ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

DPRD Kaltim Desak Pemprov Bantu Warga Perbatasan

March 24, 2013 by  
Filed under Berita

Share this news

Samarinda-vivaborneo.com, DPRD Kalimantan Timur mendesak Pemprov Kaltim turun tangan membantu warga perbatasan menyusul terhentinya penerbangan bersubsidi sejak 31 Desember 2012 lalu. Ribuan warga perbatasan kesulitan akses menuju Samarinda dan sebaliknya akibat perusahaan pemenang lelang penerbangan bersubsidi hingga sekarang belum juga melayani mereka.

“Kami mendesak Pemprov Kaltim membantu warga perbatasan Apau Kayan. Mereka tak bisa dibiarkan menunggu dalam ketidakpastian. Ada yang mau berobat, ada pula mahasiswa yang mau kembali kuliah, juga warga yang menjenguk sanak saudara mereka di Samarinda dan sebaliknya. Mereka harus dibantu dapat terbang dengan harga tiket yang terjangkau,” kata Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Dahri Yasin, dalam pertemuan Dewan dengan Forum Mahasiswa, Pemuda dan Pelajar Peduli Apau Kayan (FMP3AK), di ruang rapat Gedung E lantai I Kantor Dewan Karang Paci, Jumat (22/3).

Pertemuan dipimpin Wakil Ketua DPRD Kaltim, Yahya Anja, didampingi Ketua Komisi III, Dahri Yasin, anggota Komisi III, Sarkowi V Zahry, Datuk Yasir Arafat dan Artya Fathra Marthin serta Wakil Ketua Koimisi I, Pdt Yefta Berto.

“Tempo hari, pada pertemuan Komisi I dengan Dinas Perhubungan Kaltim sebenarnya sudah disepakati agar Pemprov menggunakan dana tanggap darurat guna membiayai subsidi penerbangan kawan-kawan dari perbatasan. Kami juga merekomendasikan agar Pemprov berkonsultasi dengan BPKP atau BPK untuk masalah penggunaan dana darurat tersebut, sehingga tidak berpotensi menjadi persoalan hukum. Intinya kawan-kawan dari perbatasan ini harus dibantu,” kata Wakil Ketua Komisi I, Yefta Berto.

Tokoh masyarakat Apau Kayan, Ingkong Ala, yang mendampingi anggota Forum Mahasiswa, Pemuda dan Pelajar Peduli Apau Kayan tersebut mengatakan, informasi dari manajemen Bandara Temindung selaku pelaksana anggaran penerbangan bersubsidi ke perbatasan, sudah dilaksanakan lelang dengan pemenang PT Aviastar, namun realisasinya terkendala anggaran pada APBN yang masih diberi tanda bintang.

“Ini masyarakat perbatasan tidak mau tahu. Tuntutan kami,  penerbangan bersubsidi ke perbatasan ini  harus segera beroperasi lagi. Sudah tiga bulan rakyat perbatasan menderita karena tak ada penerbangan bersubsidi,” kata Ingkong Ala.

Masyarakat Apau Kayan yang tak memiliki pilihan lagi, menurut dia, terpaksa  menempuh perjalanan darat dengan sangat medan berat selama empat hari empat malam menuju Samarinda,  melewati wilayah Malinau tembus ke Kutai Barat yakni dari Sei Barang – Mahak Baru – Long Bagun – Samarinda.

Sedangkan Kepala Adat Besar Apau Kayan, Ibau Ala mengatakan rakyat Apau Kayan tak mampu membeli tiket penerbangan regular Susi Air seharga Rp1,7 juta.

“Berhentinya penerbangan bersubsidi juga membuat harga kebutuhan pokok yang sudah mahal naik lagi hingga 100 persen. Kalau di kota harga bawang Rp70 ribu masyarakat sudah protes, kami di perbatasan sudah bertahun-tahun membeli harga kebutuhan pokok dengan harga selangit. Apalagi dengan tak adanya penerbangan bersubsidi sekarang,” kata Ibau Ala. (vb/bar/mir)  


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.