Pak Isran Pulang Kampung

May 12, 2025 by  
Filed under Opini

Share this news

Catatan Rizal Effendi

SUDAH beberapa hari Gubernur Kaltim 2018-2023 H Isran Noor berada di kediaman pribadinya di Jl Adipura 21 Sungai Kunjang Samarinda. Sejumlah sanak keluarga dan kerabat senang karena cukup lama dia berada di Jakarta.

Alhamdulillah Pak Isran bulik kampung. Agak belamak (gemuk) sidin,” kata mantan Pjs Sekdaprov Kaltim Dr Meiliana, yang Jumat (9/5) kemarin merayakan milad ke-66. Kebetulan ultah Bu Mei bersamaan dengan Hadi Mulyadi, mantan wagub pendamping Isran. Tapi Hadi merayakan hari jadi yang ke-57. Lebih muda.

Kepulangan Isran juga berkaitan dengan tahlilan dua tahun meninggalnya istri beliau, almarhumah Hj Norbaiti binti Amlan. “Ya sudah dua tahun saya ditinggal Ibu. Tapi rumahnya di sini juga,” katanya sambil menunjuk makam Norbaiti yang berada di halaman samping rumah.

Makam almarhumah  Ibu Norbaiti penuh dengan bunga. Dikelilingi jamaah wanita yang datang. “Kami tak bisa melupakan kebaikan Ibu Norbaiti,” kata ibu-ibu dari Sahabat Sejati (SS), yang sering menemani Ibu Norbaiti semasa hidup.

Norbaiti meninggal dunia dalam usia 54 tahun, Rabu, 24 Mei 2023 setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta. Ia cukup lama mendapatkan perawatan di antaranya melalui kemoterapi.

Ribuan warga Kaltim menyatakan belasungkawa atas kepergian Ibu Norbaiti. Dia banyak menginspirasi kaum wanita di daerah ini. Baik sebagai ibu rumah tangga, sebagai istri kepala daerah, ketua PKK, Dekranasda, dan ketua Kwarda Pramuka, bahkan sebagai politisi wanita. Dia pernah menjadi anggota DPR RI.

“Beliau telah menjalankan tugasnya dengan baik. Sekarang kita ikhlaskan dia menghadap Yang Mahakuasa,” kata Isran ketika melepas jenazah waktu itu.

Sepeninggal Norbaiti, Isran kerap didampingi putri keduanya, Siti Rahmawati Isran yang akrab dipanggil Rahmi. Dia yang melayani keperluan dan kegiatan Isran sehari-hari. Seperti ibunya, Rahmi juga sangat mencintai sang ayah. Wajahnya juga mirip sang ibu, cantik. Dia juga mampu dan memahami apa yang dibutuhkan Isran dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan berpolitik.

Acara tahlilan Ibu Norbaiti berlangsung, Sabtu (9/5) pagi. Isran langsung yang memimpin bersama sejumlah ulama dan habib. Ratusan orang datang menghadiri sambil bersilaturahmi dengan Isran. “Ya ini juga dalam rangka kita bersilaturahmi,” katanya bersemangat.

Setelah salat subuh saya dan Pak Zainal berangkat dari Balikpapan.  Sekitar satu setengah jam sudah sampai di Samarinda. Sebelum ke Isran saya singgah dulu ke rumah Bu Mei, yang kebetulan satu kompleks. Saya sarapan di sana, karena masih banyak kue ultah. Ada juga roti canai dengan lauk kari ayam.

“Saya dikirimi teman-teman sembari  mengucapkan selamat. Ada kue ultah, buah-buahan sampai tape ketan,” kata Bu Mei tampak bahagia.

Isran juga ceria menyambut tamu-tamunya. Candanya tak berubah. “Mata saya rabun kalau lihat…,” katanya membuat jamaah tertawa.  Hebatnya Isran hapal dengan nama-nama yang datang. Ia tak segan-segan memanggil yang bersangkutan untuk duduk mendekat.

TAK BICARA POLITIK

Suasana di kediaman Isran benar-benar ramai. Seusai tahlilan Isran datang menyapa sanak keluarga termasuk ibu-ibu. Mereka juga mendaulat Isran foto selfie. Ada yang minta foto berdua saja, ada juga yang berjamaah.

Isran menghindari bicara politik. Dia lebih suka berbicara hal-hal kehidupan yang penuh tali silaturahmi. Dia memang dikenal sangat akrab dengan siapa saja. Bahkan ketika menjadi gubernur, dia tak mau tinggal di rumah dinas gubernur di Lamin Etam. Alasannya supaya masyarakat yang mau menemuinya tidak teradang penjagaan atau protokoler.

Apakah Isran benar-benar menutup diri dari kegiatan politik? Sepertinya tidak juga. Dalam beberapa pekan lalu dia terlihat datang ke kantor DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta. Kabarnya dia didorong-dorong menjadi salah satu kandidat ketua umum PPP.

“Ya memang ada yang menginginkan saya menjadi ketua umum PPP,” katanya. Sebelumnya Isran sempat menjadi ketua DPW Nasdem Kaltim. Belakangan dia mundur karena aspirasinya di Pilpres tidak terakomodir.

Kabarnya Isran juga masih berpeluang masuk ke Kabinet Merah Putih jika ada langkah dilakukannya reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo. Tempo hari sebelum Pilkada, Isran pernah mengakui ditawari Presiden Prabowo menduduki salah satu kursi kabinet.

Selain itu, ada juga yang mendorong Isran menjadi ketua atau wakil ketua Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Isran dikenal sebagai orang yang berjasa besar dalam pembangunan IKN. Karena dia sebagai gubernur Kaltim terlibat aktif di awal penetapan lokasi IKN.

Isran juga mengancam mereka yang berani-berani menolak pembangunan IKN. “Yang menolak IKN umurnya tidak terlalu panjang,” katanya begitu.

Berkaitan dengan pendanaan IKN, Isran sempat melempar gagasan. Menurut dia, biaya pembangunan IKN hampir Rp500 triliun itu bisa di-cover dengan penghasilan dari sumber daya alam (SDA) Kaltim. “Kecil itu, sepanjang hasil pengelolaan SDA Kaltim sepenuhnya dikembalikan ke daerah,” katanya sesumbar.

Saya pernah mengusulkan perlunya didirikan Isran Noor Center. Sebuah lembaga pengkajian pembangunan terutama untuk keperluan kemajuan daerah. Banyak gagasan Isran yang menarik dan inspiratif.

Misalnya soal komposisi bagi hasil pemerintah pusat dan daerah yang harus lebih banyak diarahkan ke daerah. Juga soal nasib tenaga honorer sampai soal perjuangan dana karbon. “Pemikiran terobosan Pak Isran masih dibutuhkan oleh daerah dan bangsa,” kata Rusli, jamaah yang datang ke kediaman Isran.(*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.