ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kapolda Tarawih di At Taqwa

March 26, 2023 by  
Filed under Opini

Catatan Rizal Effendi

Kapolda Kaltim Irjen Pol Imam Sugianto bersama pengurus Masjid Agung At Taqwa

KAPOLDA Kaltim Irjen Pol Drs Imam Sugianto, M.Si diam-diam jadi jamaah Masjid Agung At Taqwa Balikpapan. Pada malam keempat Ramadan, Sabtu (25/3), dia hadir mengikuti salat Isya dan tarawih hanya ditemani seorang aspri.

Tak ada jamaah yang tahu, apalagi tak ada pengumuman dari masjid. Kapolda juga tidak salat di barisan depan. Jenderal bintang dua itu memilih di saf ketiga di sayap kanan. Saya sendiri sebagai ketua masjid baru menyapa setelah salat tarawih selesai.

Tak disangka Kapolda berkenan mengikuti barisan jamaah untuk bersalaman dengan sesama jamaah tanda ibadah tarawih sudah selesai. Lalu berkenan foto bersama. Kebetulan yang menyampaikan kultum KH Abbas Al Faz, rois syuriah NU Balikpapan.

Imam bersama para jamaah mendengarkan dengan saksama. Kiai Abbas membawakan tema “Ahli Surga.” Mengaitkan ibadah Ramadan, mulai berpuasa, salah tarawih sampai melaksanakan kewajiban zakat, infak dan sedekah.

Kebetulan yang bertindak sebagai imam, Ustaz H Aulia Rachman Lc, M.Hi, dosen IAIN Samarinda. Aulia diundang pengurus masjid, di samping imam tetap Masjid Agung At Taqwa, KH Jailani Mawardi, ustaz Ghozali dan Amin. “Alhamdulillah, suaranya enak,” kata Kapolda menyapa sang dosen.

Beberapa waktu sebelumnya Kapolda menyerahkan mushaf Alquran ukuran besar. Dan itu belum pernah dimiliki Masjid Agung At Taqwa. Menyusul kemudian bantuan 50 mushaf Alquran dari PLN. Saat itu yang menyerahkan Ketua Yayasan Baitul Maal PLN UID Kaltimra, Zulkarnain.

Menyongsong bulan Ramadan 1444 Hijriah ini, Raja Salman bin Abdul Aziz dari Arab Saudi mengirimkan 50 ribu mushaf Alquran dan 30 ton kurma ke Indonesia. Selain juga 6.687 paket sembako dan 30 ribu paket makanan.

Rencananya Kementerian Agama (Kemenag) akan membaginya ke daerah-daerah. Saya berharap Kemenag Kaltim berkenan juga membagi Alquran sumbangan Raja Arab itu kepada Masjid Agung At Taqwa. Tentu akan menambah semangat kepada para pembaca dan penghafal Alquran.

Tidak Kapolda saja yang datang ke At Taqwa. Sabtu pagi, lebih dulu istri Kapolda, Ny Ade Imam Sugianto selaku ketua Bhayangkari Kaltim. Dia didampingi  Ibu Ami Kristiaji, Ibu Rama Yuda,  dan istri Kapolresta Balikpapan, Ny Ayu Anton Firmanto.

Saya bersama pengurus masjid lainnya menyambut. Juga Bhabinkamtibmas Klandasan Ulu Aiptu Parman. “Kami datang ke sini untuk berbagi di bulan yang penuh berkah ini. Semoga bermanfaat,” kata Ny Ade seraya menyerahkan 50 paket Ramadan, yang diperuntukkan bagi petugas Masjid Agung At Taqwa.

Para petugas masjid tak menyangka mendapat kiriman dari Ibu Kapolda. “Alhamdulillah, keluarga di rumah senang sekali. Terima kasih, Bu Kapolda,” ujar Fadli dan Suratman, yang bertugas di bagian keamanan dan administrasi.

Ketua Bhayangkari Polda Kaltim Ibu Ade Imam Sugianto menyerahkan paket Ramadan kepada petugas masjid

Selain diberikan kepada petugas Masjid Agung At Taqwa, Ketua Bhayangkari Kaltim juga memberikan 70 paket bingkisan Ramadan kepada penghuni Panti Al Khayr, yang lokasinya di samping Perusda Balikpapan Kota.

Kapolda Imam Sugianto bertugas di Kaltim sejak awal Januari 2022 menggantikan Irjen Pol Drs Herry R Nahak, yang mendapat tugas baru sebagai Kasespim Lemdiklat Polri.

Perjalanan karier jenderal bintang dua berusia 55 tahun ini  cukup panjang. Pernah menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2012-2014. Lalu Wakapolda DI Yogyakarta, Karobinops Sops Polri, Wakapolda Kalimantan Barat dan Asisten Operasi Kapolri.

Tugas Imam di Kaltim cukup berat dan strategis terutama menjaga situasi kamtibmas di daerah ini selalu kondusif. Sebab, situasi seperti itu sangat mendukung dan memperlancar pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Presiden Jokowi berkali-kali datang ke lokasi IKN di Sepaku dan Imam bersama Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Tri Budi Utomo bertugas sebagai penanggung jawab keamanan.

ZIARAH QUBRO

Menjelang Ramadan, Minggu (19/3) lalu dilaksanakan acara Ziarah Qubro di Masjid Agung At Taqwa, yang dilaksanakan Robithoh Balikpapan. Sejumlah ulama, para habaib dan umat Islam mengikuti acara itu, yang diisi dengan tahlil, doa dan tausiyah yang juga disampaikan KH Abbas Al Faz dan Habib Hasan Al-Habsi. Hadir mewaliki Pemkot, Kabag Kesra Drs Budi Mulyatno. Para peserta sebelumnya mengikuti pawai jalan kaki dari BC menuju masjid.

Masjid Agung At Taqwa salah satu masjid bersejarah di Kota Balikpapan. Sudah berdiri sejak zaman  kolonial Belanda tahun 1940-an. Masjid yang awalnya dibangun di pesisir pantai itu hancur di bom Sekutu, sehingga pada tahun 1958 dipindahkan ke lokasi yang ada sekarang.

Masjid yang dibangun di atas tanah wakaf seluas 5.000 meter persegi itu, di zaman Wali Kota H Imdaad Hamid direnovasi dan dinaikkan statusnya menjadi masjid agung. Arsitektur bangunannya mirip masjid-masjid di Timur Tengah.

Para pendiri Masjid Agung At Taqwa disebutkan di antaranya Habib Ghasim Bahasim, Habib Ali Assegaf, H Abdul Malik, Kiai Kintang, H Sulaiman, H Bahrum, H Abdul Gani, H Abdul Hasan, H Abdul Ramli, H Asnawi Arbain (wali kota Balikpapan 1974-1981), H Tharmiji Abbas serta  para ulama dan tokoh masyarakat lainnya. Makam di antara para pendiri itu, ada yang berada di halaman masjid.

Tahun depan rencananya ziarah qubro digelar lebih besar lagi dengan mendatangkan para habaib dari berbagai daerah.

Di sela pelaksanaan salat tarawih, pengurus Masjid Agung At Taqwa bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Balikpapan melaksanakan donor darah. PMI sangat membutuhkan darah, kata Ketua PMI drg Dyah Muryani. Biasanya di bulan Ramadan, ada kecenderungan para donor berkurang. Padahal kebutuhan darah dari rumah sakit meningkat. “Jadi dengan semangat Ramadan, mari kita juga bersedekah darah,” kata Dyah lagi.(*)

*) Rizal Effendi

– Wartawan Senior Kalimantan Timur

– Wali Kota Balikpapan dua periode (2011-2021)

– Ketua Umum Masjid Agung At Taqwa.

 

Isran Jagonya Pendapatan

March 20, 2023 by  
Filed under Opini

Catatan Rizal Effendi

Gubernur Kaltim Isran Noor menerima APBD Award dari Wamen John Wempi Wetipo

GUBERNUR Kaltim Dr Isran Noor memang jago dalam urusan menaikkan pendapatan daerah. Ini sejalan dengan tekadnya menjadikan Kaltim berdaulat dalam urusan keuangan. Dan dia menjadi gubernur yang gigih memperjuangkan perubahan skema distribusi dana APBN.

Dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Keuangan Daerah Tahun 2023 Kementerian Dalam Negeri di Hotel Mercure Jakarta, Kamis (16/3) lalu, Isran menunjukkan kelasnya. Kaltim menerima dua penghargaan APBD Award, yaitu sebagai Provinsi Terbaik Realisasi Pendapatan Daerah Tertinggi dan Realisasi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tertinggi Tahun 2022.

“Alhamdulillah, berkat kerja keras kita bersama hasil itu kita raih. Padahal tahun 2022 kita masih berhadapan dengan pandemi Covid 19, tetapi perekonomian Kaltim tetap tumbuh dan bergerak. Ini harus terus kita lanjutkan,” ucap Isran setelah menerima penghargaan APBD Award dari Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo.

“Semoga di tahun anggaran 2023, kinerja yang baik ini terus kita jaga. Dan kita semakin professional dalam pengelolaan keuangan daerah yang efektif, efisien, patut, wajar, rasional dan akuntabel,” kata Wamen.

Ada dua hal, kata Isran yang mengangkat kinerja APBD Kaltim berprestasi dari sisi pendapatan. Pertama, faktor dalam negeri di antaranya mulai berlangsungnya pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) dan peningkatan aktivitas ekonomi di segala sektor.

Kedua, ada faktor global atau pergerakan ekonomi dunia, yang membuat demand sejumlah komoditas dari Kaltim melonjak. Seperti peningkatan permintaan atau ekspor batu bara karena perkembangan kondisi geopolitik dan perluasan pasar.

Proyek IKN memang berkah bagi Kaltim. Tak salah Gubernur Isran membela mati-matian. Belanja infrastruktur di IKN tahun ini di atas Rp30 triliun. Apalagi total biaya pembangunannya nanti mencapai Rp 500-an triliun. Pasti perekonomian dan pendapatan Kaltim ikut terdongkrak.

Belum lagi investasi di proyek perluasan kilang Pertamian (RDMP) Balikpapan. Di situ ada investasi senilai 7 miliar US dolar atau sekitar Rp100 triliun, yang saat ini memasuki masa puncak pengerjaan. Karena tahun depan proyek yang menaikkan kapasitas kilang Balikpapan dari 250 ribu barel propylene menjadi 350 ribu barel per tahun sudah beroperasi.

Dalam berbagai kesempatan, Gubernur Isran setengah bercanda mengungkapkan adanya rezeki besar dengan adanya perang Ukraina – Rusia. Permintaan produk minyak sawit dan batu bara melonjak luar biasa. “Seakan kita suka perang karena membawa berkah bagi Kaltim,” kata Isran setengah berbisik.

Dari data yang ada, tergambar kinerja  ekspor migas Kaltim tahun 2022 yang melonjak luar biasa. Angkanya mencapai 2,99 miliar US dolar atau naik 86,78 persen dibanding tahun 2021. Begitu juga ekspor non-migasnya mencapai 33,05 miliar US dolar atau naik 46,55 persen.

Isran mengungkapkan, target pendapatan daerah juga meningkat tajam. Pada APBD murni ditetapkan Rp 10,86 triliun dan berubah menjadi Rp 12,42 triliun pada APBD Perubahan. Realisasinya malah mencapai Rp16,80 triliun. Jadi naik sampai 135,21 persen.

Sementara untuk pendapatan asli daerah (PAD) sejalan dengan peningkatan PAD secara keseluruhan. Realisasinya mencapai Rp8,99 triliun dari target sebesar Rp7,05 triliun. Itu berarti terjadi peningkatan sampai 127,58 persen.

“Kita bersyukur PAD 2022 terjadi surplus Rp1,9 triliun. Surplus PAD ini sebagai akibat pemanfaatan kebijakan program relaksasi pajak daerah dan meningkatkan daya beli masyarakat,” ujar Isran didampingi Kepala Bapenda Kaltim Hj Ismiati.

Pada tahun 2023 ini, APBD Kaltim pertama kalinya bisa mencapai sekitar Rp17 triliun. Bahkan Isran mengungkapkan masih ada potensi bakal bertambah lagi sekitar Rp3 triliun. Itu menunjukkan bahwa sumber pendapatan Kaltim masih terus berkibar.

Berkat perjuangan Isran, untuk pertama kalinya ada provinsi di Indonesia, yaitu Kaltim yang menerima pembayaran dana karbon dari Bank Dunia. Sebagai tahap awal nilainya sekitar Rp320 miliar dan diperkirakan bakal mencapai sekitar Rp3 triliunan.

Selaku ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Isran dalam berbagai kesempatan mengobarkan perubahan komposisi belanja APBN, yang selama ini fokus terbesarnya di Pemerintah Pusat di balik ke APBD. Bukankah pembangunan itu ada di daerah, kata Isran. Ini juga demi pemerataan, sehingga semua daerah bisa bergerak bersama. Gara-gara itu Isran sering dijuluki “Mr 70:30 percent.”

Isran juga termasuk gubernur yang tidak sependapat dengan tudingan Pemerintah Pusat terutama Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam urusan belanja daerah, yang seakan-akan malas atau tidak gigih membelanjakan dananya. “Tidak benar itu. Kalau ada dana yang tertahan, biasanya karena kontraktor pelaksanaan kegiatan daerah baru mengambil uang mukanya di penghujung tahun. Jadi memberi kesan ada dana besar yang tertahan,” jelasnya.

Selain Provinsi Kaltim, Kota Samarinda juga berhasil meraih penghargaan realisasi Pendapatan Pajak Daerah, realisasi Belanja Daerah Tertinggi dan Pendapatan Asli Daerah Tertinggi.

“Alhamdulillah, kita bisa mendampingi Pak Gubernur di tingkat nasional. Hasil ini berkat kerja keras semua pihak,” kata Wali Kota Samarinda Dr Andi Harun, yang bertekad APBD kotanya mencapai Rp 5 triliun pada tahun ini.(*)

Jual  Saja Stadion Palaran ke Raffi  atau Erick Thohir

January 17, 2023 by  
Filed under Opini

Comments Off on Jual  Saja Stadion Palaran ke Raffi  atau Erick Thohir

Catatan Rizal Effendi    

Erick Thohir bersama timnya ketika mendaftar di PSSI. (foto: Bola.net)

SEPAK BOLA Indonesia lagi seru. Ada sidang Kanjuruhan, Kongres Luar Biasa PSSI memilih ketua umum yang baru sampai soal penghentian kompetisi Liga 2 dan 3. Sementara di Kaltim, ada satu isu yang menarik, soal nasib kompleks Stadion Palaran, yang sudah bertahun-tahun tidak dipergunakan sekaligus tidak tersentuh upaya pemeliharaan.

Saya agak tenang menanggapi semua isu tersebut. Soalnya klub sepak bola kebanggaan saya, Manchester United (MU) lagi hebat-hebatnya setelah ditinggalkan Ronaldo. Setelah menang dramatis atas Manchester City 2-1, MU berada di urutan 3 klasemen Liga Inggris terpaut satu poin dengan City. MU berturut-turut menang 9 kali dalam semua kompetisi pekan-pekan ini. Dan Rashford benar-benar menjadi mesin gol, mampu mencetak gol terus tiap pertandingan.

Sidang Kanjuruhan baru dimulakan Senin (16/1) kemarin di PN Surabaya. Ada 5 tersangka diajukan jaksa. Di antaranya ketua panitia dan 3 anggota Brimob. Polisi mengerahkan 1.600 petugas untuk mengamankan jalannya sidang dan situasi kota. Tapi wartawan TV agak heran karena hakim melarang siaran langsung. Keluarga korban juga kecewa karena jalannya sidang banyak kejanggalan.

Kongres Biasa dan Luar Biasa PSSI juga viral. Ini buntut dari Kasus Kanjuruhan, sehingga berbagai pihak mendesak dilakukannya penggantian pengurus. Bahkan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin Menko Polkam Mahfud MD merekomendasi jajaran Exco (executive committee) termasuk ketua umum segera mengundurkan diri.

Kongres biasa yang dibuka Menpora Zainudin Amali Minggu (15/1) sudah selesai. Menyusul kemudian Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, yang akan berlangsung 16 Februari nanti. Ini lebih cepat dari jadwal semula 18 Maret. Keputusan itu atas saran dari badan sepakbola dunia FIFA. Dalam kasus Kanjuruhan, FIFA berbaik hati. Tak  secuil sanksi pun dijatuhkan kepada Indonesia.

Kongres biasa PSSI mengesahkan laporan kegiatan serta pertanggungjawaban keuangan 2022 dan rekomendasi program dan anggaran 2023. Selain itu juga pengesahan pembentukan  susunan Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) sebagai persiapan  awal menuju KLB.

Amir Burhanuddin dan Gusti Randa terpilih sebagai ketua KP dan KBP. Tugas utama mereka  memilih ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Komite Eksekutif atau Exco.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule dan wakilnya, Iwan Budianto menyatakan mengundurkan diri dan tidak akan mencalonkan  lagi.   “Setelah salat istikharah, saya merasa pengabdian saya di PSSI sudah cukup maksimal. Jadi saya tidak akan maju lagi dalam pencalonan,” katanya.

Calon pengganti Iwan Bule sudah mulai  heboh. Ada Ketua DPD La Nyalla Mahmud Mattalitti yang muncul sebagai pendaftar pertama. Lalu menyusul Menteri BUMN Erick Thohir, yang datang dengan “the wining team.” Dia mendaftar didampingi Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi dan sejumlah selebritas besar seperti Raffi Ahmad, Baim Wong, dan Atta Halilintar.

Kaesang sepertinya balas budi. Soalnya waktu dia menikah di Solo, Erick menjadi ketua panitia. Dia habis-habisan mencurahkan tenaga dan perhatian dalam perhelatan akrab dan luar biasa itu. Jokowi senang karena berlangsung sukses, aman dan lancar. Kaesang dan Erick juga sama-sama memiliki saham di Persis Solo.

“Sebagai anak bangsa saya terpanggil untuk mengubah keadaan. Membuat yang bengkok menjadi lurus. Tugas saya memastikan mimpi kita bersama menjadi kenyataan,” ujar Erick kepada wartawan setelah mendaftar ke PSSI.

Tak lama setelah Erick, muncul wajah lama mantan sekretaris jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria, yang mendaftar sebagai wakil ketua umum. “Mohon dukungannya. Sudah 20 tahun dunia ini saya jalani, dunia sepak bola memang sangat saya cintai,” katanya.

Entah sengaja atau tidak, Erick dan Tisha datang mendaftar mengenakan busana merah. Apakah itu pertanda mereka sudah kompak akan berduet bersama memimpin PSSI empat tahun ke depan? Kita lihat nanti.

Yang pasti Erick bukan orang baru dalam dunia sepak bola. Dia pemilik klub Inggris Oxford United dan pernah menjadi presiden Inter Milan. Sedang Tisha juga punya pengalaman menjadi Wakil Presiden AFF 2019-2023. Ketika kasus Kanjuruhan, Erick diutus Presiden Jokowi menemui Presiden FIFA Giovanni Vincenzo Infantino. Dan sukses mendatangkan Giovanni ke Jakarta bertemu Jokowi dengan hasil Indonesia tidak dihukum.

La Nyalla yang menjadi pendaftar pertama tak kalah seru dengan pernyataannya.  “Saya terpanggil dan mau membayar utang saya karena dulu pernah diberi amanah. Saya juga siap memberantas mafia di sepak bola Indonesia,” katanya lantang didampingi sejumlah pendukung, di antaranya Presiden Klub Persiba Balikpapan Gede Widiade.

Ketua DPD RI ini bukan orang baru di PSSI. Dia pernah menjadi ketua umum 2015-2019. Tapi kemudian dibekukan oleh  Menpora Imam Nahrawi hingga berujung sanksi FIFA. Kemudian digelar KLB, yang menetapkan nama Iwan Bule, jenderal bintang tiga Polri, mantan Kapolda Jabar dan DKI serta Pj Gubernur Jabar sebagai pengganti.

Ketua KP Amir Burhanuddin mengumumkan nama-nama yang masuk  setelah pendaftaran ditutup, Senin malam. “Ada 5 calon ketum, 17 waketum dan 78 Exco,” katanya.

Selain La Nyalla dan Erick Thohir, ada 3 nama baru yang masuk. Yaitu Arif Putra Wicaksono, Doni Setiabudi, dan Ferry Jemi Francis. Yang menarik di calon waketum, selain Ratu Tisha, ada nama Menpora Zainudin Amali. Juga Andre Rosadi, Azrul Ananda, Sadikin Aksa, dan Yunus Nusi, sekjen PSSI.

Yunus juga mendaftar di Exco. Selain itu ada nama Raffi Ahmad, Achmad Baidowi, mantan pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI (Purn) Sonhaji, Achsanul Qosasi, Yesayas Oktvianus dan Gede Widiade, presiden Klub Persiba Balikpapan.

Di tengah suasana kongres PSSI saat ini, ada pihak yang tengah berduka. Ratusan pemain sepakbola di Tanah Air, terutama mereka yang berjuang  di kompetisi Liga 2 dan 3 harus menelan kepedihan luar biasa. PSSI  memutuskan kompetisi Liga 2 dan 3 tahun 2022/2023 dihentikan.

Penghentian ini memunculkan polemik dan kritik berat. Tentu yang sangat terpukul pemain. Maklum ini menyangkut piring nasi mereka.  “Kontroversi penghentian Liga 2 dan 3 menjadi bukti ketidakjelasan tata kelola kompetisi sepak bola Indonesia. Wajar saja prestasi  tim nasional tak kunjung baik,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda.

“Akan kami somasi dan gugat PSSI,” kata Yan Mandenas, manajer Persipura Jayapura, yang merasa jadi korban. Dia termasuk salah satu pengurus klub di Tanah Air yang tidak setuju dengan penghentian itu. Termasuk juga Persiba Balikpapan.

Berbagai isu muncrat di balik penghentian kompetisi. Mulai soal dipalsukannya tanda tangan sejumlah pimpinan klub sampai soal  pengkhianatan dan upaya kudeta yang dilakukan Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Yusi  terhadap Iwan Bule.

“Ada pengkhianatan, ada manuver busuk yang dilakukan sekjen dan salah seorang Exco PSSI,” kata pengamat bola  Tommy Welly, yang akrab dipanggil Bung Towel di kanal Youtube-nya seperti diberitakan ERA.id.

Saya belum mendengar komentar  Yunus Yusi, tokoh sepak bola dari Kaltim ini soal tuduhan tersebut. Tapi dalam penjelasannya kepada wartawan, Yunus mengatakan, ada tiga alasan mengapa kompetisi Liga 2 dan 3 dihentikan. Yaitu, adanya permintaan mayoritas dari klub, sarana dan prasarana tempat pertandingan belum memenuhi syarat dan soal periode perizinan kompetisi berdasarkan Perpol No 10 Tahun 2022.

Menanggapi masalah ini, Menpora menjanjikan akan berbicara dengan PSSI dan Exco agar Kompetisi Liga 2 dan 3 tetap digelar. “Ya segera saya bicarakan untuk mencarikan jalan keluar,” kata Zainudin setelah menerima perwakilan klub dan pemain yang menjadi korban.

“SARANG HANTU”

Sementara itu dari Kaltim ramai disorot soal nasib kompleks stadion utama Palaran.  Kondisi stadion itu sudah bertahun-tahun seperti jadi “sarang hantu.” Siapa saja yang baru keluar dari jalan tol pasti melihat keadaannya, yang sangat memprihatinkan. Kalau malam sangat menyeramkan.

Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll ketika membawa anak asuhnya latihan di sana untuk Piala Presiden 2022, mengeluh berat. “Kondisi lapangan Stadion Palaran sangat buruk. Cocok untuk pengembalaan sapi, bukan untuk bermain sepak bola,” katanya mengelus dada. Padahal dulu rumput di stadion itu berstandar internasional. Rumput yang dipakai jenis zoysia matrella atau rumput Manila sesuai standar FIFA. Harganya sekitar Rp 110 ribu per meter.

Stadion Utama Palaran. Megah dan luas, sayang kini kondisinya memprihatinkan.

Pekan lalu saya lewat di sana. Lumayan, hutan dan semak belukar yang “menghiasi” kompleks itu sudah dibersihkan. Jadi tampak sekali kondisi lapangan yang rusak berat. Bagian pagarnya ada yang runtuh. Bangunannya penuh karatan dan retak. Tapi saya tidak sempat melihat kondisi di dalam stadion, apakah pohon-pohon yang tumbuh di sela kursi penonton masih ada. Saya tak cukup berani untuk masuk ke sana, apalagi kalau malam hari. Hiii.

Saya kira menarik juga ada pohon di sela-sela kursi penonton. Bisa jadi pelindung kalau lagi menonton pertandingan. Dan rasanya belum pernah ada pemandangan seperti itu di semua stadion yang ada di muka bumi ini. Barangkali ini yang namanya konsep “green stadium.” He, maaf, cuma bercanda.

“Sudah lama DPRD Kaltim teriak soal ini. Sayangnya kurang direspon,” kata Rusman Ya’kub saat jadi ketua Komisi IV. Rusman yang juga mantan ketua DPW PPP ini, juga aktif di olahraga. Dia didaulat menjadi ketua Persatuan Bowling (PBI) Kaltim.

Stadion Palaran dibangun dengan biaya APBD sebesar Rp 800 miliar untuk PON XVII tahun 2008. Informasi lain menyebut Rp 3 triliun. Arsiteknya Gusti Ngurah Antaryama bersama Tim ITS Surabaya. Kapasitasnya pun ada beberapa versi. Ada yang menyebut 35 ribu penonton, 44 ribu bahkan 67 ribu. Kalau 67 ribu lebih besar dari Al-Bayt Stadium,  tempat pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar dengan kapasitas 60 ribu penonton.

Kompleks Stadion Palaran yang mempunyai luas 88 hektare dengan 10 gelanggang olahraga itu, diresmikan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) 18 Juni 2008. Lalu 5 Juli 2008 dijadikan arena pembukaan PON XVII, yang berlangsung meriah. Waktu itu saya hadir sebagai wakil wali kota dan ketua KONI Balikpapan.

Stadion Palaran masih sempat dipergunakan untuk babak final dan 8 Besar  Divisi Utama  Liga Indonesia 2008. Kemudian oleh Putra Samarinda (Pusam) dijadikan arena putaran ke-2 Indonesia Super League 2014 dan  tuan rumah Piala Gubernur Kaltim 2018. Sedang Borneo FC menjadikan Stadion Segiri untuk kandangnya.

Selanjutnya di Stadion Palaran tak ada kegiatan lagi. Hampir 5 tahun hidup dalam kesepian. Akibatnya hampir semua fasilitas di kompleks itu rusak berat. Pernah dilakukan audit bangunan, dibutuhkan dana perbaikan sekitar Rp 130 miliar. Dalam keterangan lain tahun 2020 lalu, Kepala Pengelola Stadion Utama Palaran Hasbar menyebutkan dari hasil audit bangunan diperlukan dana renovasi  sekitar Rp 160 miliar.

Rencana perbaikan penuh terhadap stadion itu tak pernah terlaksana. Konon anggaran pemeliharaan gedung olahraga dari APBD hanya sekitar Rp 1,3 miliar. Jauh dari kebutuhan.

Pekan lalu ada diskusi mengenai nasib kompleks Stadion Palaran dikaitkan dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN). Maklum jarak lokasi IKN di Sepaku dengan Stadion Palaran tidak terlalu jauh. Jadi sangat mungkin Stadion Palaran dihidupkan kembali.

Apalagi ada rencana Presiden Jokowi mengusulkan Indonesia jadi calon tuan rumah Olimpiade 2036  di lokasi IKN. Juga rencana membangun pusat pelatihan sepak bola atau training center di sana. Tentu Stadion Utama Palaran bisa menjadi salah satu pilihan fasilitas yang bisa dipergunakan dalam mendukung dan menunjang  rencana besar tersebut.

Tempo hari master psikologi  Universitas Minnesota Amerika Serikat, Thomas Steward sempat melihat fasilitas  olahraga di Kaltim pasca PON XVII termasuk Stadion Palaran. “Sangat bagus bisa untuk Olimpiade,  sayangnya tidak terawat,” katanya, yang datang dalam rangka seminar internasional psikologi olahraga.

Penyelenggara diskusi soal Stadion Palaran adalah Koalisi Pemuda IKN, Forum Rakyat Kaltim Bersatu (FKRB) dan Perkumpulan Pengusaha Pangan dan Kuliner Nusantara (PPKN). Mereka menghadirkan mantan gubernur Kaltara Irianto Lambrie, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora)  Agus Tianur dan Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar)  Ahmad Herwansyah.

Irianto menyarankan dibentuknya badan pengelola yang melibatkan semua pemangku kepentingan dari pemerintah dan swasta. Bersinergi dan diberikan wewenang yang luas untuk mengelola dan merencanakan. Biayanya bisa dari dana APBD, APBN atau pihak ketiga.

Kadispora bilang kompleks Stadion Palaran masih dipergunakan. Tapi diakui sangat terbatas. “Persoalannya bukan soal perawatan saja, tapi juga minimnya peminat untuk menggunakan. Maklum masih terasa jauh, sementara di kota juga masih ada fasilitas serupa,” jelasnya.

Karena itu ada beberapa pendekatan lain dilakukan Dispora saat ini di lokasi tersebut.  Penanaman 5 ribu pohon buah, pembuatan jogging track, jalur sepeda dan jalan kaki. “Biar ada yang mau datang ke sana,” kata Agus.

Pihak Dinas Pariwisata siap mendukung program yang dilakukan Dispora. Di antaranya menyiapkan konsep sport tourism untuk mendukung pengembangan ekonomi di kawasan Stadion Palaran. “Nanti disamakan  dengan trip wisata yang kami punya. Tinggal tergantung dari atraksi yang ditampilkan,” kata Herwansyah.

Chrismantiri, anak muda yang sering bersama saya punya usul. Jika  memungkinkan Stadion Palaran juga dimanfaatkan untuk pagelaran seni dan konser musik berskala internasional. Zaman Bupati Kukar Rita Widyasari, dia pernah mengundang grup band legendaris dari mancanegara, di antaranya Sepultura, Hallowen dan Testament. Bisa juga jadi pusat industri kreatif, karena lahannya yang luas dan tempat parkir yang memadai.

Tahun lalu Gubernur Isran sempat mengisyaratkan Stadion Palaran akan dikerjasamakan dengan pihak TNI. Akan dimanfaatkan untuk menjadi pusat pembinaan fisik dan olahraga di kalangan prajurit. Sayangnya rencana  ini tak terdengar lagi kabarnya.

Kita semua tentu setuju Stadion Palaran dihidupkan lagi menyambut IKN. Polanya bisa tetap dikelola Pemprov, dikerjasamakan atau dijual sama sekali. PP 28 Tahun 2020 memungkinkan pihak swasta mengelola barang atau aset milik negara dan daerah.

Kalau mau direnovasi dengan APBD, ada kesempatan pada tahun 2023 ini. Mumpung APBD Kaltim lagi melonjak tinggi. Gubernur Isran memperkirakan bisa mencapai Rp 20 triliun. Sementara yang sudah disahkan sekitar Rp 17 triliun. Jadi masih ada Rp 3 triliun yang belum diputuskan peruntukannya. Tinggal dibahas mekanisme regulasinya. Termasuk persetujuan DPRD. Kalau tidak usul ke APBN atau menggalang dana swasta.

Sebelum Stadion Palaran direnovasi harus jelas dulu konsep pemanfaatannya. Supaya perbaikannya tidak sia-sia.  Saya menyarankan dijual, disewakan atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga. Pilihan saya ke Erick Thohir  dengan tim pemenangannya. Di situ ada Raffi Ahmad (pemilik RANS Nusantara FC), Atta Halilintar (Bekasi City FC) atau Kaesang Pangerap (Persis Solo). Mereka semua bos besar.

Kalau rencana ini terwujud pasti heboh luar biasa.  Begitu Erick bulan depan terpilih jadi ketua umum PSSI, dia bersama timnya langsung menandatangani pembelian atau kerjasama pengelolaan Stadion Palaran. Wah, cantik sekali. Semoga jadi dan ditindaklanjuti.(*)

Isran : Nasib Saya Stunting

April 13, 2022 by  
Filed under Opini

Catatan Rizal Effendi

Isran Noor (kiri) dan Hadi Mulyadi (kanan) (Foto: Istimewa)

GUBERNUR Kaltim Dr H Isran Noor, M.Si sering dalam setiap sambutan selalumembuka kata dengan masalah stunting (orang pendek atau kerdil) yang dihubungkan dengan ketinggian dirinya. Waktu meresmikan unit pelayanan kanker terpadu Rumah Sakit dr Kanujoso Djatibowo (RSKD) Balikpapan, akhir Maret lalu,  sambil bercanda Gubernur menyinggung soal itu lagi.

“Nasib, namanya orang stunting,”katanya sambil menurunkan ketinggian mikrofon di depan wajahnya. “Beda dengan Direktur RSKD  Pak Edy (dr Edy Iskandar) yang lebih tinggi,” tambahnya lagi mengundang senyum undangan.

Tapi, kata Pak Isran, hati-hatidengan orang stunting sambil menggambarkan jarak kepala dengan bagian tubuh yang lain, yang relative dekat. Pak Isran mengaku dia lebih tinggi dibanding Napoleon Bonaparte yang tingginya hanya 158 cm dan kalah sedikit dari Vladimir Putin, yang tingginya 168 cm. Napoleon adalah Kaisar Prancis yang menguasai benua Eropa pada tahun 1803, sedang Vladimir Putin adalah presiden Rusia yang saat ini gencar-gencarnya menggempur Negara pecahannya, Ukraina.

Tentu bukan Pak Isran saja yang  tidak terlalu tinggi. Banyak pemimpin dunia termasuk Indonesia seperti itu. Misalnya ada Pak Adam Malik  (Wakil Presiden RI 1978-1983) di era Presiden Soeharto atau juga  Prof Dr BJ Habibie, presiden kita ke-3 yang masa jabatannya sangat pendek (1998-1999).

Tapi Pak Isran dan para pemimpin besaritu pasti bukan stunting yang saat ini jadi masalah dunia termasuk Indonesia. Sebab Pak Isran itu doctor lulusan terbaik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung dengan Indeks Prestasi (IP) 3,95. Ayah 3 anak kelahiran Sangkulirang, Kutim 64 tahun silam itu, S1-nya di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda dan S2-nya di Universitas Dr Soetomo Surabaya. Ketika menjadi bupati Kutai Timur, dia sempat menjadi ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dan digadang-gadang jadi calon presiden.

Stunting yang menjadi masalah kita sekarang tentu sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena akan mengganggu tingkat kecerdasan dan keunggulan sumber daya manusia (SDM). Padahal kemajuan zaman sangat membutuhkan SDM unggul dan andal. Oleh karena itu Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menggalang semua Negara termasuk Indonesia untuk mengatasi masalah stunting, meski kita juga tengah menghadapi pandemi Covid-19.

Stunting adalah masalah tumbuh kembang anak yang ditandai dengan tinggi badan anak yang rendah, sementara berat badannya mungkin normal sesuai dengan usianya.  Anak dikatakan stunting bila tinggi badannya tidak bertambah signifikan sesuai dengan usianya atau bila dibandingkan dengan tinggi badan yang anak itu dapatkan saat baru lahir.

Sementara anak di bawah 5 tahun yang memiliki berat badan rendah atau sangat kurus dari usianya, itu disebut wasting. Anak menderita stunting dan wasting bila anak memiliki tubuh yang pendek/kerdil dan badannya juga sangat kurus disertai adanya gangguan perkembangan otak dan keterlambatan kemampuan anak.

Gangguan tumbuh kembang anak tersebut biasanya diakibatkan oleh gizi buruk (malnutrisi),infeksi berulang dan stimulasi atau perawatan psikososial yang tidak memadai pada anak dari 1.000 hari pertama sejak pembuahan sampai usia dua tahun.

WHO memperkirakan ada sekitar 149 juta balita yang mengalami stunting di seluruh dunia pada tahun 2020, sementara 45 juta anak lainnya diperkirakan memiliki tubuh terlalu kurus atau berat badan rendah. Sementara itu hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, angka stunting nasional mengalami penurunan dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,8 persen pada 2018.  Sedang menurut Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019 menjadi 27,7 persen.

KALTIM MULAI TURUN

Baris berita (news ticker) di salah satu televise Sabtu kemarin menyebutkan Kaltim berupaya keras menurunkan angka stunting. Itusebabnya saya jadi teringat ucapan Gubernur Isran, yang sering menggambarkan dirinya termasuk kelompok stunting.

Anggota DPR RI Komisi IX Hasnah Syam ketika berkunjung ke Kaltim, Oktober tahun lalu mengingatkan bahwa angka stunting di Kaltim masih kelewat tinggi, yaitu  26 persen. Padahal WHO menetapkan standar maksimal 20 persen. WHO menyatakan standar level indeks keparahan stunting disebut krisis jika angkanya lebih atau sama dengan 15 persen. Karena itu, Kementerian Kesehatan menargetkan angka stunting di Kaltim bisa diturunkan sampai 14 persen di tahun 2024.

Wagub Kaltim Hadi Mulyadi selaku ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kaltim mengakui angka yang disorot  wakil rakyat tersebut. “Tapi saya optimis tahun 2022 bisa turun sepanjang kita semua dari berbagai lintas sector dan masyarakat mau bahu membahu mengatasi masalah ini dengan berbagai aksi dan program,” katanya.

Dalam penanggulangan stunting, kata Hadi, peran sector kesehatan hanya 30 persen, sedangkan 70 persennya harus melibatkan sector pangan, pertanian, permukiman, agama, pendidikan serta sector lainnya. Itu semua saling terkait dan harus bekerja keras dan saling sinerji.

Menurut Hadi, kasus stunting di Kaltim tahun 2021 sudah turun menjadi 22,8 persen disbanding tahun 2019 yang tercatat 28,09. Ini artinya sudah lebih bagus karena di bawah angka nasional. Ada empat kabupaten/kota yang memiliki rata-rata lebih rendah dari rata-rata provinsi, yaitu Kabupaten Kutai Barat, Kota Balikpapan, Kabupaten Mahakam Ulu, dan Kota Samarinda. Sementara 6 kabupaten/kota lainnya, KutaiTimur, PPU, Kukar, Paser, Bontang, dan Berau belum memberikan kontribusi positif atas persentase stunting di Kaltim.

Yang perlu diperhatikan juga, angka stunting di masa pandemi Covid-19 ada kecenderungan meningkat. Itu diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dr Andi Sri Juliarty yang akrab disapa dr Dio. Dikatakan, jumlah anak berusia 0 – 5 tahun yang terindikasi stunting mencapai 13 persen dari  56 ribu orang. Jumlah itu lebih tinggi dari angka sebelum Covid yang hanya berkisar 4-5 persen.

Angka stunting naik di masa pandemic memang sangat beralasan. Hampirsemua orang termasuk petugas kesehatan focus mengatasi wabah tersebut selain adanya pembatasan. Sehingga beberapa kegiatan yang bisa menurunkan kasus stunting jadi terbatas, seperti Germas serta layanan kesehatan dan gizi di  Posyandu.

Guru besar Fisip Unmul Prof Dr Harihanto, MS mengingatkan agar kasus stunting di Kaltim segera dituntaskan sebelum pelaksanaan pemindahan IKN ke daerahini. “Kalautidak SDM kita tidak bisa bersaing dengan pendatang yang juga mengincar peluang di IKN,” kata Harihanto, yang juga ketua Koalisi Kependudukan Kaltim dalam seminar 100 Profesor Bicara Stunting, beberapa waktu lalu.

Seorang ibu yang  anaknya berusia 3 tahun terindikasi stunting mengakui sejak hamil asupan gizinya memang terbatas. “Suami saya kena PHK gara-gara Covid,” kata warga Balikpapan Barat ini. Belum lagi dapat pekerjaan tetap, kondisi ekonominya makin parah dengan kenaikan harga bahan pokok pada saatini. “Saya pusing bagaimana memperbaiki gizi anaksaya,” katanya mengeluh.@@@@@

Tinggal Martabak India

April 8, 2022 by  
Filed under Opini

Catatan Rizal Effendi

Rizal Effendi menyerahkan buah lai kepada Dubes India Pradeep

Kamis kemarin, saya mengunjungi teman  saya keturunan India, Abdul Nasir (65). Dia pemilik toko mebel di  Pandan Sari, persis depan Masjid Manuntung.  Penampilannya tetap gaya orang India meski dia asli warga negara Indonesia. Wajahnya dihiasi janggut panjang berwarna putih kecokelat-cokelatan. Sesekali dalam acara undangan, dia tampil berpakaian ala penyanyi dangdut “PandanganPertama” A Rafiq yaitu kurta pijama, kemeja longgar sampai ke lutut. “Biar orang tahu masih ada keturunan India di daerah ini,” kata ayah satu anak dan satu cucu ini.

Ucapan Nasir ada benarnya. Dimakan perjalanan waktu, warga India di Kaltim khususnya di Samarinda dan Balikpapan memang hampir punah. Padahal pada tahun 70-an cukup banyak. Mereka terkenal sebagai pedagang  kain dan alat-alat olahraga. Kalau kita belanja tak mudah ditawar, tapi barangnya bagus dan lengkap.

Ada dua toko kain India yang  terkenal di sepanjang Jl Panglima Batur, Samarinda yaitu  Toko Akbar dan Toko Pancar Dua Belas. Sayang keduanya sudah tutup. Sepertinya kalah bersaing dengan toko kain Jawa Indah, yang sekarang menguasai pasar Samarinda. Kebetulan anak kedua pemilik toko itu adalah teman saya, Aliyakat Ali dan Nasir. Kami bersahabat sejak di bangku sekolah.

Dengan Aliyakat saya akrab waktu masih sekolah SMEP dan SMEA. Badannya yang bongsor mudah  dikenali. Walau berdarah India, sehari-hari dia menggunakan bahasa Banjar. Beberapa tahun lalu dia meninggal dunia. Sedang dengan Nasir saya akrab waktu kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul), yang kampusnya masih di Jl Flores. Gara-gara Nasir  hampir dua tahun saya tidak lulus mata kuliah Ekonomi Industri. Dosennya, Drs Kaharuddin Anas yang juga sekretaris dekan waktu itu marah besar karena sepeda motor Honda Benly-nya dikempesi.

Tapi gara-gara berteman orang India juga,  saya jadi  suka menonton film India waktu itu. Pertama, gratis karena di tahun 70-an ada dua bioskop di Samarinda yaitu Bioskop Garuda di Jl Diponegoro dan Kutai Theatre (Bioskop Mahakama) di Jl Pelabuhan, yang setiap minggu sekali memutar film gratis untuk keluarga ABRI. Kedua, saya suka film India karena ceritanya penuh nyanyian dan tarian warna-warni. Terkadang sedih dan jagonya selalu menang di akhir cerita. Masa putarnya sangat panjang sampai 180 menit alias tiga jam.

Saya masih ingat aktor terkenal India  seperti Sridevi Kapoor yang membintangi 150 film. Ada Amitabh Bachan, Rajesh Khana, Shasi Kapoor dan Dharmendra. Nama  aktor terakhir ini   menjadi suami artis cantik India Hema Malini, yang juga ibu dari  aktris muda Esha Deol. Saya pernah menonton film Anand dibintangi Rajesh Khanna dan Amitabh Bachan, yang berhasil meraih penghargaan. Film tahun 70-an ini sangat menguras air mata karena menceritakan penderita penyakit kanker, disadur dari buku dr  Bhaskar, yang menangani seorang pasien kanker bernama Anand Sehgal.

Bicara film India, saya juga jadi teringat dengan Gubernur Kaltim Dr Awang Faroek Ishak ketika bermain golf. Pak Awang, panggilan akrab gubernur dua priode masa bakti 2008-2018 ini, sering memosisikan dirinya seperti Inspektur Vijai. Awalnya selalu kalah, tapi di ujung permainan di hole-hole terakhir selalu bermain baik dan menang. “Baru tahu dia dengan Inspektur Vijai,” kata Pak Awang, yang sekarang anggota DPR RI dapil Kaltim dari Partai Nasdem.

Bersama Nasir di Pandan Sari

Menurut Nasir, karena jumlah keturunan India di Samarinda dan Balikpapan tidak banyak lagi, oleh sebab itu sejak tahun 1975 sudah tidak ada organisasi perkumpulan warga India. Saat ini di Samarinda hanya tertinggal dua toko keturunan India di Panglima Batur dan Jl Dr Soetomo, sedang di Balikpapan masih ada 9 toko semuanya di Pandan Sari, Balikpapan Barat termasuk toko yang dimiliki Nasir bernama Toko Mebel NEHA, mengambil nama putrinya yang pernah menjadi mayoret Marching Band Patra Dharma.

“Sebenarnya sembilan toko yang ada di Pandan Sari ini, masih ada kaitan keluarga semua. Ada yang masih tetap berjualan  kain, mendirikan toko olahraga dan toko mebel,” kata Nasir, yang sudah menyatu dengan warga setempat. Nasir sendiri juga ikut menjadi pengurus Masjid Manuntung. Dia sempat mengajak saya belanja kue basah di Warung Haji Wati di depan masjid. Kebetulan masih ada amparan tatak pisang, yang menjadi kesukaan saya. Beberapa warga menegur saya, masih ingat ketika saya menjadi  wali kota. “Saya minta foto,Pak, biar jualan saya tambah laku,” kata gadis penjual lauk pauk sambil mengambil HP-nya.

SAYA HADIAHI BUAH LAI

Meski warga atau keturunan India sudah tak banyak lagi tinggal di  daerah ini,  hubungan dagang Kaltim dan India terus berkembang. Sebagian batubara Kaltim diekspor ke India. Nilainya mencapai 17,36 miliar dolar pada tahun 2021, naik 80,87 persen dibanding tahun 2020 yang mencapai 9,6 miliar dolar AS.  Yang menarik ada lidi kelapa sawit yang juga dijual ke India baik untuk keperluan sapu dan juga  ibadah. “Nilainya 23 ribu dolar AS,” kata Kahumas Pemda Kaltim Drs HM Syafranuddin.

Saya sempat akrab dengan Duta Besar India Pradeep Kumar Rawat, yang sekarang sudah digantikan Manoj Kumar Bharti.  Pradeep  sempat berkunjung ke Balikpapan dan mengirim tim kesenian pada perayaan HUT Kota Balikpapan.  Saya juga sempat diundangnya ke Kedutaan Besar India di Jakarta pada acara perayaan Hari Republik India ke-71, 24 Januari 2020. Pradeep kaget saya bawakan oleh-oleh buah lai (Durio kutejensis), buah durian khas Kalimantan.  “Buah apa ini, saya belum pernah lihat,” kata Pradeep dengan wajah sukacita menerima bingkisan saya di tengah perayaan yang dihadiri para pejabat Indonesia dan tamu-tamu dari kedutaan negara lain.

Dubes India yang baru, Manoj Kumar Bharti juga sudah  berkunjung ke Kaltim, pertengahan Januari lalu. Dia membawa sejumlah pengusaha India. Manoj  disambut Wagub Kaltim Hadi Mulyadi. Beberapa pembicaraan bisnis dan kerjasama dibahas. “Ada beberapa program yang ditawarkan Dubes, mulai kebudayaaan, wisata dan pendidikan. Pengusaha India mau investasi di Kaltim. Bahkan Dubes menawarkan beasiswa  India yang setiap tahun memberikan kuota 100 orang untuk warga Indonesia,” kata Wagub.

Yang menarik, Dubes ingin suatu saat ada perusahaan film India mengambil lokasi syuting  di Kaltim.

Wagub langsung menawari lokasi pulau Derawan dan Maratua di Kabupaten Berau yang sangat indah atau  Museum Mulawarman di Tenggarong jika berkaitan dengan sejarah masa lalu. Apalagi sejarah kerajaan Hindu tertua ada di Kutai, sejak tahun 400 Masehi silam. Mudah-mudahan bintang utamanya, Shahrukh Khan. Pasti banyak yang bilang hum tumhe pyar karte hae alias aku cinta kamu.

Sayabilang ke Nasir, meski warga keturunan orang India sangat berkurang di Kaltim, toh roti canai dan martabak India masih banyak yang jual. Tidak saja di Balikpapan dan Samarinda, tapi  juga di Tenggarong dan Tanah Grogot. Setiap Ramadan, martabak kare di Warung Barokah, Loa Tebu, Tenggarong sangat laris dipesan sampai ke Samarinda. Juga martabak india Ibrahim di Jl Basuki Rahmat, Tanah Grogot.

Sebelum pulang kemarin, saya dititipi sambosa, makanankhas India dari olahan istri Nasir, Zarina Begum. “Salam untuk Ibu, ya Pak,” kata Zarina akrab. Sambil menenteng ke mobil, saya teringat lagu Kuch Kuch Hota Hai yang dibawakan Shahrukh Khan dan Kajol dan sangat populer di Indonesia. Asyik sambil makan martabak di waktu buka.@@@@@

Next Page »