ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

PMI Samarinda Tebar Senyum Bersama Anak Yatim dan Dhuafa

March 25, 2025 by  
Filed under Berita

SAMARINDA – Kegiatan Tebar Senyum bersama Relawan (TSR) ke-9 yang digelar PMI Kota Samarinda kembali membawa kebahagiaan bagi 200 anak yatim dan dhuafa, Senin (24/3/2025).

Acara dimulai dengan berkumpul di Balai Kota Samarinda sebelum rombongan diberangkatkan menggunakan dua bus Pemkot Samarinda, tiga minibus, serta kendaraan pribadi menuju pusat perbelanjaan Robinson Samarinda Square. Tepat pukul 12.00 WITA, seluruh peserta diberikan kesempatan untuk membeli kebutuhan Lebaran dan perlengkapan sekolah.

Setiap anak mendapatkan bantuan senilai Rp750 ribu yang bisa digunakan untuk membeli pakaian, celana, sandal, atau sepatu. Mereka bebas memilih barang hingga ke kasir, dengan pembayaran langsung ditangani oleh panitia. Sebanyak 60 pendamping turut mengawal proses belanja, dengan sebagian orang tua juga ikut serta.

Setelah berbelanja, rombongan kembali ke Balai Kota untuk melaksanakan salat di musala, sebelum akhirnya disambut langsung oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun. Acara kemudian ditutup dengan buka puasa bersama.

Ketua PMI Samarinda, Decky Zulkifli, mengapresiasi dukungan berbagai pihak dalam menyukseskan acara ini. Sementara itu, Wali Kota Andi Harun menyampaikan terima kasih kepada panitia dan berharap kegiatan ini dapat terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang.

“Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut dan semakin banyak anak yang merasakan manfaatnya,” ujarnya. (tsr)

Belantara Foundation Gandeng Peneliti BRIN dan Akademisi Lakukan Kajian Keanekaragaman Fauna Burung

March 24, 2025 by  
Filed under Lingkungan Hidup

Vivaborneo.com, Riau — Menurut dokumen Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia, IBSAP 2025-2045, Indonesia merupakan rumah bagi 1.883 spesies burung atau setara dengan 18,6%  dari total seluruh spesies burung yang ada di dunia.

Salah satu wilayah di Pulau Sumatra yang menjadi habitat penting bagi kelangsungan hidup burung liar yaitu Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB), Provinsi Riau. Hasil kompilasi dari beberapa studi yang dilakukan sejak tahun 2011 oleh para peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), diketahui paling sedikit terdapat 199 spesies fauna burung yang hidup di bentang alam yang ditetapkan sebagai salah satu cagar biosfer di Indonesia oleh UNESCO pada tahun 2009 ini.

Stasiun Penelitian Humus merupakan sebuah laboratorium alam di zona inti Cagar Biosfer GSK-BB yang dikelola secara bersama oleh Belantara Foundation dan APP Group. Kawasan hutan rawa gambut sekunder yang luasnya sekitar 2.000 hektar ini memang diperuntukan bagi para peneliti dan akademisi yang berminat melakukan kajian tentang ekosistem dan keanekaragaman hayati hutan rawa gambut.

Pada 7-14 Februari 2025 lalu tim peneliti dari Belantara Foundation berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Pakuan, dan Universitas Andalas, melakukan sebuah kajian keanekaragaman fauna burung di areal batas antara hutan alam dan hutan tanaman di Stasiun Penelitian Humus Cagar Biosfer GSK-BB ini.

Salah satu anggota tim peneliti Dr. Dolly Priatna mengatakan selain untuk melihat efek tepi dan hubungan antara habitat hutan alam dan hutan tanaman bagi komunitas fauna burung, kegiatan ini juga bertujuan untuk pemutakhiran data jenis burung yang ada di Cagar Biosfer GSK-BB, khususnya di Stasiun Penelitian Humus.

“Fauna burung memiliki peran yang amat penting bagi kelangsungan sebuah ekosistem, karena mereka dapat membantu dalam pemencaran biji (seeds dispersal) dari berbagai jenis pohon hutan, serta berfungsi sebagai pengendali hama tanaman pertanian (biological control)”, ujar Dolly yang merupakan Direktur Eksekutif Belantara Foundation.

“Dengan mengetahui potensi jenis burung yang hidup di Stasiun Penelitian Humus ini, kita dapat memanfaatkannya sebagai salah satu bahan monitoring, evaluasi, serta pengelolaan jangka panjang kawasan cagar biosfer ini,” tandas Dolly, yang juga merupakan pengajar pada Program Studi Manajemen Lingkungan di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.

Berdasarkan hasil inventarisasi jenis burung di zona hutan alam (HA), zona hutan tanaman (HT), dan zona transisi antara HA dan HT menggunakan metode titik hitung (Point Count) dan jaring kabut (mist net), dijumpai 87 jenis burung.

Berdasarkan status konservasinya, terdapat 14 jenis burung yang masuk ke dalam kategori jenis burung dilindungi pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri LHK No.106 tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Jenis-jenis burung tersebut yaitu burung cangak laut (Ardea sumatrana), alap-alap capung (Microchierax fringilarius), betet ekor panjang (Psittacula longicauda), serindit melayu (Loriculus galgulus), julang jambul hitam (Rhabdotorrhinus corrugatus), rangkong badak (Buceros rhinoceros), kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus), takur ampis sumatra (Calorhamphus hayii), kipasan belang (Rhipidura javanica), tiong emas (Gracula religiosa), luntur putri (Harpactes orrhophaeus), burung madu sepah raja (Aethopyga siparaja), enggang klihingan (Anorrhinus galeritus) dan elang brontok (Nissaetus cirrhatus).

Berdasarkan status keterancaman, terdapat satu jenis burung, yaitu julang jambul hitam (Rhabdotorrhinus corrugatus), yang berstatus terancam punah atau Endangered (EN) berdasarkan daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), sebuah organisasi internasional yang sejak 1948 menjadi otoritas global mengenai status alam dan langkah-langkah yang diperlukan untuk melindunginya.

 Mengacu pada daftar merah tersebut, terdapat enam jenis burung, yaitu betet ekor panjang (Psittacula longicauda), cekakak tiongkok (Halcyon pileata), rangkong badak (Buceros rhinoceros), kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus), luntur putri (Harpactes orrhophaeus), dan kacamata biasa (Zosterops melanurus), yang berstatus rentan terhadap kepunahan atau Vulnerable (VU).

Selain itu, Terdapat enam jenis burung yang masuk kategori hampir terancam punah atau Near Threatened (NT), antara lain alap-alap capung (Microchierax fringilarius), perenjak jawa (Prinia familiaris), cipoh jantung (Aegithina viridissima), enggang klihingan (Anorrhinus galeritus), ciung air pongpong (Mabronous ptilosus), dan sempur hujan darat (Eurylaimus ochromalus).

Berdasarkan status perdagangan internasional CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), terdapat sembilan jenis burung masuk ke dalam Appendix II, yaitu daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi akan terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan.

Jenis-jenis burung tersebut adalah alap-alap capung (Microchierax fringilarius), betet ekor panjang (Psittacula longicauda), serindit melayu (Loriculus galgulus), julang jambul hitam (Rhabdotorrhinus corrugatus), rangkong badak (Buceros rhinoceros), kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus), tiong emas (Gracula religiosa), enggang klihingan (Anorrhinus galeritus), dan elang brontok (Nissaetus cirrhatus).

Tak kalah penting, terdapat lima jenis burung migran yang berhasil diidentifikasi, yaitu burung kirik-kirik laut (Merops philippinus), bentet loreng (Lanius tigrinus), baza hitam (Aviceda leuphotes), cekakak tiongkok (Halcyon pileata), dan sikatan bubik (Muscicapa dauurica).

“Cagar Biosfer GSK-BB merupakan sebuah bentang alam penting sebagai persinggahan, sebagai tempat mencari makan dan istirahat berbagai jenis burung migran, di saat musim dingin di belahan bumi bagian utara,” ucap Dr. Wilson Novarino, seorang peneliti burung senior dari Universitas Andalas.

Adi Susilo, peneliti ekologi senior dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan bahwa sangat penting menjaga keutuhan blok-blok hutan alam di dalam areal hutan tanaman, karena dapat berfungsi sebagai stepping stone bagi jenis-jenis burung yang memiliki jelajah luas. “Blok-blok hutan alam di dalam hutan tanaman ini juga sangat berpotensi dalam meningkatkan keanekaragaman fauna burung di wilayah tersebut,, pungkas Adi.(vb/*)

 

 

 

LPTQ Kaltim Ambil Bagian Sukseskan Penulisan Mushaf Nusantara

March 19, 2025 by  
Filed under Berita

SAMARINDA – Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kaltim ikut ambil bagian berpartisipasi mendukung pelaksanaan penulisan mushaf nusantara yang diselenggarakan serentak di 30 provinsi se Indonesia pada 19 Maret 2025.

“Ini sesuai surat Direktur Penerangan Agama Islam yang meminta dukungan LPTQ Provinsi dan Kanwil Kemenang terkait pelaksanaan progam penulisan mushaf nusantara,” sebut Ketua I LPTQ Provinsi Kaltim Abdul Khalid saat Penutupan Penulisan Mushaf Nusantara, di Sekretariat LPTQ Kaltim, Rabu (19/3/2025) sore.

Dikatakan, LPTQ 30 provinsi diminta membantu fasilitasi tempat kegiatan, transportasi, akomodasi, dan konsumsi selama pelaksanaan kegiatan. Di Kaltim dilaksanakan mulai pukul 08.00 Wita hingga 16.30 Wita dengan melibatkan 19 orang penulis mushaf berpengalaman nasional dan internasional untuk menulis juz 12 dan juz 22 sesuai pembagian yang ditetapkan.

“Penulis mushaf yang terlibat tidak hanya dari Samarinda, tetapi juga dari Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Paser, Balikpapan, dan Berau,” lanjut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kaltim ini.

Penulisan mushaf nusantara merupakan program yang digagas Direktorat Penerangan Agama Islam Kementrian Agama RI bekerjasama dengan LPTQ Nasional dan Lembaga Kaligrafi Alquran.

Tujuannya sebagai bagian dari upaya pelestarian dan pengembangan Al Quran bercorak khas Indonesia serta untuk peringatan Nuzulul Quran. Penulisan Mushaf Nusantara dilakukan serentak di 29 provinsi di 29 titik di Indonesia selama 10 jam dengan melibatkan 365 kaligrafi terbaik serta para juara MTQ nasional maupun internasional.

Mushaf Nusantara berukuran 100×70 cm berisi 624 halaman dengan 38 corak iluminasi yang menggambarkan ragam budaya Indonesia.

Disisi lain, berbagai kegiatan yang diselenggarakan di Sekretariat LPTQ Kaltim tidak lain wujud komitmen membumikan Al Quran di Bumi Etam Kalimantan Timur.

“Penulisan mushaf nusantara merupakan kegiatan positif dan luar biasa. Kaligrafi yang ditulis akan dibukuan secara nasional. Insya ALLAH MURI sudah menunggu akan memberikan penghargaan kepada Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama RI untuk Penulisan Mushaf dengan Penulis Kaligrafi terbanyak,” ucapnya.

Rekor MURI yang dipecahkan Penulisan Mushaf serentak dengan Kaligrafer terbanyak sebanyak 365 orang dalam waktu 10 jam dan Penulisan Mushaf dengan corak elumenisi  terbanyak sebanyak 30 corak dari 30 daerah.

“Semoga mendapatkan keberkahan bagi siapa saja yang mendukung. Semoga kegiatan ini diselenggarakan terus menerus setiap tahunnya,” tutupnya. (arf)

Tarif Pesawat Kubar – Balikpapan Turun 30 Persen

March 18, 2025 by  
Filed under Berita

Kepala UPBU Melalan Indra Rohman

SENDAWAR – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, penerbangan di UPBU Kelas III Melalan Kutai Barat (Kubar) menurunkan tarif pesawat jurusan Melak – Balikpapan. Penurunan tarif ini mulai 24 Maret hingga 7 April 2025. Sementara 31 Maret hingga tanggal 2 April tidak ada penerbangan.

“Jika dihitung persentase diperkirakan turun 30 persen,” kata Kepala UPBU Melalan Indra Rohman, Senin (17/3/2025).

Dijelaskan Indra Rohman, tarif awal  Melak ke Balikpapan yang semula Rp1.294.900,= menjadi Rp792.400,-. Sedangkan penerbangan dari Balikpapan yang semula Rp1.394.900,- menjadi Rp792.400,-

Menurut Indra Rohman, penurunan tarif ini sesuai dengan program pemerintah menurunkan harga tiket seluruh Indonesia menjelang Hari Raya Idul Fitri. Khusus di Bandara Melalan Melak Kutai Barat tarif turun sekitar Rp500 ribu.

Dijelaskan Indra, penurunan tarif tersebut diberikan maskapai kepada konsumen karena adanya pengurangan harga fuel dan juga airport tax. Selain itu juga ada pengurangan pajak.

Ia menyebut, kebijakan pemerintah ini direalisasikan seluruh maskapai. Penurunan tarif ini bukan subsidi dari pemerintah melainkan adanya penurunan biaya yang dibebankan kepada maskapai.

“Setelah tanggal 7 April 2025 harga tiket akan kembali normal,”ungkapnya. (arf).

Rumah dan Sarang Burung Walet Ludes Terbakar di Kampung Sempant

March 16, 2025 by  
Filed under Berita

SENDAWAR – Sebanyak enam belas rumah dan enam sarang burung wallet ludes terbakar di Kampung Sempant, Kecamatan Damai Kabupaten Kutai Barat, Minggu (16/3/2025).

Selain bangunan, kebakaran juga menghanguskan 5 sepeda motor. Musibah kebakaran ini terjadi pada pukul 11.20 Wita. Sebanyak 28 kepala keluarga dan 97 jiwa kehilangan tempat tinggal. Diperkirakan kerugian mencapai Rp 1 miliar lebih.

Petinggi Kampung Sempant, Mikanis mengatakan, saat kejadian ia tidak berada di tempat. Ia bersama isterinya melaksanakan ibadah. Ketika mendapat informasi kebakaran, ia bergegas pulang dan menyaksikan rumahnya sudah habis terbakar.

“Sampai di kampung rumah saya sudah rata dengan tanah, tidak satupun barang yang bisa diselamatkan,” ujarnya.

Ia menceritakan, isterinya langsung pingsan tidak sadarkan diri melihat rumahnya yang sudah habis terbakar.

Ia berharap kepada pemerintah atau BPBD untuk membantu warganya. Saat ini kebutuhan yang utama berupa terpal untuk berteduh dari panas dan hujan. Kemudian bahan makanan  karena warga hanya menyelamatkan diri dengan baju di badan dan tidak sempat menyelamatkan harta benda yang dimiliki. (arf).

Next Page »