ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

DPKP Kota Batu Temukan Sapi  Terjangkit PMK

May 12, 2022 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

BATU–  Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan (DPKP) Kota Batu mendapatkan sebanyak 33 ekor sapi di kota wisata Batu  diduga terjangkit penyakit PMK.

“Data yang masuk ke kami ada 33 ekor sapi yang terjangkit wabah PMK di dusun Tegalsari desa Sumbergondo kecamatan Bumiaji,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan (DPKP) Kota Batu, Sugeng Pramono, membenarkan hal ini saat dikonfirmasi dikantornya,  Kamis (12/5/2022).

Dijelaskan, laporan yang dihimpun  berasal dari 5 peternak yang sapinya terindikasi penyakit PMK. Petugas DPKP sudah turun lapangan sejak tanggal 7 Mei lalu untuk menindaklanjuti laporan-laporan tersebut.

“Atas peristiwa tersebut, kemudian kami sampaikan ke provinsi dan pusat,” ujarnya.

Setelah laporan sampai ke provinsi dan pusat, Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates turun ke Kota Batu pada Senin (9/5/2022) lalu untuk mengambil sampel sapi yang diduga terjangkit PMK. Sebanyak 6 sapi yang diambil sampel untuk diteliti guna memastikan positif PMK atau tidak.

“Untuk hasil sampel yang diambil akan diperkirakan dapat diketahui hasilnya pada hari Minggu,” ucap Sugeng.

Adapun langkah yang dilakukan DPKP untuk mencegah meluasnya wabah PMK antara lain dengan melakukan penyemprotan disinfektan dan memberi vitamin kepada hewan ternak.

“Kami juga memberikan sosialisasi ke pemdes dan peternak agar tidak melakukan jual beli sapi dari luar. Begitu juga sebaliknya,” bebernya.

Tidak hanya itu, lanjut Sugeng, pihaknya juga telah membentuk satgas yang terdiri dari DPKP, diskumdag, BBPP Songgoriti, polres, TNI dan KUD Kota Batu.

“Namun untuk juklak dan juknis masih menunggu dari Pemerintah Pusat. Kami juga telah membuat Posko di Sumbergondo, RPH, dan kantor Dinas ”  terangnya.

Kendati  sudah ada kasus PMK di Kota Batu, utamanya di dusun Tegalsari Desa Sumbergondo, Sugeng mengimbau peternak tidak panik dan tidak menular kepada manusia.

“Terpenting mengolah atau memasak daging sapi ataupun susu dengan sempurna sebelum dikonsumsi, ” lanjutnya.

Kadis DPKP mengharapkan kepada para peternak untuk segera melapor ke DPKP apabila menemuka  adanya sapi yang bergejala PMK. Sehingga, DPKP bisa segera melakukan penanganan dan mengirimkan dokter hewan.

“Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin untuk mengatasi PMK ini,” tuturnya.

Langkah yang sudah dilakukan DPKP agar tidak menyebar dengan memberikan disinfektan, suntikan antibiotik, dan diisilolir dari lingkungannya.

“Setiap orang yang masuk kandang harus menggunakan pakaian APD(alat pelindung diri).Hewan kita batasi pergerakan ” paparnya.

Dijelaskan, masyarakat perlu mengetahui gejala-gejala hewan ternak terjangkit PMK diantaranya mengalami demam tinggi sampai 41 derajat, serta pembengkakan kelenjar pertahanan, terutama di daerah mandibula atau rahang bawah. Sekitar mulut, moncong, gusi, kuku, dan payudara hewan juga tampak lepuh atau luka.

Karena luka-luka tersebut, maka timbul produksi kelenjar ludah yang tinggi, sehingga air liur menetes terus menerus. PMK bisa menyerang pada hewan seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, rusa, dan sebagainya.

Di Kota Batu sendiri saat ini terdapat dua jenis sapi ternak yaitu sapi perah dan sapi potong dengan total 12.579 ekor. Perinciannya, di Kecamatan Batu ada 5.345 ekor, Kecamatan Bumiaji 3.457 ekor, Kecamatan Junrejo 3.777 ekor.

Sementara itu Camat Kota Batu Supriyadi menyebutkan, untuk sementara ternak sapi yang ada diwilayahnya dalam keadaan aman. Namun demikian dia sudah melakukan sosialisasi bagaimana mendeteksi kondisi sapi yang sehat dan terjangkit PMK.

“Saya sudah ingatkan kepada para lurah dan kepala desa untuk memantau perkembangan ternak masyarakatnya. ” jelas Supriadi disela-sela acara halal bihalal di kantornya, Kamis ( 12/5/2022).

Disebutkan jumlah peternak diwilayah Kecamatan Batu, yang paling banyak berada di dusun Toyomerto desa Pesanggarahan, sebanyak 1.300 ekor. (Buang Supeno)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.