ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Catatan PWI Peduli – Perjalanan Mengantar Pasien ke Tuban Jatim (3-habis)

August 29, 2022 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

Dikawal Escort dari Pelabuhan Tanjung Perak hingga Kedungmulyo Tuban

KMP Dharma Ferry VII merapat di dermaga Nusantara Tanjung Perak sekitar pukul 14.30 wib, ahad, 28 Agustus 2022 setelah KMP Dharma Kencana 7 bertolak dari Pelabuhan terpadat kedua di Indonesia tersebut.

Setelah KMP Dharma Ferry VII sandar yang terlebih dahulu keluar dari lambung kapal penumpang perorangan,  disusul truk-truk besar yang berada di dek 4, dilanjut truk-truk di dek 5.

Sekitar 30 menit kapal sandar, pasien di bawa ke ambulans, karena truk-truk sudah mulai habis sehingga asap yang dihasilkan dari kenalpot truk agak berkurang, ditambah blower kapal yang begitu kencang membuat udara di dalam dek 5 tidak sempat penuh asap.

Sebelum dibawa, telah dipersiapan di atas scop Schecher oleh Irawan, relawan medis ambulans PWI Kaltim peduli dengan ikatan aman jika sewaktu-waktu ada goncangan saat mengevakuasi dari kamar kapal ke mobil ambulans. Dengan dibantu ABK, proses evakuasi pun berjalan cukup lancar.

Di tengah-tengah antrian truk yang keluar dari dek 5, ambulans PWI Kaltim peduli pun meluncur perlahan dari dek 5 ke dek 4, lanjut keluar lambung kapal. Tidak ada kendala saat melakukan debarkasi.

Dengan lampu rotari yang menyala dan sirine yang meraung Ambulans PWI Kaltim peduli yang di tik-tok dan youtube dikenal dengan ambulan balap membelah jalan raya Tanjung Perak Timur. Sekitar 500 meter keluar dari pelabuhan, sudah disambut escort dari Relawan Emergency Escorting Ambulance  (EEA) Surabaya.

Jalur yang di pilih escort melewati jalan biasa menuju ke Kebo Mas arah Gresik. Memasuki gresik di sambut relawan escort yang lain, dilanjutkan hingga perbatasan Lamongan. Donny Escort EEA yang dari pelabuhan Tanjung Perak memisahkan diri menjelang masuk kota Lamongan

Sesampainya perbatasan lamongan disambut Indonesia Escorting Ambulance (IEA) Lamongan, tak lama rekan RLPA (Relawan Lamongan Pengawal Ambulance) menyambut dan lanjut pengawalan. Konvoi pengawalan ambulans PWI Kaltim peduli istirahat di mushollah Bundaran Babat untuk sholat maghrib dan sekalian makan malam karena pasien sejak siang belum ada makan, sampai-sampai harus diberi oksigen untuk menetralkan pernafasan.

Seusai istirahat lanjut perjalanan, tak lama escort dari RDGT (Relawan gawat darurat Tuban) bergabung, sehingga total yang mengawal ada 4 Escorting. Sesampai di Widang ruas jalan Surabaya-Tuban, Jalur belok kiri yang dilalui pun jalan raya Plumpang-Compreng. Lebih kurang hampir 1,5 jam baru tiba di tujuan.

AMBULANCE ISI PERTAMAX

Sesampainya di Desa Lajolor Kecamatan Singgahan Tuban, karena kondisi BBM Unit ambulans PWI Kaltim peduli sudah sekarat mau tak mau harus masuk ke SPBU.

SPBU 53.623.25 pun dimasuki ambulan balap, namun berapa kagetnya driver ambulan balap, karena dilihatnya bukan plat Tuban, petugas SPBU pun menyatakan tidak bisa mengisi Pertalite. Padahal Pertalite masih ada, alasannya harus menggunakan aplikasi. Namun karen belum download aplikasi mau tidak mau harus isi Pertamax, jika harus mendownload aplikasi dulu berapa waktu lagi dibutuhkan.

“Petugas SPBU tidak punya prikemanusia sama sekali. Ambulans sedang membawa orang sakit dipaksa isi Pertamax,” ucap Munanto tim ambulans PWI Kaltim peduli dengan lantang.

DISAMBUT WARGA

Memasuki Desa Kedungmulyo rombongan pemotor warga pun sudah menunggu dipersimpangan. Dipimpin Abdul Gafur ketua RT 01 RT. 05 Desa Kedungmulyo warga pun ramai-ramai menunjukkan arah ke rumah Slamet, orang tua dari Muhi Matur Rohmah (istri Poniran). Disetiap persimpangan ada kerumunan warga yang mengarahkan. Bak pejuang yang ditunggu-tunggu kedatangannya paska perang disambut dengan ramainya warga berkumpul.

DIANGKAT RELAWAN

Sesampai ambulans PWI Kaltim peduli memposisikan parkir di halaman rumah yang terbuat dari dinding kayu dengan lantai tanah tersebut, relawan peng escort pun dengan cekatan mengangkat Poniran yang sebelumnya terlebih dahulu di pasang scop Schecher oleh Irawan, relawan medis ambulans PWI Kaltim peduli.

Tim dari Sentra Budi Luhur Banjarbaru, Remayantie dan Yogi Styanto yang ditugaskan Badriah – Kepala Sentra Budi Luhur untuk mengawal keluarga Poniran pun tampak sudah datang di rumah pak Slamet sekitar lebih 3 jam sebelum rombongan ambulans tiba di lokasi.(mun)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.