ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kaltim Potensial Jadi Eksportir Kedelai Terbesar di Indonesia

July 17, 2011 by  
Filed under Berita

Share this news

SAMARINDA – vivborneo.com, Pengembangan pertanian Kaltim ternyata bukan hanya potensial untuk perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, lada atau padi. Kedelai ternyata juga memiliki potensi pengembangan yang sangat besar. Jika pengembangan kedelai bisa dilakukan sejak 2012, maka 2014 Kaltim bukan hanya mencapai swasembada kedelai, tetapi menjadi  eksportir kedelai terbesar di Indonesia.

Gubernur Kaltim Awang faroek Ishak saat memanen kedelai bersama Menteri Pertanian Suswono di arena Penas beberapa waktu lalu

Gubernur Kaltim Awang faroek Ishak saat memanen kedelai bersama Menteri Pertanian Suswono di arena Penas beberapa waktu lalu

“Pengembangan penerapan teknologi imunisasi kedelai juga menyimpan potensi besar untuk mendukung pertanian Kaltim. Pengembangan pertanian kedelai sesungguhnya memiliki peluang yang sangat besar,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim Dr H Syachrumsyah Asri didampingi inovator teknologi imunisasi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kaltim, M Chary Septyadi, Minggu (17/7).

Luas pertanian kedelai Kaltim saat ini adalah 2.200 hektar dengan jumlah produksi rata-rata 1,2 ton pertahun atau hanya mencukupi  18 persen kebutuhan kedelai Kaltim. Padahal potensi pertanian Kaltim secara keseluruhan adalah 350.000 hektar.

Luasan ini akan menghasilkan produk kedelai yang jauh lebih besar dengan penerapan teknologi imunisasi kedelai dengan jenis Grobokan yang mampu menghasilkan hingga 3,2 ton perhektar sekali panen. Kelebihan lainnya, jenis ini bisa menghasilkan dua kali panen dalam setahun.

“Penting bagi Kaltim untuk mengkampanyekan Gerakan Menanam Kedelai karena potensinya yang demikian besar. Kita bisa memulainya pada 2012, setidaknya untuk 10.000 hektar awal,” kata Syachrumsyah.

Gerakan Menanam Kedelai 2012 dengan luas 10.000 hektar awal dalam asumsi panen 1,5 ton saja dikali 2 masa panen setiap tahunnya, pada 2012 Kaltim sudah akan menghasilkan 30.000 ton kedelai. Artinya, Kaltim sudah mampu mencapai swasembada kedelai.

Tahun berikutnya pengembangan Gerakan Menanam Kedelai bisa dilanjutkan dengan peningkatan luasan hingga lima kali lebih luas dan pada 2014, setidaknya Kaltim sudah menanam kedelai pada 250.000 hektar lahan.

“250.000 hektar kali 1,5 ton x 2 masa panen. 2014 Kaltim akan menghasilkan sekitar 750.000 ton kedelai. Jika itu bisa diwujudkan, maka Kaltim akan menjadi eksportir kedelai terbesar di Indonesia,” tegas Syachrumsyah, seraya menyebutkan total produksi kedelai di pulau Jawa dan Sumatera sekitar 600.000 ton setiap tahunnya.

Jenis Grobokan yang cocok ditanam di Kaltim itu memiliki hasil rendeman yang besar yakni 400 persen untuk produk tahu dan 200 persen untuk tempe. Maka pengembangannya, pasti akan sangat menguntungkan masyarakat.

Mengenai kawasan potensial pengembangan kedelai ini, Syachrumsyah menyebutkan 6 kabupaten, yakni Bulungan, Berau, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Panajam Paser Utara (PPU) dan Paser.

Penjelasan lain yang disampaikan dari asumsi 350.000 hektar lahan potensial tersebut, 150.000 hektar merupakan integrasi yang potensial dilakukan dengan pengembangan satu juta hektar sawit di Kaltim.

“Sekitar 150.000 lahan sawit baru dikerjakan dalam usia dibawah 3 tahun. Lahan ini sangat baik bila diintegrasikan dengan penanaman kedelai,” jelas Syachrumsyah.

Selain itu, di Kutai Kartanegara dan Panajam Paser Utara terdapat sekitar 50.000 hektar lahan sawah yang hanya ber-IP (indeks pertanaman) 100 atau hanya panen sekali dalam setahun. Jeda waktu panen tersebut, potensial untuk diselingi dengan penanaman kedelai yang harga pasar di tingkat petani sekarang ini telah mencapai Rp5.200 – Rp5.500 perkilogram.

“Lebih baik diselingi kedelai, ketimbang lahan itu menganggur sebelum penanaman padi. Dan jangan lupa, Kaltim masih memiliki 2,2 juta lahan bukan sawah atau lahan kering. Kalau 150.000 hektar saja lahan itu bisa dimanfaatkan, maka Kaltim akan benar-benar menjadi eksportir kedelai terbesar di Indonesia,” pungkas Syachrumsyah. (vb/sam)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.