Gelora Kadrie Oening Gantikan Nama Stadion Madya Sempaja

May 30, 2022 by  
Filed under Berita

Share this news

SAMARINDA – Gubernur Kaltim H Isran Noor meresmikan perubahan nama Kompleks Stadion Madya Sempaja menjadi Gelora Kadrie Oening. Peresmian nama baru itu juga disaksikan Danrem 091/ASN Brigjen TNI Dendi Suryadi, Wali Kota Samarinda Andi Harun, keluarga dan para sahabat almarhum HM Kadrie Oening.

“Nama beliau sangat pantas diabadikan untuk bangunan infrastruktur seperti gelanggang olahraga ini. Jadi tidak perlu diragukan lagi,”  kata Gubernur Isran Noor disambut riuh aplaus hadirin di Gelora Kadrie Oening, Senin (30/5/2021).

Menurut Gubernur, banyak sejarah yang belum terungkap dari hal-hal baik yang sudah dan direncanakan oleh almarhum HM Kadrie Oening, mantan Wali Kota Samarinda periode 1967-1980 itu.

“Ini sebuah momen sejarah yang harus dicatat oleh kita semua. Beliau juga yang membersihkan becak dan menata kota. Sekarang kita tinggal menikmati dan diteruskan oleh wali kota selanjutnya,” kata Gubernur.

Beberapa warisan sejarah HM Kadrie Oening antara lain penataan Taman Hiburan Gelora menjadi Kompleks Pertokoan Citra Niaga, berperan dalam penambahan luas Kota Samarinda, relokasi Sungai Selili, konseptor Stadion Segiiri, merancang jembatan di Sungai Karang Mumus dan menggagas dibangunnya Stadion Madya Sempaja Samarinda.

HM Kadrie Oening juga dikenal sebagai pelaku sejarah peletakan dasar perubahan dan pembangunan Kota Samarinda.

Sementara perwakilan keluarga almarhum HM Kadrie Oening, Sam’ani menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada Gubernur Kaltim H Isran Noor yang merestui perubahan nama menjadi Gelora Kadrie Oening.

“Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Pak Gubernur Isran Noor dan jajaran. Kami yakin beliau tidak lupa kalau rumah almarhum HM Kadrie Oening pernah ada di depan stadion ini,” kata Sam’ani.

Sebelum peresmian juga didengarkan secara langsung testimoni dari salah satu sahabat almarhum HM Kadrie Oening, yakni H Syarifuddin Gairach.

“Ilmu beliau itu tangguh. Pertama, pengabdian hanya untuk Allah SWT. Kedua, kalifah (pemimpin) itu bukan hanya bisa memerintah tapi turun dan berjuang untuk rakyatnya. Dua kombinasi ini yang beliau jalankan,” ungkap Syarifudin Gairach. (sam/adv/kominfo kaltim)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.