ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Ikan Asin Tanpa Bahan Kimia

March 6, 2013 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

TENGGARONG – vivaborneo.com, Ikan  olahan   dalam bentuk ikan asin kering seperti Gabus, Kendia, Sepat dan Repang hasil tangkapan nelayan di Danau Semayang dan Melintang Kutai Kartanegara ternyata tidak hanya diminati warga di Pulau Jawa dan Jakarta khususnya. Bahkan  ke 4  jenis ikan asin ini menjadi komoditas  ekspor.

Abdul Muin warga Desa Semayang Kecamatan Kenohan Kutai Kartanegara saat ditemui akhir Februari lalu mengakui jika setiap hari di rumah rakitnya menerima  berbagai jenis dan ukuran ikan hasil tangkapan nelayan  danau Semayang maupun Melintang. Dibantu 4 orang pembantunya ikan-ikan tersebut kemudian  diolahnya kembali menjadi ikan asin.

Proses pengolahan ikan kering ini juga tidak begitu sulit dan sangat sederhana. Pertama ikan disiangi dibuang organ perutnya hingga  menyisakan  daging ikan saja. Setelah bersih  ikan dari berbagai jenis dan ukuran itu direndam semalaman dalam bak berisi air garam non yodium. Kemudian  pagi hari ikan yang sudah terasa asin itu diangkat  untuk dilakukan penjemuran  di panas matahari. Proses penjemuran inilah yang menentukan kualitas produk.

“Jika panas terik  3 hari  ikan sudah kering,” ujarnya.

Jika sudah dianggap kering ikan lalu dikumpulkan dan  dipilah pilah sesuai jenis dan ukurannya. Setelah proses pemilahan selesai ikan dikemas  ke dalam  kotak karton tebal yang sudah berlabel dengan berat masing masing 25 kilogram.

Setelah  dikemas maka dalam waktu 3 hari ikan harus sudah sampai di Jakarta.  Menurutnya ikan kering olahannya itu paling mahal  harga perkilonya adalah jenis  Gabus.

“Untuk gabus ukuran kecil Rp 45 ribu perkilo sedang ukuran besar Rp 70 ribu/Kg. “Ada 4 jenis ukuran untuk ikan gabus ini,” katanya.

Sedang ikan kering termurah adalah jenis ikan Kendia seharga Rp 13 ribu/kg sedang ikan Sepat Rp 30 ribu/kg dan Repang Rp 15 ribu/kg. Dikatakannya setiap pekan  pihaknya mampu minimal mengirim semua jenis ikan asin itu sekitar 6 ton.

“Tujuan pengiriman utamanya adalah Jakarta,” katanya.

Dari Jakarta kemudian disebar ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Bahkan ikan hasil  tangkapan di perairan danau Semayang dan Melintang ini ada yang diekspor keluar negeri. Seperti ke Daratan Cina maupun di beberapa wilayah Asia Timur lainnya termasuk negara tetangga  Brunei, Thailand, Singapore dan Malaysia. Ikan olahan kami diminati konsumen karena dalam pengolahannya tidak menggunakan sama sekali bahan kimia.

”Ikan produk kami benar benar diolah secara alami,” demikian ujarnya. (vb/ir)    


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.