DPMPD Kaltim Pamerkan Hasil UKM Binaan

SAMARINDA – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim meramaikan euforia Muasabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXX yang digelar di Kalimantan Timur (Kaltim), dengan memamerkan hasil  karya Unit Kegiatan Masyarakat (UKM) binaannya.

Di arena expo, stand DPMPD Kaltim membawa hasil karya UKM Desa Suka Maju Kecamatan Tenggarong Seberang berupa paving blok, plakat dan lilin yang berasal dari daur ulang limbah plastik bekas.

“UKM Suka Maju ini merupakan binaan DPMPD Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang tentunya juga kami support di provinsi,” ungkap pegawai DPMPD Kaltim Abdul Khairin, Jumat (13/9/2024) Sore.

Bukan sekedar memamerkan, UKM Suka Maju dipilih sebagai representasi Kukar sebagai salah satu daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk diperkenalkan karya dan diangkat potensi desanya.

Khairin menjelaskan, sampah dipilah berdasarkan karya yang ingin dibuat, seperti plakat yang hanya menggunakan bahan plastik dengan tekstur tebal seperti botol plastik, mangkok plastik maupun Toples plastik, serta paving blok yang dapat menggunakan seluruh jenis sampah plastik.

“Ada cara tersendiri dalam pengolahan sampahnya,” sebut Khairin.

Khairin berujar, semakin banyaknya sampah dari hari ke hari menjadi alasan DPMPD Kukar membimbing UKM Suka Maju untum membuat karya dengan bahan dasar sampah agar dapat mengurangi banyaknya limbah sampah yang ada.

Perputaran sektor ekonomi masyarakat juga menjadi pertimbangan tambahan DPMPD Kukar, mengingat paving blok atau plakat pada umumnya memiliki nilai ekonomis di pasaran bila diperjual belikan.

“Awalnya juga perlu sosialisasi ke masyarakat untuk membagi informasi mengenai manfaatnya,” terang Khairin.

Dikatakan Khairin, kegiatan UKM di Desa Suka Maju sampai saat ini masih terus berjalan intens karena pembinaan juga dilakukan oleh DPMPD Kabupaten Kota, dengan suport oleh DPMPD Kaltim. Meski belum bisa memproduksi secara masal, UKM Suka Maju terus diarahkan dalam proses pemantapan pemahaman produksi secara detail agar semakin mahir.

“Memang belum ada pabrik, jadi hanya membeli cetakan dulu dan produksinya masih dalam skala kecil,” pungkasnya. (Ain)

---