PKM Kolaborasi Universitas Pakuan – Belantara Foundation Hasilkan Situs Quiz Game

February 11, 2025 by  
Filed under Lingkungan Hidup

Vivaborneo.com, Bogor  — Indonesia dikenal sebagai Megabiodiversity Country, yaitu salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati (kehati) sangat tinggi. Sebagai salah satu negara besar beriklim tropis, dari seluruh kekayaan kehati daratan dunia, Indonesia memiliki 9,7 persen tumbuhan berbunga; 14 persen satwa mamalia; 8,7 persen satwa reptilia; 6,3 persen satwa amfibi; 18,6 persen fauna burung,  serta memiliki 8,9 persen ikan air tawar yang ada di dunia.

Hal ini tidak lepas dari posisi geografis dan sejarah geologis Indonesia yang menjadikan bentang alam Indonesia terbagi menjadi tujuh wilayah ekoregion dengan tingkat endemisitas tinggi. Tidak kalah penting, Indonesia juga memiliki 22 tipe ekosistem alami dengan 98 tipe vegetasi alami.

Lebih lanjut, ditilik dari kekayaan kehati yang ada di lautan,  di Indonesia hidup 16 persen spesies ikan laut dunia; 38,9 persen spesies mamalia laut; 56,6 persen reptilia laut, serta 10,5 persen spesies karang yang ada di dunia. Tingginya kekayaan kehati ini juga didukung oleh posisi geografis Indonesia yang berada di tengah-tengah Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle), yang merupakan pusat kehati laut dunia.

Untuk membantu upaya pelestarian kekayaan kehati yang menjadi asset bangsa Indonesia ini, diperlukan adanya inisiatif untuk mendukung upaya yang telah dilakukan pemerintah seperti penyadar-tahuan dan edukasi tentang kehati bagi siswa-siswa sekolah di tingkat SLTA, baik melalui sosialisasi, pengamatan langsung yang interaktif, serta melalui media sosial dan “Quiz Game” berbasis website.

Quiz Game untuk pendidikan berbasis web site adalah platform interaktif yang dirancang untuk meningkatkan pembelajaran melalui format kuis yang menarik. Quiz dikemas dalam bentuk dimana siswa menjawab pertanyaan pilihan ganda dalam batas waktu tertentu, yang bertujuan untuk mempertahankan minat belajar siswa selama online. Pendidikan kehati yang interaktif melalui Quiz Game ini diluncurkan di SMAN 1 Sukaraja, Kabupaten Bogor, pada Kamis (6 Pebruari 2025) lalu.

Peluncuruan dilakukan secara bersama Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unpak, Dr. Dolly Priatna, dan Kepala Sekolah SMAN 1 Sukaraja, Dra. Emi Rosmiami, MPd., yang dihadiri oleh perwakilan Belantara Foundation, mahasiswa Unpak, serta para guru dan ratusan siswa SMAN 1 Sukaraja.

Peluncuran situs Quiz Game Kehati ini merupakan rangkaian program penyadar-tahuan dan edukasi peningkatan literasi keanekaragaman hayati bagi siswa SLTA, sebagai bagian dari implementasi Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa Universitas Pakuan sejak Oktober 2024 di SMAN 1 Sukaraja, Kabupaten Bogor.

PKM yang mengajak para siswa untuk mengenal dan memahami keanekaragaman hayati ini, dilakukan melalui berbagai kegiatan, yakni kuliah umum, identifikasi jenis hayati di sekitar sekolah, lomba poster dan konten reels Instagram tentang pelestarian kehati, serta permainan interaktif melalui Situs Quiz Game Kehati karya dosen dan mahasiswa Universitas Pakuan.

Dr. Dolly Priatna yang menjadi Ketua kegiatan PKM Hibah Internal Unpak pada sambutannya mengatakan bahwa SMAN 1 Sukaraja Kabupaten Bogor dipilih menjadi lokasi kegiatan karena SMAN 1 Sukaraja merupakan sekolah penerima Penghargaan Adiwiyata. Namun, di sisi lain pengetahuan dan pemahaman tentang keanekaragaman hayati yang dimiliki siswanya masih kurang dan perlu ditingkatkan.

Dolly, yang juga Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pakuan menyatakan, “kegiatan peluncuran situs Quiz Game Kehati ini merupakan langkah strategis untuk mendorong peningkatan pengetahuan para siswa melalui cara yang menyenangkan dan aplikasi teknologi yang mudah diakses”.

“Kami percaya bahwa mempelajari pengetahun keanekaragaman hayati yang amat kompleks, harus melalui cara yang bisa menjadi pengalaman menarik dan menyenangkan. Kami yakin Quiz Game Kehati yang kami luncurkan ini akan menjadi sebuah cara yang efektif bagi siswa sekolah dan masyarakat umum yang tertarik mempelajari dan memahami keanekaragaman hayati Indonesia,” ujar Dolly, yang juga merupakan pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SMAN 1 Sukaraja, Kabupaten Bogor, Dra. Emi Rosmiami, MPd. mengatakan, sangat menyambut baik kerjasama Universitas Pakuan dan Belantara Foundation dalam rangkaian kegiatan edukasi literasi keanekaragaman hayati di sekolah kami.

Seusai kegiatan, Isnaeni Fazriah, salah satu siswa SMAN 1 Sukaraja, Kabupaten Bogor, menyampaikan bahwa program edukasi ini sangat menarik. Kami bisa belajar banyak tentang  keanekaragaman hayati, ekosistem, dan sebagainya. “Sekarang kami mulai faham tentang pentingnya keanekaragaman hayati dan kami berharap bisa mengambil peran untuk melestarikannya,” jelas Isnaeni.

Hari ini merupakan momentum yang tepat. Diny Hartiningtiyas, yang mewakili Belantara Foundation, mengatakan bahwa kegiatan ini juga dikemas sebagai  bagian dari perayaan Hari Reverse the Red 2025, yang dirayakan di seluruh dunia pada tanggal 7 Februari 2025 oleh berbagai organisasi masyarakat sipil, kebun binatang, akuarium, kebun raya, komunitas, dan lembaga lainnya.

Tujuan dari Reverse the Red adalah untuk mendorong gerakan global melalui kerja sama dan tindakan strategis untuk memastikan kelangsungan hidup spesies dan ekosistem alami.

Untuk menghentikan kepunahan spesies dan ekosistem, dibutuhkan perubahan sistemik. “Itulah sebabnya Reverse the Red menyatukan koalisi mitra yang beragam untuk berkolaborasi, meningkatkan aspirasi dan dampak, serta melibatkan semua lapisan masyarakat, untuk mengambil tindakan demi lestarinya keanekaragaman hayati, termasuk kegiatan yang diselenggarakan oleh Universitas Pakuan dan Belantara Foundation ini,” tegas Diny yang merupakan Program & Fundraising Manager di Belantara Foundation.(*/yul)

 

Belantara Foundation Dukung Pemerintah Mewujudkan Manusia dan Gajah Liar Hidup Harmonis

January 28, 2025 by  
Filed under Lingkungan Hidup

Vivaborneo.com — Belantara Foundation menyelenggarakan acara peresmian menara pantau gajah liar serta penyerahan sumbangan peralatan mitigasi konflik manusia-gajah. Menara ini diserahkan kepada masyarakat di Desa Jadi Mulya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan pada Sabtu, 25 Januari 2025.

Sejak 2022, Belantara Foundation menjalankan program Living in Harmony (Kita Bisa Hidup Berdampingan), yaitu sebuah program kolaboratif yang bertujuan untuk mendorong hidup berdampingan. Selain itu terwujudnya harmonisasi antara manusia dengan gajah liar yang hidup pada sebuah ekosistem yang sama di Lanskap Padang Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan.

Dalam implementasi kegiatan yang sudah berjalan sekitar 3 tahun ini, Belantara Foundation mendapat pendanaan dari Keidanren Nature Conservation Fund (KNCF) Jepang serta menggandeng Perkumpulan Jejaring Hutan dan Satwa (PJHS), Rumah Sriksetra, Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan. Serta pemangku kepentingan lainnya seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, para perusahaan pemegang konsesi kehutanan dan Pemerintah Desa Jadi Mulya.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna saat memberikan sambutan pada acara peresmian menara pemantauan gajah mengatakan bahwa Lanskap Padang Sugihan di Kabupaten OKI, merupakan salah satu  kantong persebaran gajah yang bukan hanya penting di Sumatera Selatan, tetapi sangat penting di Pulau Sumatera, karena kelompok gajah disini memiliki jumlah populasi yang berpotensi untuk mendukung pelestarian gajah sumatra secara jangka panjang.

“Oleh karena itu, program konservasi gajah sumatra kami lakukan bersama para mitra berfokus pada tiga aspek, yaitu pelatihan mitigasi konflik manusia-gajah, penyadartahuan dan edukasi kepada anak-anak mengenai pelestarian gajah dan ekosistemnya, serta penanaman pakan gajah dan penggaraman tanah untuk memenuhi kebutuhan minaral yang menjadi nutrisi tambahan bagi gajah”, ujar Dolly, yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.

Pada aspek mitigasi konflik, diberikan pelatihan kepada masyarakat di lima desa yang diikuti setidaknya 75 orang, dengan tujuan agar masyarakat bisa menangani konflik gajah secara mandiri sebelum petugas berwenang datang.

Lima desa yang menjadi mitra Belantara yaitu Desa Jadi Mulya, Desa Simpang Heran, Desa Banyu Biru, Desa Sri Jaya Baru, dan Desa Suka Mulya. Saat ini telah terbentuk setidaknya tiga kelompok masyarakat yang bertugas sebagai tim mitigasi konflik di Desa Jadi Mulya, Desa Simpang Heran dan Desa Banyu Biru.

Selain meningkatkan kapasitas melalui pelatihan, kami juga mendukung pembangunan infrastruktur berupa dua unit menara pantau gajah di Desa Jadi Mulya dan Desa Simpang Heran, sebagai sarana pendukung dalam mitigasi konflik manusia-gajah. Sebagai tambahan, Belantara Foundation juga menyumbangkan enam unit Handy Talkie, satu unit teropong, serta 31 unit meriam karbit portabel dan 31 unit senter.

Dalam aspek penyadartahuan dan pendidikan, Belantara Foundation melibatkan pendongeng untuk melakukan penyadartahuan dan edukasi tentang pentingnya hidup harmonis antara manusia dengan gajah sumatra, melalui cara-cara yang inovatif berupa dongeng menarik yang diikuti lebih kurang 400 siswa dan 60 guru yang berasal dari tujuh Sekolah Dasar (SD) yang ada di lima desa di Kabupaten OKI. Sebagai tindak lanjutnya, kami menyusun buku modul kurikulum muatan lokal untuk siswa SD kelas 4 sampai 6 tentang pelestarian gajah sumatra dan habitatnya.

Aspek ketiga, kami menyiapkan sedikitnya lima tempat menggaram bagi gajah liar di beberapa koridor ekologis di Lanskap Padang Sugihan. Tempat menggaram (salt licks) artifisial ini amat penting bagi gajah sumatra untuk pemenuhan kebutuhan mineral yang menjadi nutrisi tambahan bagi gajah. Tempat menggaram ini akan mendorong gajah untuk tetap berada di dalam koridor, untuk membantu mencegah gajah masuk ke pemukiman masyarakat.

“Kami akan terus mendorong dan mengajak para pihak yang lebih luas lagi, seperti pemerintah, sektor swasta, dan media, untuk bahu-membahu dan berkontribusi pada program mitigasi konflik manusia-gajah. Kami berharap program ini dapat memperkuat program konservasi gajah yang telah dilakukan pemerintah sehingga dapat tercipta harmonisasi dan koeksistensi antara manusia dengan gajah di Lanskap Padang Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatra Selatan,” tegas Dolly.

Pada waktu yang sama, Polisi Hutan Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Sumatera Selatan, Bapak Ruswanto mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik dan mengapresiasi program yang dijalankan Belantara Foundation dan para mitra dalam upaya mitigasi konflik manusia-gajah di Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. “Menara pantau gajah yang didirikan serta sumbangan peralatan pendukung mitigasi konflik akan dapat menguatkan sarana dan prasarana serta kesiapan masyarakat desa dalam mengatasi interaksi negatif manusia dengan gajah liar”, ujar Ruswanto.

Lebih lanjut, Ruswanto menegaskan, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, gajah sumatra termasuk ke dalam satwa liar dilindungi. Menurut The International Union for Conservation of Nature’s Red List of Threatened Species (IUCN), saat ini gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) berstatus Critically Endangered (kritis).

“Inisiatif Belantara Foundation dan para mitra ini sangat bagus dan kami berharap program konservasi gajah yang ini dapat mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi konflik manusia-gajah yang ada di Provinsi Sumatera Selatan khususnya di Kabupaten OKI”, tutup Ruswanto.

Sementara itu, Kepala Desa yang diwakilkan oleh Sekretaris Desa Jadi Mulya, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, Heryanto, S.IP., menjelaskan warga Desa Jadi Mulya merupakan masyarakat transmigrasi yang diprogramkan pemerintah pada 1983 dan pada tahun tersebut belum pernah terjadi konflik antara masyarakat dengan gajah. Hal ini karena pada saat itu gajah sudah digiring ke wilayah selatan lanskap oleh pemerintah melalui  Operasi Ganesha.

Setelah kebakaran hutan yang amat hebat pada 1991 dan 1997, konflik antara masyarakat dengan gajah mulai terjadi karena gajah-gajah yang digiring ke selatan tersebut kembali. Pasca kebakaran hutan di 2015, gajah-gajah liar mulai sering masuk ke area persawahan maupun pemukiman masyarakat terutama pada saat musim tanam padi yang mengakibatkan kerusakan pada area tersebut sehingga masyarakat banyak mengalami kerugian.

“Dengan adanya dukungan dari Belantara Foundation bersama para mitra berupa pembangunan menara pantau gajah serta pendampingan yang konsisten dan berkelanjutan, kami telah mendapatkan banyak sekali manfaat. Manfaat tersebut antara lain menara pantau gajah ini lokasinya diujung desa dan tepat di lokasi keluar – masuk gajah dari hutan ke pemukiman, jadi akan memudahkan bagi tim mitigasi konflik dalam mendeteksi kehadiran gajah saat gajah masih jauh dari batas desa,” ujar Heryanto.(*)

Mengenal Restorasi Lahan Gambut melalui Agroforestri di Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia

January 15, 2025 by  
Filed under Lingkungan Hidup

Vivaborneo.com — Belantara Foundation bekerja sama dengan Jejakin, Gojek, One Tree Planted dan Gabungan Kelompok Tani Hutan (Gapoktanhut) Wono Lestari mengembangkan program Sumatra Peatland Restoration yang telah berjalan sejak pertengahan tahun 2022.

Program ini merupakan program perlindungan dan pemulihan atau restorasi lahan gambut melalui agroforestri di Desa Jati Mulyo, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Program ini juga dilaksanakan untuk memperingati Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia, yang dirayakan setiap tanggal 10 Januari.

Pada tingkat global, peringatan ini dilakukan pertama kali pada 10 Januari 1872. Pada tingkat nasional, peringatan Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia dilakukan pertama kali di Indonesia pada 10 Januari 1993 masa kepemimpinan Presiden Soeharto.

Tujuan utama Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia adalah untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menanam dan merawat pohon sebagai salah satu aksi pelestarian alam dan lingkungan hidup yang ada di lingkungan sekitar.

Sampai saat ini, implementasi program yang telah dilakukan meliputi penyiapan dan penguatan kapasitas kelompok masyarakat, penyiapan bibit dan lahan, penanaman dan perawatan bibit tanaman multi manfaat sebanyak kurang lebih 32.392 bibit pada lahan seluas 45 hektar, pembangunan kebun bibit dan pondok kerja, serta melakukan monitoring dan evaluasi program.

Didukung oleh Jejakin, program ini telah menanam sebanyak 15.112 bibit, di lahan seluas 15 hektar. Jenis bibit yang ditanam mencakup tanaman multi-purpose tree species (MPTS) seperti pinang (Areca catechu), nangka (Artocarpus heterophyllus), jengkol (Archidendron pauciflorum), dan kopi robusta (Coffea canephora).

Desa Jati Mulyo dipilih karena merupakan wilayah perhutanan sosial (Hutan Kemasyarakatan/HKm) seluas 93 hektar. Lokasi Desa Jati Mulyo berdampingan dan berdekatan dengan Hutan Lindung Gambut Londrang yang merupakan bagian dari salah satu kawasan hidrologi gambut penting di Provinsi Jambi.

Beberapa kawasan di desa ini juga rentan terhadap kebakaran lahan gambut karena air permukaan yang lebih kering dan dekomposisi tanah gambut. Dengan demikian, mengembangkan program restorasi lahan gambut yang terdegradasi juga akan memperbaiki kondisi air dan mengurangi bahaya kebakaran di kawasan ini.

Selain itu, Desa Jati Mulyo dipilih untuk mendukung masyarakat dalam memperoleh manfaat jangka panjang dari lahan gambut. Dengan lebih dari 630 jiwa dan 230 kepala keluarga, program ini diharapkan memberikan dampak sosial-ekonomi yang berkelanjutan.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna mengatakan bahwa melalui skema perhutanan sosial, masyarakat lokal di Indonesia dapat memiliki hak untuk mengelola dan memanfaatkan, yang secara bersamaan dapat berkontribusi dalam memulihkan kawasan hutan.

Skema ini menawarkan kondisi yang memungkinkan untuk restorasi lahan gambut secara jangka panjang, tidak hanya selaras dengan agenda global dalam mitigasi perubahan iklim tetapi juga mampu mendorong peningkatan sosial-ekonomi masyarakat lokal secara berkelanjutan.

“Salah satu cara untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pemulihan lahan gambut terdegradasi adalah dengan mengajak mereka menanam jenis tanaman agroforestri atau MPTS (multi-purpose tree species) di lahan gambut terdegradasi. Selain tanaman agroforestri ini menyediakan banyak manfaat bagi masyarakat, antara lain sebagai sumber pangan, membantu dalam mengatur hidrologi, meningkatkan biomassa, memperbaiki kualitas tanah, dan meningkatkan produktivitas lahan yang terdegradasi.

Selain itu, juga dapat meningkatkan dukungan masyarakat terhadap upaya restorasi karena mereka akan mendapatkan manfaat langsung” kata Dolly, yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.

Chief Growth Officer Jejakin, Sudono Salim mengatakan “Jejakin berkomitmen untuk mendukung program restorasi lahan gambut dengan menciptakan solusi keberlanjutan lingkungan berbasis teknologi. Dengan melibatkan masyarakat dalam penanaman tanaman agroforestri, kami tidak hanya berkontribusi pada pemulihan ekosistem yang rusak, tetapi juga mendorong keberlanjutan ekonomi lokal.

“Selain itu, teknologi dari Jejakin memungkinkan monitoring pertumbuhan pohon yang ditanam secara real-time, sehingga memastikan transparansi dan keberlanjutan dalam program ini. Kami percaya, inovasi teknologi dan kolaborasi yang kuat adalah kunci untuk mencapai dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Gapoktanhut Wono Lestari, Riyanto mengatakan bahwa program restorasi lahan gambut melalui agroforestri berbasis masyarakat yang dikembangkan bersama Belantara Foundation, Jejakin dan Gojek ini sangat membantu masyarakat dalam memanfaatkan dan mengelola lahan gambut yang terdegradasi secara lestari dan berkelanjutan untuk pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

“Kami sangat berterima kasih kepada Belantara, Jejakin dan Gojek serta semua pihak yang konsisten memberikan pendampingan dan dukungan hingga saat ini. Semoga program berkelanjutan ini dapat memberikan manfaat serta berdampak positif bagi kelestarian lingkungan dan masyarakat di desa kami”, ujar Riyanto.(*)

 

 

Universitas Pakuan dan Belantara Foundation Edukasi Siswa SMA di Kabupaten Bogor Lewat Pendataan Biodiversitas

November 21, 2024 by  
Filed under Lingkungan Hidup

Vivaborneo.com, Bogor — Universitas Pakuan melalui Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana, Prodi Biologi, dan Prodi Ilmu Komputer Fakultas MIPA, menggandeng Belantara Foundation untuk mengedukasi puluhan siswa SMA Negeri 1 Sukaraja di Kabupaten Bogor melalui pendataan keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sekolahnya pada Selasa, (19/11/2024).

Pendataan keanekaragaman hayati atau biodiversitas ini merupakan kegiatan lanjutan dari implementasi program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dosen dan mahasiswa Universitas Pakuan terkait peningkatan literasi siswa tentang keanekaragaman hayati Indonesia di SMA Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Bogor. Program PKM yang telah berjalan sejak 23 Oktober 2024 lalu, menggandeng Belantara Foundation sebagai mitra, yang juga memiliki misi yang sama melalui program unggulannya, “Belantara Goes To School”.

Dosen Universitas Pakuan yang juga Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna di sela-sela acara mengatakan bahwa tujuan utama kegiatan ini untuk meningkatkan penyadartahuan (awereness) dan edukasi untuk menumbuhkan kepedulian dan kecintaan siswa sekolah pada keanekaragaman hayati Indonesia yang amat beragam dengan berjuta manfaat.

Siswa sekolah adalah generasi muda yang akan turut menentukan nasib biodiversitas negara kita, oleh karenanya kita perlu mulai mengenalkan keanekaragaman hayati mulai dari lingkungan sekolah mereka.

“Kata pepatah, tak kenal maka tak sayang.  Kami ingin mengajak siswa untuk mendata, mengidentifikasi, dan mendokumentasikan keanekaragaman hayati di lingkungan sekolahnya melalui cara yang menyenangkan. Jika mereka sudah mengenal, kemungkinan besar akan tumbuh kepedulian dan kecintaan, sehingga akan berupaya untuk menjaga dan melestarikannya. Ini merupakan upaya kecil yang bisa kami lakukan untuk meningkatkan literasi siswa tentang keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia”, imbuh Dolly.

Dolly, yang juga sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pakuan menegaskan aksi ini juga sekaligus untuk memberikan inspirasi kepada para guru, khususnya di SMA Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Bogor, agar memanfaatkan pekarangan sekolah sebagai laboratorium alam yang dapat dijadikan sarana pembelajaran bagi siswa khususnya di bidang biologi.

Pada kesempatan yang sama, Kepala SMA Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Bogor, Dra. Hj. Emi Rosmiami, M.Pd., mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas Pakuan dan Belantara Foundation atas gagasan dan inisiatif yang dilakukan dalam upaya peningkatan literasi tentang keanekaragaman hayati Indonesia bagi siswa di sekolahnya.

Emi menegaskan kegiatan inspiratif seperti ini penting dilakukan sebagai salah satu upaya mengajak siswa dalam mengoptimalkan kawasan ruang terbuka hijau yang ada di lingkungan sekolah sebagai sarana pendidikan yang interaktif.

Cici Nurhikmah, salah satu peserta kegiatan dari kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Bogor mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan hal yang baru, seru dan sangat menyenangkan bagi dirinya karena dapat terlibat langsung mengamati biodiversitas.

Selain itu, pengamatan ini dapat memudahkan kami dalam mengingat dan mengenal keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sekolah sehingga dapat berpartisipasi aktif menjaga dan melestarikannya.

“Saya berharap pengamatan biodiversitas ini tidak berhenti sampai disini dan dapat dilakukan secara berkelanjutan”, ujar Cici.

Kegiatan pengamatan biodiversitas ini diikuti oleh 87 orang siswa yang dibagi menjadi 10 kelompok, dan setiap kelompok didampingi oleh seorang mentor. Para mentor berasal dari Belantara Foundation dan Himpunan Mahasiswa Biologi Helianthus Universitas Pakuan. Tugas para mentor atau pendamping adalah  memandu tentang bagaimana mengamati satwa dengan baik, serta mengajari mengidentifikasi tumbuhan dan satwa liar yang berhasil diamati.

Pengamatan lapangan yang berlangsung beberapa jam di lingkungan sekolah berhasil menemukan dan mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar. Jenis tumbuhan yang berhasil diidentifikasi seperti pohon rambutan (Nephelium lappaceum), kersen (Muntingia calabura), mangga (Mangifera indica), beringin (Ficus benjamina) dan ketapang (Terminalia catappa).

Jenis satwa burung yang dijumpai antara lain burung cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier), cabai jawa (Dicaeum trochileum), bondol haji (Lonchura maja), walet linchi (Collocalia linchi) dan burung gereja erasia (Passer montanus) serta jenis kupu-kupu yang dijumpai seperti Appias olferna, Catopsilia pomona, Papilio demoleus, Leptosia nina dan Graphium agamemnon.

Jenis herpetofauna yang berhasil diidentifikasi antara lain cicak rumah (Hemidactylus frenatus), tokek rumah (Gekko gecko), bunglon surai (Bronchocela jubata), bunglon taman (Calotes versicolor), kadal kebun (Mabouya multifasciata), katak sawah (Fejervarya cancrivora) dan bangkong kolong (Duttaprynus melanostictus).

Untuk membuat pendokumentasian hasil pengamatan menjadi lebih atraktif dan informatif, setiap kelompok didorong mengembangkan kreativitasnya melalui perancangan poster dan video reels untuk diupload di media sosial yaitu Instagram.

Agar para siswa lebih bersemangat, poster-poster dan video reels  hasil karya kreativitas para siswa tersebut juga dikompetisikan. Setiap perwakilan kelompok wajib mengunggah karyanya di Instagram untuk mendapatkan penilaian dari dewan juri yang berasal dari Belantara Foundation.

Dewan juri akan memilih tiga karya terbaik dari masing-masing kategori sebagai pemenangnya. Karya desain poster dan video reels bertemakan lestarikan keanekaragaman hayati SMA Negeri 1 Sukaraja ini akan dimanfaatkan sebagai bahan kampanye pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan dapat dimanfaatkan sebagai media promosi SMA 1 Negeri Sukaraja, Kabupaten Bogor.(*/yul)

Hari Habitat Sedunia 2024, Belantara Foundation Gandeng Mitra Sektor Swasta Jepang Tanam Pohon di Tahura SSH Riau

October 19, 2024 by  
Filed under Lingkungan Hidup

Vivaborneo.com — Belantara Foundation menggandeng mitra sektor swasta Jepang menanam bibit pohon secara simbolis di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH), Provinsi Riau pada Rabu, 16 Oktober 2024.

Penanaman simbolis ini terselenggara atas kerja sama dengan Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Minas Tahura dan Kelompok Tani Hutan SSH serta pemangku kepentingan setempat.

Jenis bibit pohon yang ditanam adalah merawan (Hopea mengarawan), balam (Palaquium hexandrum), balangeran (Shorea balangeran) dan giam (Cotylelobium melanoxylon). Jenis-jenis tersebut termasuk dalam kategori pohon langka yang perlu dilestarikan.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna mengatakan gerakan penanaman ini secara khusus dilakukan dalam rangka memperingati Hari Habitat Sedunia yang jatuh pada 7 Oktober 2024 lalu.

Peringatan ini merupakan momentum untuk mendorong multipihak, termasuk sektor swasta untuk berkontribusi nyata dalam menciptakan lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan.

“Oleh karenanya, tujuan penanaman simbolis ini untuk memperluas keterlibatan sektor swasta dalam kerja sama pada program restorasi atau pemulihan hutan untuk mendukung beberapa SDGs dan melestarikan jenis pohon lokal yang terancam punah,” ucapnya.

Lebih lanjut, Dolly, yang juga sebagai pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan menjelaskan pemulihan hutan dapat mengembalikan fungsi pengaturan tata air dan iklim mikro ekosistem hutan, mengurangi risiko kerusakan lingkungan seperti erosi, tanah longsor, tercemarnya sumber air, turunnya muka air tanah, kebakaran lahan, dan polusi udara.

Selain itu, pemulihan hutan juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan, termasuk kualitas udara, kualitas air, pohon, tanah, serta habitat dan populasi satwa liar.

“Sesuai dengan misi dari UNSDGs yaitu no one left behind dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, kami menggunakan pendekatan kolaborasi multipihak, salah satunya dengan menggandeng sektor swasta dari Jepang untuk mendukung gerakan pemulihan hutan di Pulau Sumatra khususnya di Provinsi Riau”, tegas Dolly yang juga anggota Commission on Ecosystem Management IUCN.

Representative Director APP Japan Ltd., Tan Ui Sian mengatakan pada tahun ini kegiatan penanaman simbolis telah dilakukan empat kali. Penanaman simbolis yang pertama telah dilakukan bersama beberapa perusahaan Jepang di kawasan Tahura SSH pada 16 Juli 2024. Penanaman simbolis kedua bersama Senior High School at Sakado, University of Tsukuba dan Ehime University Senior High School pada 30 Juli 2024. Penanaman simbolis ketiga bersama sektor swasta Jepang, yaitu Vanfu pada 21 Agustus 2024.

“Kami akan lebih gencar mengajak multi-stakeholders di Jepang untuk berpartisipasi aktif serta mendukung program Forest Restoration Project: SDGs Together ini,” ujarnya.

Lanjutnya, saat ini, program tersebut berfokus untuk mendukung SDGs ke 12 yaitu memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, target SDGs ke 13 yaitu mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya dan target SDGs ke 15 yaitu melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem serta target SDGs ke 17 yaitu menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

Sementara itu, Kepala KPHP Minas Tahura, Sri Wilda Hasibuan, S.Sos., M.Si., menuturkan  kawasan Tahura SSH merupakan kawasan konservasi alam yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1999 dengan luas lebih dari 6.000 hektar.

“Kami terus menjaga dan memulihkan fungsi kawasan Tahura SSH melalui program perlindungan dan restorasi hutan. Upaya ini tentunya tidak bisa kami lakukan sendiri, namun perlu adanya sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Misalnya, pada pertengahan 2022 lalu, kami menggagas program bersama Belantara Foundation dan pemangku kepentingan di Jepang yaitu Forest Restoration Project: SDGs Together,” jelasnya.(vb/*)

 

« Previous PageNext Page »

  • vb

  • Pengunjung

    899202
    Users Today : 1902
    Users Yesterday : 2949
    This Year : 747578
    Total Users : 899202
    Total views : 9544082
    Who's Online : 27
    Your IP Address : 216.73.216.55
    Server Time : 2025-12-05