ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Setiap Santri Wajib Promosikan Wajah Islam yang Damai

March 15, 2022 by  
Filed under Nasional, Religi, Sosial & Budaya

Kepala BNPT Boy Rafli Amar meminta santriwan dan santriwati untuk mempromosikan wajah Islam di Indonesia yang damai.

Vivaborneo.com, Jombang —  Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Boy Rafli Amar mengajak para alim ulama untuk melindungi generasi muda dari faham radikalisme dan terorisme. Ulama harus memotivasi santriwan-santriwati untuk mempromosikan wajah Islam yang damai.

“Banyak penyalahgunaan agama untuk tujuan radikalisasi terjadi di internet, konten-konten yang mereka anggap sebuah perjuangan agama, untuk itu kyai dan alim ulama harus menjaga generasi muda Indonesia dari paparan radikalisme,” kata  Boy Rafli dalam pembukaan Santri Speech Contest yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Cinta Rosululloh Jombang pada Senin (14/3).

Hal tersebut merupakan respon atas maraknya propaganda radikal menggunakan narasi keagamaan yang tersebar di dunia maya. Penyalahgunaan agama banyak menyeret ribuan masyarakat Indonesia termasuk di antaranya generasi muda untuk bergabung dalam jaringan teror.

Fenomena ini tidak hanya menjadi momok bagi Indonesia saja, tetapi juga banyak negara. Oleh sebab itu peran tokoh agama dan santri sangat vital dalam menggiatkan dakwah yang cinta terhadap agama, negara dan sesama.

“Kalau kita ingin berdakwah, jangan lupa prinsip hubbul waton minal iman yang diwariskan ulama di Indonesia, maka semangat untuk hidup secara damai di negara kita yang penuh keberagaman ini akan membawa kedamaian bagi saudara kita yang lain,” tegas Boy.

Mantan Kadiv Humas Polri tersebut pun berharap santriwan-santriwati generasi penerus bangsa dapat menjadi agen kontra propaganda terhadap penyalahgunaan narasi keagamaan, serta menjadi duta bangsa dalam mensyiarkan agama Islam damai dan arif di seluruh dunia.

Sebelumnya, Kepala BNPT bersilaturahmi dengan pengasuh dan pengurus ponpes Tebuireng. Boy Rafli menyampaikan pentingnya penguatan nilai-nilai Islam rahamatan lil alamin yang menjadi fondasi kuat bangsa Indonesia dalam menghadapi isu radikalisme dan terorisme.

Ia mengatakan bahwa Ulama berperan sentral dalam memberikan pencerahan terhadap nilai agama dan makna persatuan di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia.

“Kami terus melakukan penguatan Islam yang rahmatan lil alamin yang tentu itulah modal yang sangat baik bagi Indonesia dengan semangat toleransi, tetap menjaga persatuan dan keberagaman di negara kita,” kata Kepala BNPT.

Senada dengan Kepala BNPT, pengurus ponpes Tebuireng, Gus Abdul Hakim Mahfudz mengatakan,  BNPT dan Tebuireng memiliki visi dan misi yang sama dalam hal membangun persatuan. Selain itu, pendalaman ilmu agama dengan benar menjadi hal yang penting agar tidak terjadi salah tafsir dan penyalahgunaan narasi agama untuk melakukan kekerasan.

“Ini sesuatu yang bagus sekali, sama dengan apa yang ada di Tebuireng ini. Kami mengikuti apa yang telah ditinggalkan oleh KH. Hasyim Asy’ari yang paling utama adalah bagaimana membangun persaudaraan dan persatuan, kemudian karena ini lembaga pendidikan jadi penekanan terhadap belajar ilmu agama dengan benar jadi tidak salah menafsirkan apa yang diajarkan agama,” jelasnya. (Vb/*)

Petisi Pembubaran Densus 88 dan BNPT Dinilai tak Beralasan

September 25, 2021 by  
Filed under Hukum & Kriminal

Vivaborneo.com, Samarinda — Adanya keinginan segelintir orang yang membuat petisi untuk membubarkan Detasemen Khusus Anti Teror dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dinilai sangat tidak beralasan dan mengada-ada.

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Kalimantan Timur (PWI Kaltim), Endro S Efendi yang dimintai komentarnya tentang adanya niatan beberapa orang yang menginginkan pembubaran tersebut.

Sejarah kelam aksi terorisme dan radikalisme di Indonesia, sudah mengoyak persatuan dan kesatuan di Indonesia. Bahkan, proses pemulihan agar kembali seperti di masa lalu, tak semudah membalik telapak tangan. 

“Di antara warga, masih terbersit rasa saling curiga dan was-was, karena trauma yang mendalam dari kejadian sebelumnya,” ujar Endro yang merupakan Alumni PPRA LVII Lemhannas RI, pada Jumat (24/9/2021).

Karena itu, tegasnya, ketika ada usulan pembubaran BNPT terlebih pada Densus 88 yang selama ini terbukti sukses menangkap pelaku aksi terorisme dan aksi radikalisme, sangat tidak beralasan. 

Menurut Endro, mencegah jauh lebih baik. Jika aksi terorisme dan radikalisme terjadi, dampaknya sangat besar dan tidak mudah mengobatinya. Dengan hadirnya BNPT dan Densus 88, bisa mencegah lebih awal, dan potensi kerusakan yang lebih besar bisa diantisipasi.  

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Kaltim (FKPT Kaltim) H. Achmad Jubaidi

“Karena itu, secara pribadi pun saya sangat tidak setuju dibubarkan. Karena proses rekrutmen pelaku aksi bom bunuh diri dan pelaku terorisme dan aksi radikalisme, sampai sekarang masih berlangsung. Sebab ini fenomena gunung es. Yang tidak terlihat masih banyak dan terus diidentifikasi,” jelas Endro yang juga merupakan mahasiswa Pascasarjana Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Aji Muhammad Idris Samarinda.

Sementara itu ditempat terpisah, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan  Terorisme Kaltim  (FKPT Kaltim) H. Achmad Jubaidi mengatakan BNPT dan Densus 88 sangat dibutuhkan mengingat ancaman intoleransi, radikalisme, terorisme, saat ini terus saja meningkat.

“Ancaman ini semakin tahun terus meningkat. Buktinya apa? Banyak penangkapan-penangkapan terduga teroris di daerah-daerah. (Setelah tertangkap) mereka ini kan perlu dibina, diarahkan. Disamping deradikalisasi juga perlu kontra radikalisasi, pencegahan. Sekali lagi BNPT dan Densus 88 tetap dibutuhkan,” tegas Jubaidi.(Vb/*)

« Previous Page