ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Tarsul, Pantun dan Puisi Sambut Peserta DBK XI

July 15, 2011 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

Peserta Dialog Borneo Kalimantan XI dengan 600 orang peserta dari empat provinsi di Kalimantan dan dari perwakilan negara bagian Sabah, Sarawak dan Brunei Darusallam berkumpul di kota Samarinda untuk membahas masalah kesusastraan di bumi Borneo-Kalimantan.Assalamualaikum…Kami ucapkan

Pada Hadirin yang menyaksikan

Saat ini Acara Pembukaan Dialog Borneo Segera Dilaksanakan

 

Waalaikumsalam Kami Haturkan

Dialog Borneo di Kota Tepian

Selamat Datang Para Undangan

Penyair Penulis Maupun sastrawan…


Inilah sepenggal “Tarsul”  yang dibawakan oleh pasangan Kepala Dinas Pendidikan Kaltim, H Musyahrim  dan  Ahyana dari Yayasan Bina Seni Budaya Kaltim saat pembukaan Dialog Borneo Kalimantan XI di Pendoppo Lamin Etam, Rabu malam (13/7).

Masyarakat seni dan sastra memaknai Tarsul sebagai sebuah penyampaian ungkapan pendapat, keinginan dan harapan yang disampaikan dengan irama yang bernuansa Islam, layaknya kesenian Arabia semisal Jepen, Madihin, Qasidah, Hapsy ataupun Samrah.

Gubernur Kaltim, Dr H Awang Faroek Ishak dalam mengatakan bagi peserta yang pertama kali datang ke Kalimantan Timur, khususnya ke Kota Samarinda, diucapkan Selamat Datang di Benua Etam.

“Mudah-mudahan Bapak, Ibu, Tuan dan Puan memperoleh kesan-kesan yang baik tentang Kalimantan Timur dan Kota Samarinda,” ujarnya.

BDK XI ini juga menjadi momentum bagi kebangkitan sastra di Borneo-Kalimantan yang meliputi Sabah-Sarawak, Malaysia, dan Brunei Darussalam serta empat provinsi di Kalimantan. Setelah gelaran ini, Pemrov Kaltim akan merencanakan Festival Japin Internasional dan Sukan Borneo yang mempertandingkan sepuluh cabang olahraga.

Gubernur berharap semoga pertemuan sastra Dialog Borneo-Kalimantan XI ini dapat berjalan lancar dan dapat mengangkat martabat sastra serta dapat menjadi spirit bagi penggairahan kehidupan  sastra sepulau,  sehingga sastrawan dan karyanya dapat  sejajar dengan sastra dari tempat lain.

Dirinya meminta, diakhir kegiatan DBK XI ini, dapat dicapai hasil yang dapat memberikan semangat bagi para sastrawan dalam berkarya.

”Saya meminta juga harus ada tindak lanjut dengan penendatanganan kesepakatan bersama MoU antara Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan pihak Rumah Sastra Korrie Layun Rampan untuk pengembangan seni dan sastra ke sekolah-sekolah di seluruh kabupaten/kota di Kaltim,” pintanya.

Awang Faroek mengatakan bahwa sebagai negara serumpun, sudah selayaknya sastra dan seni dapat merekatkan dan mengangkat derajat persaudaraan sesama bangsa serumpun. Bukan malah menjadi bermusuhan dan tercerai-berai.

Dengan sepenggal pantun, Awang Farok Ishak menyambut para peserta DBK di Bumi Etam dengan segala keramahan dan kehangatan warganya.

Danau Jelawat menawan di sepi malam.

Perahu ditambat menunggu matahari.

Selamat datang Tuan Puan di Bumi Etam.

Kami menyambut dengan bangga hati.


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.