlu diupayakan peningkatan cadangan pangan di semua daerah terutama kawasan rawan pangan. Selain itu juga mengacu pada instruksi Gubernur Nomor 4 Tahun 2009 tentang Penganekaragaman Pangan. Sejumlah Satuan Kerja Perangkan Daerah (SKPD) untuk mensosialisasikan penganekaragaman pangan lokal selain beras yang merupakan keunggulan lokal.
Mengembangkan lumbung pangan masyarakat yang dikelola secara ekonomis untuk tujuan sosial dan komersial, baik yang mendapat subsidi pemerintah maupun swadaya masyarakat, pengembangan lembaga usaha ekonomi pedesaan (LUEP) sebagai penyangga harga beras petani.
Sedangkan untuk upaya jangka panjang dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan kosong untuk pengembangan komoditi pangan dengan memberdayakan masyarakat terutama petani bahkan dengan memberikan peluang investor untuk berinvestasi pada sektor ini dengan pengelolaan manajemen dan peralatan modern aga penggarapan lahan lebih luas dan praktis.
“Jika upaya-upaya tersebut dapat dilaksanakan, dampak krisis tidak begitu berpengaruh, malahan akan membuka peluang daerah menjual hasil produksi pangan yang berlimpah,” ujarnya.(vb-016)
Respon Pembaca
Silahkan tulis komentar anda...