ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

KPU Kota Samarinda Sosialisasi Kesadaran Politik Kalangan Milenial

September 17, 2020 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

Samarinda – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda terus berupaya melakukan sosialisasi pada kalangan milenial terhadap kesadaran berpolitik. Sosialisasi dilakukan di beberapa tempat di Samarinda tempat berkumpulnya komunitas ini.

“Intinya, sosialisasi terkait protokol covid 19, dan meningkatkan kesadaran terhadap kaum melenial akan politik. Agar partisipasi masyarakat sesuai target 77,5 persen di Kota Samarinda dapat tercapai, kata Komisioner KPU Samarinda, Najib

Najib mengingatkan untuk memilih calon pemimpin yang baik, bertanggungjawab, dengan memahami dan mempelajari program kerja mereka

“Kami juga mengingatkan untuk menghindari money politik dan tetap menjaga kesehatan dan keselamatan menjelang 9 Desember 2020,” Jelas mantan aktivis ini

Dia menambahkan, di sosialisasi itu, juga berlangsung tanya jawab terkait pemilu. Seperti warga yang belum terdata saat coklit dilakukan KPU, ada juga yang bertanya tentang apa itu golput, serta money politics.

Golongan putih atau yang disingkat golput adalah istilah politik di Indonesia yang berawal dari gerakan protes dari para mahasiswa dan pemuda untuk memprotes pelaksanaan Pemilu 1971 yang merupakan Pemilu pertama di era Orde Baru. Pesertanya 10 partai politik, jauh lebih sedikit daripada Pemilu 1955 yang diikuti 172 partai politik. Tokoh yang terkenal memimpin gerakan ini adalah Arief Budiman. Namun, pencetus istilah “Golput” ini sendiri adalah Imam Waluyo. Dipakai istilah “putih” karena gerakan ini menganjurkan agar mencoblos bagian putih di kertas atau surat suara di luar gambar parpol peserta Pemilu bagi yang datang ke bilik suara. Namun, kala itu, jarang ada yang berani tidak datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena akan ditandai. Golongan putih kemudian juga digunakan sebagai istilah lawan bagi Golongan Karya, partai politik dominan pada masa Orde Baru.

“Jadi, jangan salah paham dengan pengertian golput. Bukan berarti golput tidak datang ke TPS, tapi di era 1971 itu dijadikan gerakan mencoblos bagian putih kertas surat suara,” tutupnya. (man)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.