ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Gubernur Kaltim Lantik 154 ASN di Lingkungan Pemprov Kaltim

April 15, 2022 by  
Filed under Politik dan Pemerintahan

Vivaborneo.com, Samarinda – Sebanyak 154 orang aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dilakukan rotasi dan promosi. Para ASN yang dilantik merupakan  Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas dan Pejabat Fungsional. Pelantikan dilakukan langsung oleh Gubernur Kaltim Isran Noor, bertempat di Pendopo Odah Etam, Kantor Gubernur Kaltim, pada Kamis (14/4/2022).

Seperti pada pelantikan Sekretaris Daerah Provinsi Sri Wahyuni, beberapa pekan lalu,  pelantikan kali ini juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat.  Ruangan pendopo yang diisi hanya bagi Aparatur Sipil Negara yang dilantik saja, sementara awak media dan tamu lainnya menempati ruangan lantai dua. Selain itu acara ini juga dapat diakses melalui zoom meeting.

Kepala BKD Kaltim, Diddy Rusdiansyah mengatakan acara pelantikan ini berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 821.2/1112701/TUUA/BKD/2022 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Administrator Dan Jabatan Pengawas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor : 821.2/1V.3-2440/TUUA/BKD/2022 Tentang Pengangkatan Melalui Perpindahan Dari Jabatan Lain Ke Dalam Jabatan Fungsional Dan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor : 821. 2/1V.3-2441/TUUA/BKD/2022 Tentang Pengangkatan Pertama Dan Jabatan Fungsional

Pelantikan dan pengambilan sumpah janji ditandai dengan penandatanganan berita acara pelantikan yang turut disaksikan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah Diddy Rusdiansyah. Adapun pejabat yang dilantik, terdiri dari Pejabat Administrator sebanyak 12 orang dan Pejabat Pengawas sebanyak 49 orang dan Fungsional 93 orang.

Dalam sambutannya, Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, amanah yang diberikan kepada ASN yang  baru dilantik agar mampu diemban serta dilaksanakan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Tidak saja kepada Tuhan Yang Maha Esa tetapi juga kepada segenap bangsa dan negara. 

Pelantikan Jabatan Struktural ini merupakan rotasi dan mutasi serta promosi dalam rangka pengisian jabatan yang lowong di perangkat daerah. Kemudian, Sumpah jabatan yang diucapkan tersebut adalah bentuk pernyataan kesungguhan dan kesanggupan untuk patuh dan taat dalam menjalankan seluruh kewajiban dan menjauhi larangan selaku aparatur sipil negara.

 “Saya yakin dan percaya bahwa dharma bakti saudara selama ini merupakan wujud kecintaan kepada daerah, bangsa dan negara untuk terwujudnya pembangunan yang hasilnya dapat dirasakan manfaatnya sebesar – besarnya oleh masyarakat,” pesan Isran Noor.

Gubernur juga berpesan para Kepala Perangkat Daerah yang hadir baik secara langsung maupun virtual untuk terus tingkatkan soliditas dan koordinasi antar perangkat daerah yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Provinsi (Sekprov) Kaltim yang baru, agar semua program yang telah berjalan dapat berjalan dengan baik dan secara bertahap dapat ditingkatkan.

“Sekali lagi selamat, semoga saudara dan kita semua selalu diberikan kesehatan dan kekuatan dalam melaksanakan kewajiban dalam mengemban tanggung jawab ini. Semoga kita juga memperoleh berkah di bulan Ramadan ini,” ucap Isran.(vb/adv/kominfo kaltim)

Isran : Nasib Saya Stunting

April 13, 2022 by  
Filed under Opini

Catatan Rizal Effendi

Isran Noor (kiri) dan Hadi Mulyadi (kanan) (Foto: Istimewa)

GUBERNUR Kaltim Dr H Isran Noor, M.Si sering dalam setiap sambutan selalumembuka kata dengan masalah stunting (orang pendek atau kerdil) yang dihubungkan dengan ketinggian dirinya. Waktu meresmikan unit pelayanan kanker terpadu Rumah Sakit dr Kanujoso Djatibowo (RSKD) Balikpapan, akhir Maret lalu,  sambil bercanda Gubernur menyinggung soal itu lagi.

“Nasib, namanya orang stunting,”katanya sambil menurunkan ketinggian mikrofon di depan wajahnya. “Beda dengan Direktur RSKD  Pak Edy (dr Edy Iskandar) yang lebih tinggi,” tambahnya lagi mengundang senyum undangan.

Tapi, kata Pak Isran, hati-hatidengan orang stunting sambil menggambarkan jarak kepala dengan bagian tubuh yang lain, yang relative dekat. Pak Isran mengaku dia lebih tinggi dibanding Napoleon Bonaparte yang tingginya hanya 158 cm dan kalah sedikit dari Vladimir Putin, yang tingginya 168 cm. Napoleon adalah Kaisar Prancis yang menguasai benua Eropa pada tahun 1803, sedang Vladimir Putin adalah presiden Rusia yang saat ini gencar-gencarnya menggempur Negara pecahannya, Ukraina.

Tentu bukan Pak Isran saja yang  tidak terlalu tinggi. Banyak pemimpin dunia termasuk Indonesia seperti itu. Misalnya ada Pak Adam Malik  (Wakil Presiden RI 1978-1983) di era Presiden Soeharto atau juga  Prof Dr BJ Habibie, presiden kita ke-3 yang masa jabatannya sangat pendek (1998-1999).

Tapi Pak Isran dan para pemimpin besaritu pasti bukan stunting yang saat ini jadi masalah dunia termasuk Indonesia. Sebab Pak Isran itu doctor lulusan terbaik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung dengan Indeks Prestasi (IP) 3,95. Ayah 3 anak kelahiran Sangkulirang, Kutim 64 tahun silam itu, S1-nya di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda dan S2-nya di Universitas Dr Soetomo Surabaya. Ketika menjadi bupati Kutai Timur, dia sempat menjadi ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dan digadang-gadang jadi calon presiden.

Stunting yang menjadi masalah kita sekarang tentu sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena akan mengganggu tingkat kecerdasan dan keunggulan sumber daya manusia (SDM). Padahal kemajuan zaman sangat membutuhkan SDM unggul dan andal. Oleh karena itu Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menggalang semua Negara termasuk Indonesia untuk mengatasi masalah stunting, meski kita juga tengah menghadapi pandemi Covid-19.

Stunting adalah masalah tumbuh kembang anak yang ditandai dengan tinggi badan anak yang rendah, sementara berat badannya mungkin normal sesuai dengan usianya.  Anak dikatakan stunting bila tinggi badannya tidak bertambah signifikan sesuai dengan usianya atau bila dibandingkan dengan tinggi badan yang anak itu dapatkan saat baru lahir.

Sementara anak di bawah 5 tahun yang memiliki berat badan rendah atau sangat kurus dari usianya, itu disebut wasting. Anak menderita stunting dan wasting bila anak memiliki tubuh yang pendek/kerdil dan badannya juga sangat kurus disertai adanya gangguan perkembangan otak dan keterlambatan kemampuan anak.

Gangguan tumbuh kembang anak tersebut biasanya diakibatkan oleh gizi buruk (malnutrisi),infeksi berulang dan stimulasi atau perawatan psikososial yang tidak memadai pada anak dari 1.000 hari pertama sejak pembuahan sampai usia dua tahun.

WHO memperkirakan ada sekitar 149 juta balita yang mengalami stunting di seluruh dunia pada tahun 2020, sementara 45 juta anak lainnya diperkirakan memiliki tubuh terlalu kurus atau berat badan rendah. Sementara itu hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, angka stunting nasional mengalami penurunan dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,8 persen pada 2018.  Sedang menurut Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019 menjadi 27,7 persen.

KALTIM MULAI TURUN

Baris berita (news ticker) di salah satu televise Sabtu kemarin menyebutkan Kaltim berupaya keras menurunkan angka stunting. Itusebabnya saya jadi teringat ucapan Gubernur Isran, yang sering menggambarkan dirinya termasuk kelompok stunting.

Anggota DPR RI Komisi IX Hasnah Syam ketika berkunjung ke Kaltim, Oktober tahun lalu mengingatkan bahwa angka stunting di Kaltim masih kelewat tinggi, yaitu  26 persen. Padahal WHO menetapkan standar maksimal 20 persen. WHO menyatakan standar level indeks keparahan stunting disebut krisis jika angkanya lebih atau sama dengan 15 persen. Karena itu, Kementerian Kesehatan menargetkan angka stunting di Kaltim bisa diturunkan sampai 14 persen di tahun 2024.

Wagub Kaltim Hadi Mulyadi selaku ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kaltim mengakui angka yang disorot  wakil rakyat tersebut. “Tapi saya optimis tahun 2022 bisa turun sepanjang kita semua dari berbagai lintas sector dan masyarakat mau bahu membahu mengatasi masalah ini dengan berbagai aksi dan program,” katanya.

Dalam penanggulangan stunting, kata Hadi, peran sector kesehatan hanya 30 persen, sedangkan 70 persennya harus melibatkan sector pangan, pertanian, permukiman, agama, pendidikan serta sector lainnya. Itu semua saling terkait dan harus bekerja keras dan saling sinerji.

Menurut Hadi, kasus stunting di Kaltim tahun 2021 sudah turun menjadi 22,8 persen disbanding tahun 2019 yang tercatat 28,09. Ini artinya sudah lebih bagus karena di bawah angka nasional. Ada empat kabupaten/kota yang memiliki rata-rata lebih rendah dari rata-rata provinsi, yaitu Kabupaten Kutai Barat, Kota Balikpapan, Kabupaten Mahakam Ulu, dan Kota Samarinda. Sementara 6 kabupaten/kota lainnya, KutaiTimur, PPU, Kukar, Paser, Bontang, dan Berau belum memberikan kontribusi positif atas persentase stunting di Kaltim.

Yang perlu diperhatikan juga, angka stunting di masa pandemi Covid-19 ada kecenderungan meningkat. Itu diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dr Andi Sri Juliarty yang akrab disapa dr Dio. Dikatakan, jumlah anak berusia 0 – 5 tahun yang terindikasi stunting mencapai 13 persen dari  56 ribu orang. Jumlah itu lebih tinggi dari angka sebelum Covid yang hanya berkisar 4-5 persen.

Angka stunting naik di masa pandemic memang sangat beralasan. Hampirsemua orang termasuk petugas kesehatan focus mengatasi wabah tersebut selain adanya pembatasan. Sehingga beberapa kegiatan yang bisa menurunkan kasus stunting jadi terbatas, seperti Germas serta layanan kesehatan dan gizi di  Posyandu.

Guru besar Fisip Unmul Prof Dr Harihanto, MS mengingatkan agar kasus stunting di Kaltim segera dituntaskan sebelum pelaksanaan pemindahan IKN ke daerahini. “Kalautidak SDM kita tidak bisa bersaing dengan pendatang yang juga mengincar peluang di IKN,” kata Harihanto, yang juga ketua Koalisi Kependudukan Kaltim dalam seminar 100 Profesor Bicara Stunting, beberapa waktu lalu.

Seorang ibu yang  anaknya berusia 3 tahun terindikasi stunting mengakui sejak hamil asupan gizinya memang terbatas. “Suami saya kena PHK gara-gara Covid,” kata warga Balikpapan Barat ini. Belum lagi dapat pekerjaan tetap, kondisi ekonominya makin parah dengan kenaikan harga bahan pokok pada saatini. “Saya pusing bagaimana memperbaiki gizi anaksaya,” katanya mengeluh.@@@@@

Gubernur Izinkan Belajar Tatap Muka jika Vaksinasi Guru-Siswa 70 Persen

October 28, 2021 by  
Filed under Politik dan Pemerintahan

Vivaborneo.com, Samarinda — Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) DR. H. Isran Noor masih melarang pembelajaran tatap muka jika semua guru dan anak didik belum mendapatkan vaksinasi.

Hal ini ditegaskan Isran Noor di sela-sela sambutannya dalam acara Penyerahan Petikan Surat Keputusan (SK) Pemutihan para guru yang berstatus Tugas Belajar dan Izin Belajar dan sudah menyediakan studinya, bertempat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, pada Senin (25/10/2021).

Terkait dengan pelaksanaan belajar-mengajar di sekolah di masa pandemi Covid-19 saat ini,  gubernur meminta agar tidak dilaksanakan tatap muka terlebih dahulu sebelum siswa dan guru di seluruh Kaltim mendapatkan vaksinasi anti Covid-19.

“Sebelum siswa dan guru divaksinasi jangan melakukan tatap muka, sebab sudah terjadi ada daerah yang memaksakan untuk tatap muka akibatnya ada yang terpapar virus Covid-19. Sekolah bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka apabila semua sudah divaksin, paling tidak 70 persen guru dan siswa pastikan sudah mendapat vaksin,” ujarnya.

Dirinya juga mengatakan hal itu berlaku di seluruh kabupaten/kota di Kaltim. “Sebab kalau ada sekolah yang melaksanakan tatap muka dan ada yang melaksanakan pembelajaran daring (online) itu tidak baik bahkan tidak adil,” tegasnya.

Isran Noor, juga mengatakan saat ini warga Kaltim yang sudah divaksin Covid-19 sekitar 45 persen dari target 2 juta lebih warga Kaltim yang harus mendapatkan vaksin untuk kekebalan tubuh terhadap serangan virus Covid-19 ini.

“Sudah 45 persen yang sudah vaksin itu warga secara  umum. Kalau di kalangan sekolah guru, tenaga kependidikan dan siswa berapa jiwa yang sudah divaksin? Kalau saya sudah dapat laporan bahwa guru dan siswa sudah 70 persen tervaksinasi,  baru saya izinkan (sekolah), kalau belum  tidak saya izinkan,” tegasnya.

Isran juga meminta agar sekolah memanfaatkan saja teknologi informasi yang ada. Apalagi  di era teknologi informasi saat ini lebih mudah melakukan belajar-mengajar dibanding sebelumnya. 

“Tidak usah memaksakan diri dulu untuk pembelajaran secara bertatap muka yang bisa berakibat fatal bagi keselamatan warga Kaltim,” ujarnya.(Wid/Misman)

Kaltim Terima Penghargaan Abdi Bakti Tani 2021

September 17, 2021 by  
Filed under Ekonomi & Bisnis

Vivaborneo.com, Jakarta — Provinsi Kalimantan Timur diganjar dengan penghargaan Abdi Bakti Tani Tahun 2021. Penghargaan ini diterima langsung oleh Gubernur Kaltim H. Isran Noor dan diserahkan secara langsung oleh Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin, di Jakarta pada Selasa (14/9/21).

Data Kementerian Pertanian yang tercatat pada sistem IQFAST di Karantina Pertanian Samarinda, produk pertanian unggulan ekspor asal Provinsi Kaltim, terus meningkat.

Peningkatan terjadi sebesar Rp. 6,7 triliun pada semester I-2021 dibandingkan periode sama tahun lalu (Y oY). Adapun negara tujuan ekspor yaitu Cina, Haiti, Brazil, Malaysia, New Zealand, Jepang, Taiwan, Korea Selatan, India dan Rusia.

Wapres KH Maruf Amin mengapresiasi capaian dan kinerja sektor pertanian Indonesia yang terus mengalami kemajuan dan peningkatan produksi.

“Karena itu kita harus bersyukur bahwa di tengah disrupsi yang diakibatkan pandemi, sektor pertanian ternyata mampu hadir sebagai tulang punggung perekonomian nasional,” ujar Wapres yang didampingi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Samarinda, drh. Cahyono menyampaikan melalui keterangan persnya mengatakan, data fasilitasi ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Kalimantan Timur meningkat sebesar Rp. 6,7 triliun pada semester I-2021 dibandingkan periode sama tahun lalu (Y oY).

Adapun produk pertanian unggulan ekspor asal Provinsi Kaltim yaitu turunan produk kelapa sawit berupa RBD palm olein, RBD palm stearin, palm kernel oil, minyak sawit, palm kernel expeller, cangkang sawit, palm kernel stearin dan karet lembaran.

Karantina Pertanian Samarinda, ujar Cahyono, selain bertugas mengawasi keamanan pangan dan pengendalian mutu pertanian juga mendapat tugas khusus untuk mengawal kinerja ekspor pertanian dari Provinsi Kalimantan Timur.

“Peningkatan ini tentu sangat menggembirakan, dan semoga ini akan menambah semangat para pelaku usaha agribisnis baik petani, eksportir dan lainnya untuk terus meningkatkan kinerja ekspornya,“ ucap Cahyono.(Vb/*)

Kaltim Diversifikasi Pangan dengan Kembangkan Sukun

January 3, 2019 by  
Filed under Nusantara

SAMARINDA – vivaborneo.com, Tahun 2019 Provinsi Kaltim akan mengembangkan tanaman sukun di lahan-lahan tidak produktif dan terlantar, sebagai upaya untuk mendukung program diversifikasi pangan atau penganekaragaman konsumsi pangan. Read more

Next Page »