ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Pola Hidup Sehat Saat Pandemi

December 20, 2021 by  
Filed under Gaya Hidup

Share this news

SAMARINDA – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim, Endro S Efendi berbagi tips pola hidup sehat dengan dia memutuskan untuk mencoba pola hidup berbeda yakni ketofastosis, selama sebulan dirinya bisa menurutkan berat badan 10 kg.

“Ini hari terakhir kita boleh makan karbo dan gula,” kata istri Endro sepulang dari tugas Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 16 Oktober 2021 malam. Menerka memutuskan untuk mencoba pola hidup berbeda yakni ketofastosis.

Endro S Efendi

Lebih lanjut, sebagian orang  pasti sudah pernah mendengar tentang ketofastosis ini. Pola hidup yang mengesampingkan gula dan karbo. Sebagai gantinya, sumber energi digantikan oleh protein hewani. Ada juga amunisi lain yang wajib dikonsumsi yaitu minyak virgin coconut oil (VCO). Selain itu, perbanyak air putih dan sesekali ditambah satu sendok cuka apel. Jendela makan hanya boleh dibuka mulai pukul 12 siang, sampai pukul 20.00 alias pukul 8 malam.

“Sudah lama mendengar soal ketofastosis ini. Bahkan beberapa rekan saya sudah mendahului saya. Maksudnya lebih dulu menerapkan pola ketofastosis ini. Tapi yang paling terlihat manfaatnya adalah ketika kakak ipar yang stroke, pecah pembuluh darah bahkan setengah tubuhnya lumpuh, bisa sembuh setelah menggunakan pola makan ini,” ujar Endro.

Dia menyebutkan, ketika banyak melihat banyaknya fakta positif itulah,  dia dan keluarga pun mencoba mengikuti ajakan istri. Tapi yang paling penting, dia berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar untuk konsolidasi agar pola baru ini mendapat persetujuan utuh.

Hasilnya, semua bagian dirinya setuju dan nyaman. Maka, malam itu menjadi malam terakhir makan karbo. Istri dan anak memilih menu nasi goreng ikan asin.

“Mau tidak mau memang harus lepas dari karbo. Goalnya jelas, ingin agar tubuh lebih cepat melakukan regenerasi sel. Malam itu juga, mulai pukul 8 malam sampai pukul 12 siang keesokan harinya, kami berpuasa makan. Hanya boleh minum tanpa gula. Ditambah amunisi VCO tadi. Begitu seterusnya,” sebutnya

Dia menambahkan, sepekan pertama, jelas ada efek yang tidak nyaman di tubuh. Ada proses healing crisis (HC) atau disebut juga proses detoks. Ini adalah proses tubuh mencari sumber energi yang selama ini dipenuhi karbo dan gula, harus berpindah ke protein hewani alias lemak. Selama dua hari dia mengalami diare, sementara istri mengalami pusing. Sedangkan anaknya mengalami gatal ditandai dengan keluarnya bintik merah di kulit. Ini memang fase induksi yang tidak mudah. Bagi yang menyerah, maka manfaat ketofastosis tidak akan bisa dirasakan.

“Kami putuskan lanjut. Saat memulai ketofastosis, saya cek semua indikator. Paling utama, berat tubuh saya timbang. Beratnya 72 kg. Lingkar perut 98 sentimeter. Tak ketinggalan, indikator utama adalah gula darah, tercatat 98. Untuk ukuran umum, kadar gula darah ini masih normal. Namun, untuk ketofastosis, diharapkan berada di bawah normal alias di bawah angka 80,” terangnya

Dua bulan berlalu. Pola hidup tanpa karbo dan gula sudah menjadi kebiasaan. Hari ini 17 Desember 2021, dia coba cek lagi berat badan dan lingkar pinggang. Hasilnya, berat badan berada di angka 62 kg. Lingkar perut tercatat 91 sentimeter. Tapi, kedua angka itu bukan tujuan utama. Walau berat badan turun hingga 10 kg, yang paling  rasakan dampaknya sebenarnya adalah tubuh yang lebih nyaman dan fit.

“Hidup selalu soal pilihan. Saya memilih jalur ini untuk lebih sehat. Sahabat semua boleh jadi juga punya pilihan berbeda yang lebih nyaman. Prinsipnya, sebelum menjalani pola hidup khusus, pastikan semua bagian diri menerima dan setuju dengan rencana yang akan dilakukan,” tutupnya. (man)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.